Etty Saringendyanti, Kampung Naga,
Tasikmalaya Dalam Mitologi: Upaya Memaknai Warisan Budaya Sunda (Bandung: Penerbit
Unpad, )
Kata Kunci: Cosmology, kampung naga,
Kosmologi, Mitologi, Mythology
Penelitian “Kampung Naga, Tasikmalaya
Dalam Mitologi: Upaya Memaknai Warisan Budaya Sunda”, membahas masalah
kosmologi yang tertuang di dalam mitologi masyarakat Kampung Naga yang tinggal
di desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode arkeologi khususnya arkeologi kognitif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kosmologi Sunda yang tertuang dalam mitologi dan penataan ruang Kampung Naga
merupakan akulturasi dari ajaran lokal baik yang berasal dari masa prasejarah
khususnya tradisi megalitik, Hindu Budha, maupun ajaran Islam. Mitologi itu
tersirat dari mitos, ritual (upacara adat), dan seni tradisi. Mitos diperoleh
dari cerita lisan tentang asal usul Kampung Naga, serta mitos ruang dan waktu.
Ritual digambarkan dalam Upacara Hajat Sasih, Nyepi, Panen, dan upacara
lingkaran hidup (life cyrcle) berupa upacara gusaran dan perkawinan. Dalam pada
itu, seni tradisi yang masih dapat disaksikan di Kampung Naga adalah terbang
gembrung, angklung, serta beluk dan rengkong.
The research of “Kampung Naga (The
Dragon Village), Tasikmalaya in Mythology: Meaningly of the Sundanese Culture
Heritage,” describe about cosmology matter that involved in the mythology of
Kampung Naga society that live at Neglasari Village, Salawu District,
Tasikmalaya Regency. The method that used on this research is archaeology
method, especially cognitive archaeology.
The result of this research obtained
that Sundanese cosmology that involved in mythology and space structuring of
Kampung Naga was a shape of acculturation from local minded which originated
from the prehistoric times, especially megalitic tradition, Hindu, Budha, and
even Islam. The mythology implied from myth, ritual, and tradition art. The
Myths is obtained from oral story about the origin of Kampung Naga; and the
myth of spacial and time. The ritual described in Hajat Sasih, Nyepi, Panen,
and life cyrcle that still witnessed is gusaran and wedding ceremonial.
Afterwards, tradition art that still live in Kampung Naga is terbang gembrung,
angklung, beluk and rengkong.
Nurmaya Prahatmaja S.Sos, Studi
Tentang Karakteristik Individu Dan Karakteristik Sosial Masyarakat Kampung Naga
Dan Kaitannya Dengan Pola Pertukaran Informasi. (Bandung: Unpad)
Dalam sejarah kehidupan manusia telah
lama diakui bahwa informasi merupaan bagian yang penting bahkan seringkali
menentukan nasib seseorang. Berkaitan dengan hal ini Hammer (1986) menyebutkan
bahwa informasi saat ini diakui telah
menjadi komoditi-komoditi yang dapat dijual, diberikan, dicopy, diciptakan,
disalahgunakan, didistorsi dan bahkan dicuri. Berbicara tentang informasi tidak
seorangpun yang tidak membutuhkan informasi, apapun jenis pekerjaan dan status
mereka di masyarakat.
Adapun pengertian informasi dan konteks
komunikasi adalah merupakan suatu isi dari pesan yang berlangsung dalam proses
komunikasi. Komunikasi merupakan bagian yang integral dari kehidupan manusia,
karena manusia dalam kesehariannya tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi. Manusia
tanpa berkomunikasi tidak akan dapat bisa melaksanakan aktifitasnya, karena
setiap perilakunya adalah komunikasi. Komunikasi juga terjadi setiap saat dan
berlangsung dimana saja. Dengan kata lain manusia sepanjang hidupnya selalu berkomunikasi dengan
orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...