Minggu, 30 Juni 2013

Penelitian Kampung Naga



Etty Saringendyanti, Kampung Naga, Tasikmalaya Dalam Mitologi: Upaya Memaknai Warisan Budaya Sunda (Bandung: Penerbit Unpad, )

Kata Kunci: Cosmology, kampung naga, Kosmologi, Mitologi, Mythology
Penelitian “Kampung Naga, Tasikmalaya Dalam Mitologi: Upaya Memaknai Warisan Budaya Sunda”, membahas masalah kosmologi yang tertuang di dalam mitologi masyarakat Kampung Naga yang tinggal di desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode arkeologi khususnya arkeologi kognitif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kosmologi Sunda yang tertuang dalam mitologi dan penataan ruang Kampung Naga merupakan akulturasi dari ajaran lokal baik yang berasal dari masa prasejarah khususnya tradisi megalitik, Hindu Budha, maupun ajaran Islam. Mitologi itu tersirat dari mitos, ritual (upacara adat), dan seni tradisi. Mitos diperoleh dari cerita lisan tentang asal usul Kampung Naga, serta mitos ruang dan waktu. Ritual digambarkan dalam Upacara Hajat Sasih, Nyepi, Panen, dan upacara lingkaran hidup (life cyrcle) berupa upacara gusaran dan perkawinan. Dalam pada itu, seni tradisi yang masih dapat disaksikan di Kampung Naga adalah terbang gembrung, angklung, serta beluk dan rengkong.
The research of “Kampung Naga (The Dragon Village), Tasikmalaya in Mythology: Meaningly of the Sundanese Culture Heritage,” describe about cosmology matter that involved in the mythology of Kampung Naga society that live at Neglasari Village, Salawu District, Tasikmalaya Regency. The method that used on this research is archaeology method, especially cognitive archaeology.
The result of this research obtained that Sundanese cosmology that involved in mythology and space structuring of Kampung Naga was a shape of acculturation from local minded which originated from the prehistoric times, especially megalitic tradition, Hindu, Budha, and even Islam. The mythology implied from myth, ritual, and tradition art. The Myths is obtained from oral story about the origin of Kampung Naga; and the myth of spacial and time. The ritual described in Hajat Sasih, Nyepi, Panen, and life cyrcle that still witnessed is gusaran and wedding ceremonial. Afterwards, tradition art that still live in Kampung Naga is terbang gembrung, angklung, beluk and rengkong.

Nurmaya Prahatmaja S.Sos, Studi Tentang Karakteristik Individu Dan Karakteristik Sosial Masyarakat Kampung Naga Dan Kaitannya Dengan Pola Pertukaran Informasi. (Bandung: Unpad)

Dalam sejarah kehidupan manusia telah lama diakui bahwa informasi merupaan bagian yang penting bahkan seringkali menentukan nasib seseorang. Berkaitan dengan hal ini Hammer (1986) menyebutkan bahwa informasi  saat ini diakui telah menjadi komoditi-komoditi yang dapat dijual, diberikan, dicopy, diciptakan, disalahgunakan, didistorsi dan bahkan dicuri. Berbicara tentang informasi tidak seorangpun yang tidak membutuhkan informasi, apapun jenis pekerjaan dan status mereka di masyarakat.
Adapun pengertian informasi dan konteks komunikasi adalah merupakan suatu isi dari pesan yang berlangsung dalam proses komunikasi. Komunikasi merupakan bagian yang integral dari kehidupan manusia, karena manusia dalam kesehariannya tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi. Manusia tanpa berkomunikasi tidak akan dapat bisa melaksanakan aktifitasnya, karena setiap perilakunya adalah komunikasi. Komunikasi juga terjadi setiap saat dan berlangsung dimana saja. Dengan kata lain manusia sepanjang hidupnya selalu berkomunikasi dengan orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...