Senin, 21 Agustus 2017

LGBT Bag. 9 Sejarah LGBT

1.    Sejarah dan Faktor LGBT
Istilah LGBT ini adalah istilah modern, ia digunakan pada kali pertamadigunakan pada kali pertama pada tahun 1990. Sebelum istilah LGBTini dikenali bagi merujuk kepada gay, lesbian, biseksual, dan transgender, manusia pada zaman awal sudah mengenali golongan-golongan ini melalui ciri-ciri dan perlakuan-perlakuannya namun, memanggil mereka dengan beberapa gelaran atau penggilan yang lain. Kemudian panggilan gay ini dikenal dengan istilah LGB yang lebih khusus merujuk kepada lesbian, gay, dan biseksual. Kemudiannya, berkembang kepada LGBT dengan menambah golongan transgender. Namun sebagian daripada kaum minoriti tidak setuju dengan istilah LGBT ini karena ia dikatakan tidak merangkumi keseluruhan golongan Orientasi seksual dan identiti Gender. Oleh karena itu perbedan-perbedaan pandangan ini menyebabkan pengunaan istilah juga berbeda-beda. Susunan LGBT juga berbeda karena ada yang menggunakan GLBT yaitu Gay diletakkan pada susunan paling hadapan.
Istilah LGBT ini juga ada kalanya digunakan dengan istilah LGBTQ dengan memasukkan Q bagi mewakili golongan Queer yaitu golongan yang memayungi semua kategori di bawah orientasi seksual. Istilah LGBTIQ pula merujuk kepada istilah intersexual yaitu golongan khuntsa. Perbedaan-perbedaan pendapat ini adalah disebabkan oleh sebagian daripada mereka beranggapan, setiap golongan ini perlu disebutkan. Akronim yang paling panjang adalah LGBTQQIP2SAA yang merujuk kepada semua golongan dalam orientasi seksual dan identiti gender yaitu Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer and Questioning, Interseks, Panseksual, 2S (Two Spirit), Aseksual, dan Allies. Ketika perdebatan tentang akronim yang paling sesuai digunakan ada pula beberapa kumpulan yang menuntut supaya ia dipisahkan.
Golongan lesbian menuntut supaya tidak diletakkan dalam satu kumpulan dengan gay, begitu juga sebaliknya. Golongan transgender pula tidak setuju untuk berada dalam satu kumpulan dengan gay, lesbian, dan biseksual karena transgender bukan berdasarkan kepada orientasi seksual tetapi berdasarkan identitas gender[1]
Biasanya para kaum LGBT ini menggunakan simbolnya adalah warna pelangi sebagai simbol atau tanda komunitas LGBT.  Bagaimanapun, pelangi bukanlah warna resmi kaum LGBT sehingga pada tahun 1970-an. Pada tahun 1978, Gilbert Baker mencipta bendera pelangi (rainbow flag) yang terdiri dari pada delapan warna yaitu merah jambu, merah, oren, kuning, hijau, biru, indigo, dan ungu. Warna-warna ini menjadi bendera yang resmi bagi golongan LGBT [2] (pada waktu itu istilah LGBT belum terwujud, tetapi ia merujuk kepada gerakan Gay). Baker menciptakannya berdasarkan bendera Amerika serikat, dan menggelarkannya dengan nama “New Glory“ yang berlawanan dengan gelaran bendera amerika yaitu “Old Glory“.  New Glory menggantikan 13 jalur pada bendera Old Glory.
Bermula pada tahun 1979, hanya enam warna saja digunakan sebagai simbol yaitu merah, oren, kuning, hijau, biru, dan ungu yang tersusun secara horizontal (melintang). Warna merah berada pada tingkatan paling atas, yang digunakan hingga hari ini sebagai bendera resmi, lambang resmi, dan warna resmi sebagai simbol yang paling meluas digunakan di mana-mana sebagai kebanggan aum LGBT ini.
Selain dari bendera pelangi, terdapat beberapa simbol lain yang merujuk kepada golongan LGBT. Antaranya adalah simbol lambada, segitiga merah jambu, segitiga hitam, segitiga biseksual (gabungan dua segi tiga), simbol gender, simbol transgender, riben merah dan lain-lain lagi yang mempunyai sejarahnya yang tersendiri.
Itu artinya, LGBT ini bukan fitrah. Bukan takdir, bukan kudrat. Jika LGBT ini fitrah, takdir dan kudrat, tentu Allah tidak akan menghukum keras pelakunya. Jadi, LGBT ini adalah penyimpangan perilaku dan suatu penyakit.



[1]Suami Gay Isteri Mak Nyah moch khairul Anwar bin Ismail 31 mac 2015 http://bools.google.co.id
[2]Suami Gay Isteri Mak Nyah moch khairul Anwar bin Ismail 31 mac 2015 http://bools.google.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...