Oleh:
Abdurrahman
Dunia
hitam adalah dunia yang penuh dengan hal-hal yang dominan abu-abu, kelabu dan
kelam. Warna hitam dipersepsikan dengan sesuatu yang gelap, mengerikan,
kejahatan, perdukunan dan segala hal yang mengarah kepada hal-hal negatif. Tentu
saja itu adalah image masyarakat mengenai warna hitam, dan ini tidak secara
langsung berhubungan dengan judul dari tulisan ini.
Meninggalkan
dunia hitam berarti meninggalkan segala sesuatu yang dominan dengan kejahatan
dan hal-hal negatif lainnya. Apakah meninggalkan dunia hitam juga meninggalkan
semua yang serba hitam dan kelam? Bisa jadi, warna hitam yang dipersepsikan
dengan hal-hal yang negatif itu terkait dengan judul ini. Meninggalkan dunia
hitam berarti meninggalkan sesuatu berwarna hitam yang ada pada diri kita,
apakah itu sesuatu yang ada di luar diri kita atau yang melekat pada diri kita.
Rambut
adalah salah satu dari bagian tubuh kita
yang berwarna hitam, tentu saja ini pada umumnya masyarakat Indonesia. Ternyata
rambut kita yang berwarna hitam ini suatu saat akan berubah, menjadi putih
tentu saja. Secara wajar proses perubahan rambut yang awalnya berwarna hitam
menjadi putih terjadi dimulai pada usia 40 tahun. Pada beberapa kasus tentu
saja berbeda-beda sesuai dengan kadar hormone masing-masing manusia.
Usia
40 tahun adalah awal bagi kematangan spiritual seseorang, Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi Wasalam diangkat menjadi Nabi dan Rasul pada usia tersebut. Hingga ada
istilah Life Begin Fourthy (Kehidupan Dimulai Pada Usia Empat Puluh Tahun). Jika
rambut juga akan berubah pada usia 40 tahun maka sudah selayaknya pada usia ini
untuk memperbaiki diri, muhasabah diri karena inilah saatnya kita “Meninggalkan
Dunia Hitam”
Meninggalkan
dunia hitam bukan hanya berubahnya rambut dari putih menjadi hitam, lebih dari
itu masa ini adalah masa dimana setiap manusia akan mengalami kematangan
spiritual. Tentu saja kematangan ini bukanlah sesuatu yang datang tanpa ada
usaha, ia bukan Ilmu laduni yang datang dengan tiba-tiba, atau bukan pula
sebuah ilham atau wangsit yang datang tanpa diundang. Kematangan spiritual yang
mengiringi hilangnya warna hitam ke putih adalah hasil dari perjuangan kita
dalam menapaki usia 40 tahun.
Maka,
meninggalkan dunia hitam berarti meninggalkan segala hal yang dominan dengan
warna hitam berupa kejahatan, kesyirikan, kemunafikan, dosa dan maksiat serta
hal-hal yang dapat mengurangi keimanan kita sekaligus mengurangi nilai
kematangan spiritual kita. Selain itu ia juga bermakna ketika masa itu tiba
kita sekuat tenaga berusaha menapaki nilai-nilai spiritual bukan hanya dengan
doktrin namun dengan penuh kesadaran.
Bagaimana
bagi mereka yang belum meninggalkan dunia hitam? Tentu saja bukan alasan untuk
tidak menapaki usia ini. Tidak ada yang bisa menjamin kita bisa sampai usia
ini. Maka menyiapkan diri menuju usia kematangan spiritual adalah sebuah
keniscayaan. Karena kematangan ini adalah sesuatu yang diusahakan bukan ilham
tanpa pengorbanan. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...