Oleh: AM Bambang Prawiro
Menginjak usia 33 tahun, ada banyak hal
yang bisa saya ceritakan sebagai mozaik kehidupan seorang anak manusia yang
penuh dengan suka dan duka. Pengalaman masa kecil di kampung ternyata tidak
bisa hilang begitu saja, apalagi jika pengalaman yang menyangkut masalah
kejiwaan. Ia begitu membekas dan membentuk sebuah karakter dalam diri saya,
sebuah karakter yang terkadang saya sendiri bingung bagaimana cara
menghadapinya. Namun, demikianlah kehidupan, ia akan selalu berputar sesuai
dengan kehendakNya. Episode kehidupan yang begitu berkesan membawa saya pada
sebuah kesimpulan bahwa ternyata hidup itu memang tidak semulus jalan tol, ia
bisa menanjak hingga membutuhkan energy tambahan dan terkadang turun yang
membutuhkan keseimbangan badan. Itulah kehidupan, jika sewaktu kecil saya
selalu membayangkan bagaimana nanti kalau sudah dewasa, maka saat ini saya
selalu membayangkan bagaimana ketika masa kecil dahulu tidak pernah terpikir
bagaimana keadaan saat ini.
Bersyukur dengan segala yang telah
dilimpahkan oleh Sang Pencipta adalah hal utama yang senantiasa saya coba
lakukan. Bersyukur dengan semua kenikmatan yang ada serta bersyukur pula dengan
segala bencana yang melanda. Saya harus mengulangi lagi “Bersyukur dengan
segala kenikmatan dan ujian yang ada” artinya mensyukuri setiap kenikmatan
yang selalu kita rasakan sepanjang waktu dan yang lebih penting dari itu adalah
mensyukuri semua ujian, cobaan atau musibah yang menimpa. Karena menurut saya
sebuah ujian atau musibah sejatinya bukanlah sesuatu yang buruk, ia adalah yang
terbaik untuk kita. Maksudnya adalah setiap hal “buruk” berupa musibah yang
menurut pandangan manusia adalah bencana saya anggap sebagai sebuah karunia. Ya…
karunia yang telah menjadikan saya menjadi manusia bukan seorang dewa, tentu
saja bukan untuk menyombongkan diri jika saat ini saya mencoba terus untuk
memaknai setiap “musibah” yang menimpa saya. Sekali lagi itu bukanlah musibah
tapi karunia luar biasa yang harus senantiasa disyukuri.
Kenapa hal ini saya ceritakan? Karena episode
hidup saya memang penuh dengan ujian dan cobaan di mana sejak kecil ia
senantiasa mewarnai hidup saya. Sekadar tahaduts bi nikmah bahwa
ternyata semua “musibah” itu telah mengantarkan saya ke “derajat” yang lebih
mulia dari sebelumnya, dalam arti “musibah” tersebut telah menjadikan hidup
saya lebih bermakna dan bisa berarti bagi sesama.
Saat ini saya tidak pernah membayangkan
seandainya “musibah” itu tidak menimpa saya maka bisa jadi saya tidak akan
seperti ini adanya. Demikian pula tidak terbayang seandainya perjalanan hidup
saya dirubah cengan takdir yang lainnya niscaya saya tidak akan bisa menulis
seperti ini. Semua perjalanan hidup saya sungguh luar biasa, karena setiap satu
“musibah” yang menimpa akan setara dengan naiknya “derajat” saya sebagai
manusia. Oleh karena itu janganlah takut dengan setiap bencana yang melanda. Bahkan
seharusnya kita mensyukurinya karena ia adalah “ujian” yang akan mengantar kita
ke jalan kesuksesan…. Salam Sukses Dunia dan Akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...