Kamis, 24 Februari 2011

Divided At Empire


Oleh : Abu Aisyah

Belum lama ini saya ngobrol dengan seorang teman, ia adalah seorang yang memiliki pemahaman agama yang lumayan. Apalagi sejak di kantornya diadakan pengajian intensif setiap hari senin hingga kamis. Pemahaman agamanya semakin meningkat manakala ruang diskusi dibuka ia baru menyadari bahwa amalan-amalan yang selama ini dilakukan ternyata menyelisihi pentunjuk Nabi. Kini ia semakin semangat beribadah yang sesuai dengan sunnah. Hampir setiap buku baru yang dibawa oleh para pemateri pada kajian selepas dhuhur itu dibelinya. Ia juga mendatangkan ustadz di rumahnya untuk mengajarkan bahasa Arab.
Namun semua itu berubah ketika ia browsing di internet dan menemukan sebuah milis (mailing list) yang berisi diskusi tentang Islam. Terutama tentang kelompok-kelompok yang ada saat ini. Ia bingung, heran dan cari info ke sana ke mari untuk mengetahui topik yang diperdebatkan di milis tersebut. Pada beberapa kesempatan ia juga memberikan komentarnya.
Hati manusia siapa tahu, ia termakan subhat dalam diskusi atau tepatnya debat dalam milis tersebut. Akibatnya ia menjadi antipati dengan salah satu kelompok Islam, dan membenci simbol-simbol yang ada pada mereka. Dalam beberapa kesempatan ia menyebutkan berbagai alasan kenapa ia tidak mau lagi mengikuti kajian selepas dhuhur “Sekarang kalau ada ustadz fulan yang ngisi saya gak mau ikut” begitu katanya. Ternyata dari keterangan yang dia sebutkan kelompok yang dia maksud terlalu mengedepankan hal-hal yang sifatnya ikhtilaf (beda pendapat).
Namun kalau saya lihat sebenarnya bukan itu penyebab utama. Justru akar dari semua itu adalah pemahaman yang kurang memadai dalam menghukumi suatu kelompok dalam Islam. Akibatnya dengan mudah ia mengatakan bahwa kelompok ini sesat dan serng menghina nabi. Dari dialog yang saya lakukan dengannya dapat diambil kesimpulan bahwa semua komentar dan pendapat tentang kelompok yang ia anggap sesat tidak benar. Beberapa pendapat hanya bersifat umum dan tidak merinci kenapa ulama ini berfatwa demikian.
Terlepas dari kelompok itu bahwa ternyata saat ini umat Islam benar-benar dihadapkan pada berbagai  bentuk adu domba yang dirancang oleh musuh-musuh Islam. Sengaja setiap kelompok dihadapkan dengan kelompok lainnya. Menggali berbagai kekurangannya dan membeberkan kepada umat Islam yang kurang paham terhadap permasalahan ikhtilaf (perbedaan). Ini adalah agenda musuh-musuh Islam dalam menghancurkan Islam dari dalam. Hal ini diperparah dengan sikap umat Islam yang kian taklid dan bangga dengan kelompoknya, maka sempurnalah upaya menghancurkan Islam ini.
Jika pada masa penjajahan kita mengenal divided at empire atau politik belah bambu, maka saat ini strategi seperti ini kembali dilaksanakan. Umat Islam adalah obyek utama strategi ini, apakah kita akan diam saja? Atau hanya mengikuti apa yang akan terjadi tanpa sedikitpun berkontribusi untuk Islam ini?
Sudah saatnya bagi seluruh umat Islam untuk tidak mudah terpengaruh oleh propaganda musuh-musuh Islam dalam bentuk adu domba dengan sesama umat Islam. Pelajari kembali Islam, hal-hal mana yang dibolehkan ada perbedaan dan bagian mana yang tidak ada kompromi tentangnya. Dengan upaya ini diharapkan kisah seperti teman saya tersebut dapat dihindari, menganggap suatu kelompok lain sesat padahal dia sendiri berada di depan pintu kesesatan. Wallahu A'lam.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...