Rabu, 10 Juni 2015

SDM Syariah Menyambut Ramadhan Penuh Berkah

Dr. Abdurrahman MBP, MEI
ambp1979@yahoo.com

A. Pendahuluan
Segala puji bagi Allah ta’ala, Dialah Dzat yang berhak untuk diibadahi. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada jujungan alam Nabiyyina Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, ahli baitnya, para shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti jejak sunnahnya hingga akhir zaman.
Kemajuan zaman memunculkan berbagai persoalan baru bagi umat manusia, jika masa lalu seseorang cukup berjalan kaki untuk berangkat ke tempat aktifitas. Maka saat ini sudah jarang sekali dilakukan, ia memerlukan adanya transportasi untuk membawanya ke tempat pekerjaan. Semua itu dilakukan karena jarak dan waktu yang menjadi persoalan, sehingga penggunaan transportasi merupakan keniscayaan. Perkembangan transportasi telah memunculkan persoalan baru bagi manusia saat ini, khususnya mereka yang tinggal di pinggiran kota dan bekerja di pusat kota. Persoalan yang muncul bervariasi, yaitu yang bersifat individu maupun kolektif. Kemacetan merupakan salah satu dari persoalan kolektif yang hingga saat ini belum bisa diatasi, tentu saja kemacetan tidak hanya dilihat dari realitasnya saja. Namun penggunaan kaca mata agama akan memunculkan berbagai persoalan yang sejatinya berkaitan dengan keyakinan Islam.
Berdesak-desakan di angkutan umum, pemandangan wanita dengan busana yang tidak mencerminkan nilai-nilai Islam, waktu shalat yang sering terlewatkan hingga terpaksa menjama’ dua shalat maghrib dan isya karena masih di perjalanan. Semua itu adalah bagian kecil dari permasalahan kaum pekerja yang harus dicarikan solusinya. Tuntutan pekerjaan telah pula mengakibatkan waktu seseorang habis dengan kesibukan, bekerja dan mencari harta adalah segalanya hingga urusan agama sering kali terlupa. Demi mendapatkan sejumlah uang tidak jarang kepentingan agama diindahkan. Hal yang lebih urgen dari itu adalah aktifitas bekerja itu sendiri, di mana banyak karyawan muslim kurang menyadari bagaimana sebenarnya aktifitas kerja yang ia lakukan adalah bagian agama yang telah ditentukan oleh Allah dan rasulNya. Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna telah memberikan aturan bagaimana seharusnya setiap muslim melaksanakan pekerjaan tanpa mengorbankan nilai-nilai Keislaman.
Sebagai seorang muslim sudah selayaknya untuk senantiasa mengembalikan segala permasalahan kepada Allah dan RasulNya. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS. An-Nisaa: 59.  
Berdasarkan ayat ini maka setiap mukmin wajib untuk taat kepada Allah dan RasulNya, mengikuti seluruh aturan yang telah Allah ta’ala turunkan di dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah yang tercantum di dalam riwayat haditsnya. Selanjutnya jika terdapat perbedaan di antara mereka maka hendaklah mengembalikannya kepada keduanya. Maka ayat ini menjadi dasar bagi setiap muslim untuk mengikuti Allah dan RasulNya dalam segala aktifitas kehidupan, termasuk dalam bekerja. Pekerja atau karyawan adalah sumber daya manusia yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, agar ia selaras dengan nilai-nilai Islam maka seharusnya didasarkan kepada aturan-aturan yang ada di dalamnya, dengan kata lain ia harus bersyariah. Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis Syariah adalah setiap pekerja muslim yang mendasarkan seluruh aktifitas kerjanya sesuai dengan aturan-aturan Islam.
Pemahaman terhadap SDM berbasis Syariah adalah hal yang mutlak bagi para pekerja muslim dan pengusahanya. Ia adalah salah satu bukti ketaatan kepada Allah dan rasulNya. Allah ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. QS. Al-Ahzab: 36.
Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ
Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa. HR. An-Nawawi dengan sanad dhaif.
Hadits shahih yang semakna dengan hadits tersebut adalah sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
Tidak beriman (dengan sempuna) salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintai daripada orang tuanya, anaknya dan semua manusia. HR. Bukhari dan Muslim.
Berdasarkan ayat dan hadits tersebut maka seorang pekerja muslim sudah selayaknya untuk mengikuti seluruh aturan yang berkaitan dengan aktifitas bekerjanya sesuai dengan syariat Islam. Bagaimana hakikat dari SDM Syariah? Serta bagaimana SDM Syariah menyambut bulan Ramadhan yang mulia? Artikel ini akan membahasnya secara komprehensif. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...