Kamis, 20 Agustus 2020

Mengubah Masalah menjadi "Mashaallah"

Oleh: Abd Misno Abu Aisyah

Kehidupan itu memiliki beraneka rasa, ada suka cita dan ada duka nestapa. Hari ini kita tertawa riang gembira, mungin kemarin lusa kita berderai air mata. Bahkan terkadang suka dan duka hadir dalam satu masa dalam kehidupan kita. Demikianlah Allah Ta’ala mengajarkan kepada kita, bahwasanya kehidupan di dunia adalah fana adanya, suka cita tidak akan berjalan lama, demikian pula duka nestapa juga akan segera sirna. Ingatlah, bahwa semuanya sudah menjadi takdir dari Sang Penguasa alam semesta.

Apabila hari ini kita ditimpa berbagai masalah, duka nestapa menghampiri kita, berjuta kesedihan hadir di jiwa... Maka ingatlah bahwa masalah tersebut bisa berubah menjadi “Mashaallah” yang maknanya dengan kehendak Allah. Makna lain dari ungkapan “Mashaallah” adalah rasa kagum, heran yang positif dan ketakjuban atas kekuasaan Allah Ta’ala. Bagaimana agar masalah menjadi “Mashaallah”?

Pertama, ingatlah bahwa semua masalah yang kita hadapi itu berasal dari takdir Allah Ta’ala. Maknanya bahwa, semua yang terjadi adalah atas kehendaknya sehingga manusia harus tunduk patuh dan ridha dengannya. Semua masalah yang kita hadapi sudah tertulis bahkan sebelum kita hadir di alam fana ini. Hal ini berarti bahwa masalah yang kita hadapi adalah bagian dari takdir ini, maka meyakini semua masalah yang kita hadapi adalah solusi pertama yang harus dilalui. Jangan pernah menyesali sesuatu yang telah terjadi, mengambil pelajaran boleh darinya tapi jangan terus diungkit karena hanya akan menambah masalah baru.

Kedua, yakinlah bahwa masalah yang kita hadapi itu sudah diukur oleh Allah Ta’ala, sehingga kita akan mampu untuk menghadapinya. Bahkan Allah Ta’ala berfirman dalam kalamNya yang mulia bahwa Allah Ta’ala tidak memberikan masalah kepada seseorang melebihi kekuatannya. Artinya bahwa Allah tahu bahwa masalah yang kita hadapi itu sesuai dengan kemampuan kita untuk mengatasinya. Yakin kita bisa...

Ketiga, pasti ada hikmah di balik masalah yang kita hadapi. Yakin, bahwa setiap masalah yang ada itu ada hikmah atau pelajaran yang Allah berikan kepada kita. Tinggal aapakah kita mampu untuk menggali hikmah tersebut? Cara menggali hikmah dari masalah yang ada adalah dengan dengan berfikir yang didasari dengan keimanan bahwa semuanya adalah takdirNya, mengaitkan dengan peristiwa lainnya baik saat ini atau di masa yang akan datang, serta menemukan benang merah dari berbagai peristiwa di masa lalu yang pernah terjadi. Hikmah adalah kebaikan yang ada pada sesuatu yang semakin mendekat diri kepada Allah Ta’ala.

Keempat, pada level yang lebih tinggi ketika seseorang dapat mengambil hikmah dari berbagai masalah adalah ia bersyukur, Alhamdulillah memuji kepada Allah atas masalah yang dihadapinya. Ia meyakini bahwa justru karena ada masalah itulah kita semakin dekat kepadaNya, semakin yakin akan takdirNya dan semakin yakin pula bahwa kehidupan ini akan terus menjadi lebih baik. Bahkan sampai masalah yang paling mengerikan sekalipun kita harus bersyukur, misalnya orang tua kita meninggal. Selain mengucapkan Inna lillahi wa inna ilahi raji’un maka yakinlah bahwa meninggalnya orang tua kita adalah menjadi takdirNya. Bersyukur dengan masalah yang ada maknanya adalah dengan masalah tersebut semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, sebagai peringatan buat kita dan bukti keyakinan akan takdirNya.

Kelima, menjadikan masalah menjadi sarana untuk mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala. Berbagai masalah yang ada apabila kita hadapi dengan penuh ketaatan kepadaNya akan menjadi ladang pahala besar bagi kita, inilah ciri seorang muslim. Bersabar, bertawakal dan tetap berikhtiar dalam menghadapi masalah adalah sarana untuk mendapatkan pahal melimpah dari Sang Pencipta.

Masih banyak lagi cara agar menjadikan masalah menjadi mashaallah, maka tidak ada alasan lagi bagi setiap muslim untuk tenggelam dalam masalah, merasa susah dengan masalah, sedih dengan masalah dan terkurung dalam masalahnya. Saatnya masalah menjadi mashaallah, yaitu dengan meyakini bahwa masalah itu datang dari Allah Ta’ala, kita akan mampu untuk mengatasinya, meyakini adanya hikmah padanya, bersyukur dengan masalah yang ada dan menjadikannya sebagai sarana mendekat diri kepadanya dengan mendulang pahala dari setiap masalah yang ada. Wallahua’lam. Bogor, 01 Muharam 1442 H.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...