Kamis, 13 Agustus 2020

SPIRITUAL READING : MEMBACA BERLANDASKAN IMAN

Abdurrahman Misno BP




Membaca adalah aktifitas memaknai setiap huruf, kata dan kalimat yang ada pada sebuah tulisan. Aktifitas ini mencari makna dari setiap kata dan kalimat yang digunakan, tidak hanya terbatas pada makna bahasa, namun makna majaz yang sering digunakan penulisnya juga harus dipahami sebagaimana adanya. Sehingga aktifitas membaca pada hakikatnya adalah memaknai ide dan gagasan seorang penulis dalam karya-karyanya.

Aktifitas membaca bertujuan untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan, baik dalam bentuk ide dan gagasan atau petunjuk pelaksanaan atas suatu kegiatan atau aktifitas. Sehingga membaca menjadi cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, yang harus dilakukan oleh semua orang.

Proses memaknai sebuah tulisan serta upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dalam membaca haruslah dibekali oleh iman agar aktifitas ini memiliki banyak kemanfaatan bagi yang melakukannya. Maksudnya adalah bahwa proses membaca yang sangat bermanfaat sekali terkadang terjatuh pada aktifitas yang kurang bermanfaat, bahkan bisa jadi jatuh kepada kemaksiatan.

Membaca tulisan-tulisan yang tidak memiliki faedah untuk kehidupan atau bahkan membaca tulisan-tulisan yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan dalam Islam akan menjadi dosa. Bacaan yang berisi tulisan-tulisan pornografi, kekerasan atau penghinaan kepada Islam adalah sangat tidak dianjurkan untuk dibaca, ia harus dihancurkan karena akan dapat merusak tatanan beragama.

Perkembangan media sosial memunculkan budaya baca secara digital, sehingga berbagai bacaan bermunculan dalam format digital yang mudah diakses kapan saja, di mana saja dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Namun perkembangan ini ternyata juga dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk menulis dan memublikasikan tulisan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Maka, aktifitas membaca haruslah dilandasi oleh keimanan, yaitu membaca sesuai dengan dasar iman dan Islam. Lebih jelaslah bahwa membaca berlandaskan iman atau spiritual writing adalah aktifitas membaca yang didasarkan kepada iman Islam. Hal ini ditandai dengan niat dalam membaca, tujuan dalam memabca, bahan bacaan serta hal-hal yang ahrus diperhatikan dalam aktifitas membaca. 

Islam sebagai agama yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan sejak awal turunnya telah menekankan pentingnya membaca. Ayat pertama yang turun kepada  Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam adalah perintah untuk “Iqra” atau membaca dalam makna yang luas. Al-qur’an sendiri sebagai pedoman umat Islam berisi kata dan kalimat yang harus dibaca dan dipahami maknanya. Sehingga membaca adalah bagian tidak terpisahkan dalam peradaban Islam.

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam aktifitas membaca adalah niat dan tujuan dari membaca. Niat membaca haruslah ikhlas karena Allah Ta’ala, mengharapkan keridhaanNya serta balasan surgaNya di akhirat sana. Hal ini karena membaca yang dilakukan adalah untuk memahami keagungan Allah Ta’ala serta memahami setiap dimensi syariahNya.

Tujuan dari membaca adalah mendapatkan berbagai pengalaman dan ilmu pengetahuan sehingga akan mampu melaksanakan tugas manusia hadir di alam dunia ini, yaitu untuk beribadah kepada Allah Ta’ala saja. Dengan membaca ia akan mengetahui keagungannya, mengetahui secara menyeluruh syariahNya dan memahami adanya hikmah di setiap perintah dan laranganNya.

Selanjutnya bahwa spiritual reading terkait dengan bacaan yang dibacanya. Islam secara jelas memberikan pedoman kepada umatnya agar selalu membaca, yaitu membaca yang merupakan kewajiban bagi umat Islam yaitu membaca Al-Qur’an sebagai bentuk ibadah kepadanya. Selan itu juga membaca hadits-hadits nabawi yang telah dibukuan hingga berbagai de dan gagasan ulama-ulama Islam yang telah menunagkannya ke dalam sebuah tulisan atau dalam bentuk buku. Urutan ini sangat penting karena terkait dengan bahan bacaan yang harus dibaca.

Ya... membaca Kitabullah dan kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an adalah seutama-utama membaca. Kenapa kita harus membaca AL-Qur’an? Maka jawabannya ada dua dimensi, pertama adalah sebagai bentuk ibadah kepada Allah Ta’ala, dan yang kedua menambah pengetahuan terkait dengan aturan Allah Ta’ala yang terdapat di dalamnya.

Selanjutnya membaca al-Hadits, yaitu riwayat yang datang dari Nabi Muhammad Shalallahu Alahihi wassalam terkait dengan seluruh sendi kehidupan umat manusia. Membaca al-hadits berarti memahami kehidupan Nabi dari awal beliau diangkat sebagai nabi dan rasul hingga hari ini. hadits yang telah ditulis dan disusun oleh para ulama adalah obyek bacaan wajib bagi setiap muslim. Sehingga membacanya pun mendapatkan ibadah sebagaimana membaca Al-Qur’an.

Berikutnya adalah membaca ide dan gagasan para cendekiawan muslim dalam buku-buku mereka. Ini memerlukan adanya waktu yang panjang dan pemahaman yang menyeluruh. Membaca karya-karya mereka sejatinya menelaah setiap ide dan gagasan yang muncul dari mereka. Tradisi membaca dan menulis yang sangat maju dalam sejarah awal umat Islam menjadikan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Maka membaca adalah kunci bagi kemajuan suatu peradaban.

Membaca dengan iman, berarti aktifitas membaca yang didasarkan oleh iman Islam. Sehingga apa yang dia baca haruslah selaras dengan nilai-nilai Islam. Ia tidak boleh membaca kitab suci atau buku-buku yang berasal dari agama lain, kecuali adanya ilmu yang mumpuni dan untuk dicari kelemahannya. Demikian pula tidak membaca tulisan-tulisan yang bertentangan dengan akidah Islam, misalnya ramalan dengan zodiac serta perbuatan munkar lainnya.

Sebagai umat Islam kita juga tidak boleh membaca tulisan-tulisan yang mengandung hal-hal yang diharamkan dalam Islam. Misalnya cerita pendek dewasa yang berisi adegan-adegan yang tidak diperbolehkan dalam Islam. Demikian juga tulisan dan buku yang mengandung hal-hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Hikmah dari larangan ini tentu memiliki manfaat bagi umat Islam secara keseluruhan.

Maka dapat disimpulkan bahwa spiritual reading adalah aktifitas membaca yang didasarkan kepada nilai-nilai iman Islam, aktifitas ini harus selaras dengan Islam sehingga aktifitas ini akan bermakna ibadah kepada Allah Ta’ala.  

 

Biografi Penulis

 

Penulis bernama lengkap Abdurrahman Misno BP, lahir di Cilacap 10 Mei 1979. Pendidikan terakhir adalah Program Doktoral Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2014. Saat ini menjabat sebagai Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Sahid Bogor.

Penulis telah menulis lebih dari 100 buku, khususnya terkait dengan Hukum dan Ekonomi Islam. Di antara buku yang sudah diterbitkan adalah; Islam Apa Adanya (IPB Press, 2009), Keajaiban Salam (Bumi Aksara, 2010), Sekuler Loe Gue End (Dapur Buku, 2012), Menjadi Muslim Mandiri (HSP, 2014), Pesona Budaya Sunda (Deepublish, 2014), Reception Through Selecetion Modification: Antropologi Hukum Islam di Indonesia (Deepublish, 2015), Metode Penelitian Muamalah (Salemba Empat, 2017), Metode Penelitian Hukum Islam (UIKA, 2018), HRD Syariah (Gramedia, 2012-2020), Hukum Bisnis Syariah (2020).

Selain itu juga penulis aktif dalam menulis jurnal, tulisan populer yang tersebar di beberapa media cetak dan online. Selain menulis, penulis juga menjabat sebagai Direktur Pustaka Amma Alami, sebeuah penerbitan yang fokus pada karya tulis anak bangsa. Penulis dapat dihubungi di email; drmisnomei@gmail.com.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...