Abubacer.
Begitulah orang Eropa menyebut ilmuwan Muslim terkemuka di abad ke-12 M itu.
Sejarah per adaban Islam biasa menyebutnya dengan nama Ibnu Tufail. Sejatinya,
dokter sekaligus filsuf besar dari era kejayaan Islam Spanyol itu bernama
lengkap Abu Bakar Muhammad ibnu Abdul Malik ibnu Muhammad ibnu Tufail Al-Qaisi.
Selain dikenal sebagai dokter dan filsuf besar, Ibnu Tufail menguasai ilmu
hukum dan ilmu pendidikan. Ibnu Tufail pun dicatat dalam sejarah peradaban
Islam sebagai seorang penulis, novelis, dan ahli agama. Pamornya sebagai dokter
yang hebat membuat Ibnu Tufail dipercaya oleh Abu Ya’kub Yusufseorang penguasa
Dinasti Al-Muwahiddun di Spanyol Islam.
Ibnu
Tufail juga termasyhur sebagai seorang politikus ulung. Kariernya di bidang politik dan pemerintahan
juga terbilang moncer. Ia sempat ditahbiskan sebagai pejabat di pengadilan
Spanyol Islam. Tak cuma itu, Ibnu Tufail pun dipercaya Sultan Dinasti Mu wahiddun
menduduki jabatan menteri hingga menjadi gubernur untuk wilayah Sabtah dan
Tonjah di Magribi dan sekretaris penguasa Granada.
Sang dokter dan ilmuwan kenamaan dari Spayol
Islam ini terlahir pada tahun 1105 M di Guadix, Granada. Setelah beranjak
dewasa, Ibnu Tufail berguru kepada Ibnu Bajjah (1100-1138 M), seorang il muwan
besar yang memiliki banyak keahlian. Berkat bimbingan sang guru yang
multitalenta itu, Ibnu Tufail pun menjelma menjadi seorang ilmuwan besar.
Pemikiran Ibnu Tufail banyak me me ngaruhi
Ibnu Rushd alias Averroes (1126- 1198 M). Ibnu Rushd dikenal se bagai salah
seorang murid Ibnu Tufail yang sukses. Bahkan, menurut catatan sejarah,
astronomer Nur Ed-Din Al-Bet rugi juga sempat menimba ilmu dari Ibnu Tufail.
Ibnu Rushd adalah murid kesayangan Ibnu Tufail. Tak heran jika ia mere ko
mendasikan Ibnu Rushd menggantikannya setelah pensiun pada 1182 M.
Suatu hari, Abu Bakar Ibnu Tufail memanggil
saya dan memberi tahu saya,’‘ tutur Ibnu Rushd dalam buku catatannya. Sang guru
memintanya untuk menggantikan posisinya. Ibnu Tufail begitu percaya kepada
kemampuan Ibnu Rushd. ‘’Saya yakin
Anda bisa karena saya tahu kemampuan Anda.’‘ Ibnu Tufail mewariskan ilmu yang
di perolehnya dari Ibnu Bajjah kepada Ibnu Rushd. Ketiga ilmuwan itu turut meno
pang perkembangan peradaban Islam di Spanyol. Itulah yang membuat Cor do ba
pusat Pemerintahan Spanyol Islam mampu mengimbangi kejayaan ke kha lifahan
Islam Abbasiyah di Baghdad.
Hayy ibn Yaqdhan Pamor Ibnu Tufail cukup
disegani para pemikir Muslim ataupun non- Muslim. Nama besarnya semakin
melambung setelah mengarang sebuah karya sastra berjudul Hayy ibn Yaqdhan
(Alive, Son of Awake). Karya sastra yang legendaris itu berupa roman filsafat
dan kisah alegori lelaki yang hidup sendiri di sebuah pulau tanpa ada hubungan
dengan manusia lain. Anak ini bernama Hayy yang dipelihara oleh Gazelle (rusa).
Ibnu Tufail menggambarkan Hayy sejak bayi tinggal sendiri di sebuah pulau yang
penuh dengan binatang buas. Hayy dibesarkan rusa. Hingga suatu saat, rusa yang
dianggap Hayy sebagai sang ‘ibu’ mati. Setelah itu, Hayy tumbuh dewasa dan
menjadi tuan di pulau tersebut.
Keadaan sedikit berubah ketika Hayy bertemu
dengan makhluk hidup yang ia pikir hewan, namun berbicara dengan bahasa lain
dan menggunakan pakaian. Dialah Absal.
Sejak bertemu Absal, Hayy belajar tentang kehidupan dan agama Islam. Sejak itu,
Hayy masuk ke ranah agama dan peradaban. Dalam novelnya, Ibnu Tufail
menggambarkan pengembaraan seorang Hayy untuk mencari sebuah kebenaran. Mencari
kebenaran ternyata bisa dilalui dengan beragam cara dan jalan. Ibnu Tufail
mencoba menyampaikan pesan bahwa setiap orang bisa mencapai kebenaran dengan
cara dan jalannya sendiri. Ibnu Tufail banyak dipengaruhi pemikiran-pemikiran
Avicenna (Ibn Sina) dan pemikiran-pemikiran Sufi.
Ibnu Tufail banyak mengangkat karakter yang
sebelumnya sempat diangkat Ibnu Sina. Buku lainnya yang ditulis Ibnu Tufail
adalah Philosophus Autodidactus. Karya besarnya dalam bidang filsafat itu
merupakan respons Ibnu Tufail terhadap ketidaklogisan filosofi Al-Ghazali yang
bertajuk The Incoherence of the Philosophers. Pada abad ke-13, Ibnu Al-Nafis
kemudian menulis Al-Risalah al- Kamiliyyah fil Siera al-Nabawiyyah atau dikenal
sebagai Theologus Autodidactus di Barat. Risalah itu merupakan respons terhadap
Philosophus Autodidactus karya Ibnu Tufail.
Pengaruh Ibnu Tufail di Barat Kehebatan novel
karya Ibnu Tufail yang berjudul Hayy ibn Yaqdhan ternyata mampu mengguncang
ranah sastra dunia Barat. Novel yang ditulisnya itu begitu digemari dan
dikagumi masyara kat Eropa. Tak heran jika novelnya itu menjadi best seller di
seluruh Eropa Barat pada abad ke-17 dan abad ke-18. Hasil karyanya dalam bidang
filsafat juga memiliki pengaruh yang mendalam terhadap filsafat Islam klasik
dan filsafat modern Barat. Karyanya telah turut menggerakkan kaum intelektual
Eropa untuk melakukan gerakan pencerahan. Pemikiran Ibnu Tufail telah
mencerahkan sejumlah ilmuwan penting Eropa, seperti Thomas Hobbes, John Locke,
Isaac Newton, dan Immanuel Kant.
Buku filsafat yang ditulisnya diterjemahkan
dalam bahasa Latin, Philosophus Autodidactus, pertama kali beredar di Barat
tahun 1671. Buku itu dialihbahasakan oleh Edward Pococke. Terjemahan bahasa
Inggrisnya pertama kali ditulis oleh Simon Ockley dan dipublikasikan pada 1708.
Novelnya pun diterjemahkan ke da lam bahasa Latin dan Inggris. Novel terjemahan
itu kemudian menginspirasikan Daniel Defoe untuk menulis Robinson Crusoe, yang
juga menceritakan gurun pasir, dan novel pertama dalam bahasa Inggris. Novel
ini juga terinspirasi dari konsep tabula rasa yang dikembangkan dalam An Essay
mengenai Human Understanding (1690) oleh John Locke, seorang mahasiswa Pococke.
Ibnu Tufail meninggal dunia pada ta hun 1185
M di Maroko. Hingga kini, namanya tetap abadi lewat karya tulis yang dihasilkannya.
Dunia Barat tetap menghormati dan
mengaguminya se bagai seorang ilmuwan hebat. Sa yang nya, justru peradaban
Islam yang kerap melupakan jasa-jasa ilmuwan Muslim di era keemasannya.
Peradaban Islam modern lebih takjub pada ilmuwan-ilmuwan Barat yang se jatinya
belajar dari ilmuwan Muslim. Tak heran jika generasi muda Muslim lebih
mengetahui ilmuwan Barat diban ding kan ilmuwan Islam. Sosok Ibnu Tu fail
sangat penting untuk dikaji dan di perkenalkan kepada generasi muda Is lam.
Sehingga, mereka bisa bangga dan me niru jejak perjuangannya. desy
susilawati
Kontribusi Sang Ilmuwan
Peradaban modern sangat berutang budi kepada
Ibnu Tufail. Baik peradaban Islam maupun Barat telah merasakan sumbangan
penting yang diberikan Ibnu Tufail. Sang dokter sekaligus filsuf kenamaan dari
Spanyol Muslim itu te lah berkontribusi besar memajukan peradab an lewat
karya-karya besarnya. Sejarah mencatat, Ibnu Tufail telah berjasa dalam
beberapa bidang, antara lain filsafat, sastra, kedokteran, dan psikologi.
Inilah sumbangan penting Ibnu Tufail bagi kemajuan sains dan sastra.
Filsafat dan sastra Dalam bidang sastra dan
filsafat, Ibnu Tufail sangat populer lewat novel filosofis bertajuk Hayy ibn
Yaqdhan. Sedangkan, dalam bidang filsafat, ia begitu termasyhur lewat bukunya
yang dikenal masyarakat Barat dengan judul Philosophus Autodidactus. Dalam Hayy
Ibn Yaqthan, Ibnu Tufail mencoba menghidupkan pendapat Mu’tazilah bahwa akal
manusia begitu kuatnya sehingga ia dapat mengetahui masalahmasalah keagamaan
seperti adanya Tuhan.
Ia
juga memaparkan wajibnya manusia ber terima kasih kepada Tuhan; kebaikan serta
kejahatan; dan kewajiban manusia berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat.
Dalam hal-hal ini, wahyu datang untuk memperkuat akal. Dan, akal orang yang
terpencil di suatu pulau, jauh dari masyarakat manusia, dapat mencapai
kesempurnaan sehingga ia sanggup menerima pancaran ilmu dari Tuhan. Sedangkan,
Philosophus Autodidactus yang tercatat sebagai sebuah karya besar dalam bidang
filsafat ditulis Ibnu Tufail sebagai respons terhadap ketidaklogisan filosofi
Al-Ghazali yang bertajuk The Incoherence of the Philosophers.
Pada
abad ke-13, Ibnu Al- Nafis kemudian menulis Al-Risalah al- Kamiliyyah fil Siera
al-Nabawiyyah atau dikenal sebagai Theologus Autodidactus di Barat. Risalah itu
merupakan respons terhadap Philosophus Autodidactus karyai Ibnu Tufail.
Kedokteran Dunia kedokteran Spanyol Islam
dikenal sebagai pusat bedah kedokteran dan anestesi. Dari Spanyol Islam-lah,
bidang kedokteran itu berkembang. Sebagai seorang dokter terkemuka di
Andalusia, Ibnu Tufail juga tercatat sebagai ilmuwan pertama yang turut
mendukung pembedahan dan autopsi mayat. Dukungannya itu
dtuangkan dalam novelnya.
Psikologi
Dalam studi psikologi, Ibnu Tufail menyumbangkan pemikirannya lewat argumen
tabula rasa. Tabula rasa secara epsitemologi dipahami sebagai seorang manusia
yang lahir tanpa isi mental bawaan. Dengan kata lain, manusia itu kosong.
Seluruh sumber pengetahuan itu diperoleh sedikit demi sedikit melalui
pengalaman dan persepsi alat indranya terhadap dunia di luar dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...