Berfilsafat adalah bagian dari
peradaban manusia. Semua peradaban yang pernah timbul didunia pasti memiliki
filsafat masing-masing. Kenyataan ini juga sekaligus membantah pandangan bahwa
yang berfilsafat hanya orang barat saja, khususnya orang yunani. Diantara
filsafat yang pernah berkembang, selain filsafat yunani adalah filsafat Persia,
cina, India, dan tentu saja filsafat islam.
Tokoh yang paling popular dan dianggap
paling berjasa dalam membuka mata barat adalah Ibn-Rusyd. Dalam dunia
intelektual barat, tokoh ini lebih dikenal dengan nama averros. Begitu
populernys Ibnu Rusyd dikalangan barat, sehingga pada tahun 1200-1650 terdapat
sebuah gerakan yang disebut viorrisme yang berusaha mengembangkan
pemikiran-pemikiran Ibnu Rusyd. Dari Ibnu Rusydlah mereka mempelajari Fisafat
yunani Aristoteles (384-322 s.M), karena Ibnu Rusyd terkenal sangat konsisten
pada filsafat Aristoteles.
Filsafat Islam, sebagaimana sejarah
muslim umumnya, telah melewati lima tahap yang berlainan. Tahap pertama
berlangsung dari abad 1 H/7 M hingga jatuhnya Baghdad. Tahap kedua adalah tahap
keguncang-guncangan selama setengah abad. Tahap ketiga merentang dari adab
ke-4/14 hingga abad ke 12/18. tahap keempat adalah tahap yang paling
menyedihkan, berlangsung sampai setengah abad, inilah zaman kegelapan islam.
Tahap kelima bermula pada pertengahan abad ke 13 /19, yang merupakan priode
renaisans modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Riwayat Hidup Ibnu Rusyd
Nama lengkapnya adalah Muhammad ibnu Ahmad bin
Muhammad Ibn Ahmad Ibn Rusyd atau Abu Al-Walid atau Averroes
lahir di Cordova, 1126M (520 H) Ia berasal dari keluarga ilmuan. Ayahnya
dan kakeknya adalah para pencinta ilmu dan merupakan ulama yang sangat disegani
di Spanyol. Ayahnya adalah Ahmad Ibnu Muhammad (487-563 H) adalah
seorang fqih (ahli hokum islam) dan pernah menjadi hakim di Cordova.
Sementara kakeknya, Muhammad Ibn Ahmad (wafat 520 H-1126 M) adalah ahli
fiqh madzhab Maliki dan imam mesjid Cordova serta pernah menjabat
sebagai hakim agung di Spanyol. Sebagaimana ayah dan kakeknya Ibnu Rusyd
juga pernah menjadi hakim agung di Spanyol.
Pendidikan awalnya dimulai dari belajar Al-Qur’an di
rumahnya sendiri dengan ayahnya. Selanjutnya ia belajar dasar-dasar ilmu
keislaman seperti Fiqh, Ushul Fiqh, Hadits, Ilmu Kalam, bahasa Arab dan Sastra.
Dalam ilmu fiqih ia belajar dan menguasai kitab Al-Muwaththa’ karya Imam
Malik.
Selain kepada ayahnya sendiri, ia juga belajar kepada Abu
Muhammad Ibn Rizq dalam disi[plin ilmu perbandingan hukum islam (fiqh
ikhtilaf) dan kepada Ibn Basykual dibidang hadits. Dalam bidang ilmu
kedokteran dan filsafat ia belajar kepada Abu Ja’far Harun al-Tardjalli
(berasal dari Trujillo). Selain itu gurunya yang berjasa dalam bidang
kedokteran adalah Ibn Zhuhr.
Pada tahun 548 H/1153 M, Ibnu Rusyd pergi ke Marakesh
(Marakusy) Maroko atas permintaan Ibnu Thufail (w. 581 H/1185
M), yang kemudian memperkenalakannya dengan khalifah Abu Ya’qub Yusuf.
Dalam pertemuan pertama anatara Ibn Rusyd dengan Khalifah terjadi proses
Tanya jawab diantara keduanya tentang asal-usul dan latar belakang Ibnu
Rusyd, selain itu mereka juga membahas tentang berbagai persoalan filsafat.
Ibnu Rusyd menyangka bahwa petanyaan ini merupakan jebakan khalifah,
karna persoalan ini sangat kurasial dan sensitif ketika itu.
Ternyata dugaan itu meleset. Khalifah
yang pencinta Ilmu ini malah berdiskusi dengan ibnu thufail tentang
masalah-masalah di atas. Khalifah Abu ya’kub dengan fasih dan lancar
menjelasan persoalan-persoalan itu dan mengutif pendapat-pendapat seperti plato
dan aristoteles. Khalifah dan ibnu thufail, sama-sama terlibat dalam
diskusi yang berat. Terlihat bahwa khalifah yang memang pencinta ilmu pengetahuan
ini sangat menguasai persoalan ilmu filsafat pendapat-pendapat mutakallimin
atau teolog Plato dan Aristiteles. Ibnu Rusyd kagum pada
pengetahuan khalifah tentang filsafat. Karenanya ia pun berani menyatakan
pendapatnya sendiri. Pertemuan pertama ini ternyata membawa berkah bagi ibnu
Rusyd. Ia diperintahkan oleh khalifah untuk menterjemahkan karya-karya aristoteles
menafsirkannya. Pertemuan itu pun mengantarkan Ibnu Rusyd untuk
menjadi qodhi di sevile setelah dua tahun mengabdi ia pun diangkat menjadi
hakim agung di kordoba, selain tu pada tahun 1182 ia kembali keistana muwahidun
di marakhes menjadi dokter pribadi khalifah pengganti ibnu thufail.
Pada tahun 1184 khalifah Abu Yakub
Yusuf meninggal dunia dan digantikan oleh putranya Abu Yusuf Ibnu Ya’kub
Al-Mansur. Pada awal pemerintahannya khalifah ini menghormati Ibnu Rusyd
sebagaimana perlakuan ayahnya, namun pada 1195 mulai terjadi kasak-kusuk
dikalangan tokoh agama, mereka mulai menyerang para filsafat dan filosof.
Inilah awal kehidupan pahit bagi Ibnu Rusyd. Ia harus berhadapan oleh
pemuka agama yang memiliki pandangan sempit dan punya kepentingan serta
ambisi-ambisi tertentu. Dengan segala cara mereka pun memfitnah Ibnu Rusyd.
Akhirnya Ibnu Rusyd diusir dari istana dan dipecat dari semua jabatnnya.
Pada tahun 1195 ia diasingkan ke Lausanne, sebuah perkampungan yahudi
yang terletak sekitar 50 km di sebela selatan cordova. Buku-bukunya dibakar di
depan umum, kecuali yang berkaitan dengan bidang kedokteran, matematika serta
astronomi yang tidak dibakar. Selain Ibn Rusyd, terdapat juga beberapa tokoh
fukaha’ dan sastrawan lainnya yang mengalami nasib yang sama, yakni Abu ‘Abd
Allah ibn Ibrahim (hakim di afrika), Abu Ja’far al-Dzahabi, Abu Rabi’
al-Khalif dan Nafish Abu al-‘Abbas.
Menurut Nurcholish, penindasan dan
hukuman terhaap Ibn Rusyd ini bermula karena Khalifah al-Mansyur ringin
mengambil hati para tokoh agama yang biasanya memiliki hubungan emosional
dengan masyarakat awam. Khalifah melakukan hal ini karena didesak oleh
keperluan untuk memobilisasi rakyatnya menghadapi pemberontakan orang-orang
Kristen Spanyol. Disamping itu,hal yang cukup menarik, sikap anti kaum muslim
Spanyol terhadap filsafat dan para filosof lebih keras daripada kaum muslim
Maghribi atau Arab. Ini digunakan oleh pimpinan-pimpinan agama untuk
memanas-manasi sikap anti terhadap filsafat dan cemburu kepada filosof.
Setelah pemberontakan berhasil
dipadamkan dan situasi kembali normal, khalifah menunjukkan sikap dan
kecenderungannya yang asli. Ia kembali memihak kepada pemikirab kreatif Ibn
Rusyd, sutau sikap yamg sebenarnya ia warisi dari ayahnya. Khalifah al-
Mansyur merehabilitasi Ibn Rusyd an memanggilna kembali ke istana. Ibn Rusyd
kembali mendapat perlakuan hormat. Tidak lama setelah itu, pada 19 Shafar 595
H/ 10 Desember 1197 Ibn Rusyd meninngal dunia di kota Marakesh. Beberapa tahun
setelah ia wafat, jenazahnya dipindahkan ke kampung halamannya, Cordova.http://mickeydza90.blogspot.com/2009/05/pemikiran-filsafat-ibnu-rusyd.html
- _ftn1
B. Pemikiran
Ibnu Rusyd
- Agama dan Filsafat
Masalah agama dan falsafah atau wahyu dan akal adalah bukan
hal yang baru dalam pemikiran islam, hasil pemikiran pemikiran islam tentang
hal ini tidak diterima begitu saja oleh sebagian sarjana dan ulama islam. Telah
tersebut diatas tentang reaksi Al-Ghazali terhadap pemikiran mereka seraya
menyatakan jenis-jenis kekeliruan yang diantaranya dapat digolongkan sebagai
pemikiran sesat dan kufur.
Terhadap reaksi dan sanggahan tersebut Ibnu Rusyd tampil
membela keabsahan pemikiran mereka serta membenarkan kesesuain ajaran agama
dengan pemikiran falsafah. Ia menjawab semua keberatan imam Ghazali dengan
argumen-argumen yang tidak kalah dari al-Ghazali sebelumya.
Menurut Ibnu Rusyd, Syara’ tidak bertentangan bertentangan
dengan filsafat, karena fisafat itu pada hakikatnya tidak lebih dari bernalar
tentang alam empiris ini sebagai dalil adanya pencipta. Dalam hal ini syara’pun
telah mewajibkan orang untuk mempergunakan akalnya, seperti yang jelas dalam
irman Allah : “Apakah mereka tidak memikirkan (bernalar)tentang kerajaan
langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah.” (Al-Araf: 185)
dan firman Allah suiarah Al-Hasyr: 2 yang artinya: “Hendaklah kamu mengambil
Itibar (ibarat) wahai orang-orang yang berakal”. Bernalar dan ber’itibar
hanya dapat dimungkinkan dengan menggunakan kias akali, karena yang dimaksud
dengan I’tibar itui tiadak lain dari mengambil sesuatu yang belum diktahui dari
apa yang belum diketahui.
Qyas akali merupakan suatu keperluan yang tidak dapat
dielakkan. Setiap pemikir wajib mempelajari kaidah-kaidah kias dn dalil serta
mempelajari ilmu logika dan falsafah. Bernalar dengan kaidah yang benar akan
membawa kepada kebenaran yang diajarkan agama, karena kebenaran tidak saling
bertentangan, tapi saling sesuai dan menunjang.
Seperangkat ajaran yang disebut dalam
al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sesuatu yang pada lahirnya berbeda dengan
filsafat, sehingga difahami bahwa filsafat itu bertentangan dengan agama. Dalam
hal ini Ibnu Rusyd menjawab dengan konsep takwil yang lazim digunakan dalam
masalah-masalah seperti ini.
Dalam Al-Qur’an ada ayat-ayat yang
harus difahami menurut lahirnya, tidak boleh dita’wilkan dan ada juga yang
harus dita’wilakan dari pengertian lahiriah.
Adapun jika keterangan lahiriahnya
sesuai dengan keterangan filsafat, ia wajib diterima menurut adanya. Dan jika
tidak, ia harus dita’wilkan. Namun ta’wil itu sendiri tidak sembarang orang
dapat melakukannya atau disampaikan kepada siapa saja. Yang dapat melakukan
ta’wil itu adalah para filosof atau sebagian mereka, yakni orang-orang yang
telah mantap dalam memahami ilmu pengetahuan. Adapun penyampaian ta’wil itu
dibatasi pada orang-orang yang sudah yakin, tidak kepada selain mereka yang ampang
menjadi kufur.
Agama islam kata Ibn Rusyd tidak
mengandung dalam ajarannya hal-hal yang bersifat rahasia, seperti ajaran
trinitas dalam agama Kristen. Semua ajarannya dapat dipahami akal karena akal
dapat mengetahui segala yang ada. Dari itu, iman dan pengetahuan akali
merupakan kesatuan yang tidak bertentangan, karena kebenaran itu, pada
hakikatnya adalah satu.
Akan tetapi, dalam agama ada ajaran tentang hal-hal yang
ghaib seperti malikat, kebangkitan jasad, sifat-sifat surga dan neraka dan
lain-lain sebagainya yang tidak dapat diapahami akal, maka hal-hal yang seperti
itu kata Ibn Rusyd merupakan lambing atau simbolm bagi hakikat akali. Dalam hal
ini, ia menyetujui pendapat imam al-Ghazali yang mengatakan, wajib kembali
kepada petunjuk-petunjuk agama dalam hal-hal yang tidak mampu akal memahaminya.
- Metafisika
a. Dalil wujud Allah
Dalam
membuktikan adanya Allah, Ibn Rusyd menolak dalil-dalil yang pernah dkemukakan
oleh beberapa golongan sebelumnya karena tidak sesuai dengan apa yang telah
digariskan oleh Syara’, baik dalam berbagai ayatnya, dan karena itu Ibn Rusyd
mengemukakan tiga dalil yang dipandangnya sesuai dengan al-Qur’an dalam
berbagai ayatnya, dank arena itu, Ibnu Rusyd mengemukakan tiga dalil yang
dipandangnya sesuai, tidak saja bagi orang awam, tapi juga bagi orang –orang
khusus yang terpelajar.
b. Dalil ‘inayah
(pemeliharan)
Dalil
ini berpijak pada tujuan segala sesuatu dalam kaitan dengan manusi. Artinya
segala yang ada ini dijadikan untuk tujuan kelangsungan manusia. Pertama segala
yang ada ini sesuai dengan wujud manusia. Dan kedua, kesesuaian ini bukanlah
terjadi secara kebetulan, tetapi memang sengaj diciptakan demikian oleh sang
pencipta bijaksana.
c.
Dalil Ikhtira’ (penciptaan)
Dalil
ini didasarkan pada fenomena ciptaan segala makhluk ini, seperti ciptaan pada
kehidupan benda mati dan berbagai jenis hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Menurut Ibn Rusyd, kita mengamati benda mati lalu terjadi kehidupan
padanya,sehingga yakin adanya Allah yang menciptakannya. Demikian juga berbagai
bintang dan falak di angkasa tundujk seluruhnya kepada ketentuannya. Karena itu
siapa saja yang ingin mengetahui Allah dengan sebenarnya, maka ia wajib
mengetahui hakikat segala sesuatu di alam ini agar ia dapat mengetahui ciptaan
hakiki pada semua realitas ini.
d. Dalil Gerak.
Dalil
ini berasal dari Aristoteles dan Ibn Rusyd memandangnya sebagi dalil yang
meyakinkan tentang adanya Allah seperti yang digunakan oleh Aristoteles
sebelumnya. Dalil ini menjelaskan bahwa gerak ini tidak tetap dalam suatu keadaan,
tetapi selalu berubah-ubah. Dan semua jenis gerak berakhir pada gerak pada
ruang, dan gerak pada ruang berakhir pada yang bergerak pad dzatnya dengan
sebab penggerak pertama yang tidak bergerak sama sekali, baik pada dzatnya
maupun pada sifatnya.
Akan
tetapi, Ibn Rusyd juga berakhir pada kesimpulan yang dikatakan oleh Aristoteles
bahwa gerak itu qadim.
e. Sifat-sifat Allah.
Adapun
pemikiran Ibn Rusyd tentang sifat-sifat Allah berpijak pada perbedaan alam gaib
dan alam realita. Untuk mengenal sifat-sifat Allah, Ibn Rusyd mengatakan, orang
harus menggunakan dua cara: tasybih dan tanzih (penyamaan dan pengkudusan).
Berpijak pada dasar keharusan pembedaan Allah dengan manusia, maka tidak logis
memperbandingkan dua jenis ilmu itu.
- Fisika
a.
Materi dan forma
Seperti
dalam halnya metafisika, ibnu rusyd juga di juga di pengaruhi oleh Aristoteles
dalam fisika. Dalam reori Aristoteles, ilmu fisika membahas yang ada (maujud)
yang mengalami perubahan seperti gerak dan diam. Dari dasarnya itu, ilmu fisika
adalah materi dan forma.
Menurut
Ibn Rusyd, bahwa segala sesuatu yang berada di bawah alam falk terdiri atas
materi dan forma. Materi adalah sesuatu yang darinya ia ada, sedangkan forma
adalah sesuatu yang dengannya ia menjadi ada setelah tidak ada.
b.
Sifat-sifat jisim.
Adapun
sifat-sifat jisim ada empat macam, yaitu:
Ø Gerak
Ø Diam
Ø Zaman
Ø Ruang
c. Bangunan alam.
Para filosof klasik mengatakan, bahwa bentuk bundar
adalah yang paling sempurna, sehingga gerak melingkar merupakan gerak yang paling
Afdol. Gerak inilah yang kekal lagi azali. Dengan sebab gerak ini, maka
jisim-jisim samawi memiliki bentuk bundar. Karena jisim-jisim ini bergerak
melingkar, maka alam semesta ini merupakan sesuatu planit yang bergerak
melingkar.Dan planit ini hanya satu saja, sehingga tidak ada kekosongan.
Demikianlah alam falak itu saling mengisi.
Jadi alam ini terdiri dari jisim-jisim samawi yang
tunggal dan benda-benda bumi yang terdiri dari percampuran emoat anasir melalui
falak-falak. Dari percampuran ini timbulah benda-benda padat, tumbuhan hewan,
dan akhirnya manusia.
- Manusia
Dalam
masalah manusia, Ibn Rusyd juga dipengaruhi oleh teori Aristoteles. Sebagi
bagian dari alam, manusia terdiri dari dua unsure materi dan forma.. jasad
adalah materi dan jiwa adalah forma. Seperti halnya Aristoteles, Ibnu Rusyd
membuat definisi jiwa sebagai “kesempurnaan awal bagi jisim alami yang
organis.” Jiwa disebut sebagai kesempurnaan awal untuk membedakan dengan kesempurnaan
lain yangmerupakan pelengkap darinya, seperti yang terdapat pada berbagai
perbuatan. Sedangkan disebut organis untuk menunjukan kepada jisim yang terdiri
dari anggota-anggota. Untuk menjelaskan kesempurnaan jiwa tersebut, Ibnu Rusyd
mengkaji jenis-jenis jiwa yang menurutnya ada lima:
· Jiwa Nabati
· Jiwa perasa
· Jiwa khayal
· Jiwa berfikir
· Jiwa kecendrungan
- Kenabian dan Mu’jizat
Allah
menyampaikan wahyu kepada umat manusia melalui rasulnya. Dan sebagai bukti
bahwa orang itu Rasul Allah, ia harus membawa tanda yang berasal darinya, dan
tanda ini disebut mukjizat. Pada seorang rasul, mukzizat itu meliputi dua hal
yang berhubungan dengan ilmu dan yang berhubungan dengan amal. Dalam hal yang
pertama, rasul itu memberitahukan jenis-jenis ilmu dan berbagai amal perbuatan
yang tidak lazim diketahui oleh manusia. Suatu hal yang diluar kebiasaan
pengetahuan manusia, sehingga ia tidak dapat mengetahuinya adalah bukti bahwa
orang yang membawanya adalah rasul yang menerima wahyu dari Allah, bukan dari
dirinya.
Ringkasnya
Ibnu Rusyd membedakan dua jenis mukjizat: mukjizat ekstern yang tidak sejalan
dengan sifat dan tugas kerasulan, seperti menyembuhkan penyakit, membelah bulan
dan sebagainya. Dan mukjizat intern yang sejalan dangan sifat dan tugas
kerasulan yang membawa syariat untuk kebahagiaan umat manuisia. Mukjizat
yangpertama yang berfungsi sebagai penguat sebagai kerasulan. Sedangkan yang
kedua sebagai bukti yang kuat tentang kerasulan yang hakiki dan merupakan jalan
keimanan bagi para ulama dan orang awamsesuai dengan kesanggupan akal
masing-masing.
- Politik dan Akhlak
Seperti
yang telah disebut oleh plato, Ibnu Rusyd mengatkan, sebagai makhluk social,
manusia perlu kepada pemerintah yang didasarkan kepada kerakyatan. Sedangkan
kepala pemerintah dipegang oleh orang yang telah menghabiskan sebagian umurnya
dalam dunia filsafat, dimana ia telah mencapai tingkat tinggi . pemerintahan
islam pada awalnya menurut Ibnu rusyd adalah sangat sesuai dengan teorinya
tentang revublik utama, sehingga ia mengecam khalifah muawwiyah yang
mengalihkan pemerintahan menjadi otoriter.
Dalam
pelaksanaan kekuasaan hendaknya selalu berpijak pada keadilan yang merupakan
sendinya yang esensial. Hal ini karena adil itu adalah produk ma;rifat, sedangkan
kezaliman adalah produk kejahilan.
Ibnu
Rusyd mengatakan bahwa dalam Negara utama orang tidak memerlukan lagi kepada
hakim dan dokter karena segala sesuatu berjalan secara seimbang, tidak lebih
dan tidak berrkurang.hal ini karena keutamaan itu sendiri mengandung dalam
dirinya keharusan menghormati hak orang lain dan melakukan kewajiban.
Khusus
tentang wanita , Ibnu rusyd sangat membela kedudukannya yang sangat penting
dalam Negara. Pada hakikatnya,
anita tidak berbeda dengan pria pada watak dan daya kekuatan. Dan jikapun ada,
maka itu hanya ada pada kuantitas daya dan pada beberapa bidang saja. Dan jika
dalam kerja, ia dibawa tingkat pria, tetapi iamelebihinya dalam bidang seni,
seperti music. Menurut Ibnu Rusyd, masyarakat islam tidak akan maju, selama tidak
membebaskan wanita dari berbagai ikatan dan kekangan yang membelenggu
kebebasannya.http://mickeydza90.blogspot.com/2009/05/pemikiran-filsafat-ibnu-rusyd.html
- _ftn2
C. Karya-karya
Ibn Rusyd
Ibnu Rusyd adalah seorang ulama besar dan pengulas yang dalam
filsafat Aristoteles. Kegemarannya terhadap ilmu sukar dicari
bandingnnya, karena menurut riwayat, sejak kecil sampai tuanya ia tak pernah
membaca dan menelaah kitab, kecuali pada malam ayahnya meninggal dan dalam
perkawinan dirinya.
Karangannya
meliputi berbagai-bagai ilmu, seperti fiqih, usul, bahasa, kedokteran, astronom
politik, akhlak dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh ribu lembar yang telah
ditulisnya. Buku-bukunya adakalanya merupakan karangan sendiri, atau ulasan
atau ringkasan. Karma sangat tinggi penghargaannya terhadap aristoteles, maka
tidak mengherankan jik ia memberi perhatiannya yang besar untuk mengulaskan dan
meringkaskan filsafat Aristoteles. Buku-buku yang lain yang diulasnya
adalah buku Karangan Plato, Iskandar Aphrodisias, Plotinus, Galinus,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan Ibnu Bajjah.http://mickeydza90.blogspot.com/2009/05/pemikiran-filsafat-ibnu-rusyd.html
- _ftn3
Karya-karya aslinya dari Ibnu Rusyd yang
penting, yaitu:
- Tahafut al-Tahafut (The
incoherence of the incoherence = kacau balau yang kacau). Sebuah buku
yang sampai ke Eropa, dengan rupa yang lebih terang, daripada buku-bukunya
yang pernah dibaca oleh orang Eropa sebelumnya. Dalam buku ini kelihatan
jelas pribadinya, sebagai seorang muslim yang saleh dan taat pada
agamanya. Buku ini lebih terkenal dalam kalangan filsafat dan ilmu kalam
untuk membela filsafat dari serangan al-ghazali dalam bukunya yang
berjudul Tahafut al-Falasifah.
- Kulliyat fit Thib
(aturan Umum Kedokteran), terdiri atas 16 jilid.
- Mabadiul Falasifah, Pengantar Ilmu Filsafat. Buku ini terdiri dari 12 bab.
- Tafsir Urjuza, Kitab Ilmu Pengobatan.
- Taslul,
Tentang Ilmu kalam.
- Kasful Adillah,
Sebuah buku Scholastik, buku filsafat dan agama.
- Muwafaqatil hikmatiwal Syari’ah,
persamaan filafat degan agama.
- Bidayatul Mujtahid,
perbandingan mazhab dalam fiqh dengan menyeutkan alasan-alasannya
masing-masing.
- Risalah al-kharaj (tentang perpajakan)
- Al-da’awi, dll.http://mickeydza90.blogspot.com/2009/05/pemikiran-filsafat-ibnu-rusyd.html
- _ftn4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nama
lengkap Ibnu Rusyd adalah Muhammad ibnu Ahmad bin Muhammad Ibn Ahmad Ibn
Rusyd atau Abu Al-Walid atau Averroes lahir di Cordova,
1126M (520 H) Ia berasal dari keluarga ilmuan.
Pemikiran
Ibnu Rusyd di antaranya ialah:
1. Agama dan Filsafat
Masalah
agama dan falsafah atau wahyu dan akal adalah bukan hal yang baru dalam
pemikiran islam, hasil pemikiran pemikiran islam tentang hal ini tidak diterima
begitu saja oleh sebagian sarjana dan ulama islam
2. Metafisika
meliputi:
· Dalil wujud Allah
· Dalil ‘inayah
(pemeliharan)
· Dalil Ikhtira’ (penciptaan)
· Dalil Gerak.
· Sifat-sifat Allah.
3. Fisika meliputi
· Materi dan forma
· Sifat-sifat jisim.
· Bangunan alam.
4. Manusia
Dalam masalah manusia, Ibn Rusyd juga
dipengaruhi oleh teori Aristoteles. Sebagi bagian dari alam, manusia terdiri dari dua unsure
materi dan forma.. jasad adalah materi dan jiwa adalah forma.
5. Kenabian dan Mu’jizat
Allah menyampaikan wahyu kepada umat manusia melalui
rasulnya. Dan sebagai bukti bahwa orang itu Rasul Allah, ia harus membawa tanda
yang berasal darinya, dan tanda ini disebut mukjizat. Pada seorang rasul,
mukzizat itu meliputi dua hal yang berhubungan dengan ilmu dan yang berhubungan
dengan amal. Dalam
6. Politik dan Akhlak
Seperti yang telah disebut oleh plato, Ibnu Rusyd
mengatkan, sebagai makhluk social, manusia perlu kepada pemerintah yang
didasarkan kepada kerakyatan. Sedangkan kepala pemerintah dipegang oleh orang
yang telah menghabiskan sebagian umurnya dalam dunia filsafat, dimana ia telah
mencapai tingkat tinggi .
Karya-karya aslinya dari Ibnu Rusyd
yang penting, yaitu:
· Tahafut al-Tahafut
(The incoherence of the incoherence)
· Kulliyat fit Thib
(aturan Umum Kedokteran), terdiri atas 16 jilid.
· Mabadiul Falasifah, Pengantar Ilmu
Filsafat. Buku ini terdiri
dari 12 bab.
· Tafsir Urjuza, Kitab Ilmu
Pengobatan.
· Taslul, Tentang Ilmu
kalam.
· Kasful Adillah, Sebuah buku
Scholastik, buku filsafat dan agama.
· Muwafaqatil hikmatiwal Syari’ah, persamaan filafat degan agama.
· Bidayatul Mujtahid, perbandingan
mazhab dalam fiqh dengan menyeutkan alasan-alasannya masing-masing.
· Risalah al-kharaj (tentang
perpajakan)
· Al-da’awi, dll.
http://mickeydza90.blogspot.com/2009/05/pemikiran-filsafat-ibnu-rusyd.html
- _ftnref1Muhammad Iqbal,
Ibnu Rusyd dan Averroisme, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004) h. 21-25
http://mickeydza90.blogspot.com/2009/05/pemikiran-filsafat-ibnu-rusyd.html
- _ftnref2Ahmad Daudy,
Kuliah Filsafat Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1986) h. 161-175
http://mickeydza90.blogspot.com/2009/05/pemikiran-filsafat-ibnu-rusyd.html
- _ftnref3Ahmad Hanafi, Pengantar
filsafat islam, (Bulan Bintang: Jakarta, 1991) h.
http://mickeydza90.blogspot.com/2009/05/pemikiran-filsafat-ibnu-rusyd.html
- _ftnref4Thawil Akhyar
Dasoeki, Sebuah Kompilasi Filsafat Islam, (Semarang; Dina Utama
Semarang, 1993), h.86
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...