Oleh : Azizi Noer dkk.
Kalau dimaknakan secara bahasa, hablum minallah itu adalah hubungan dengan
Allah dan hablum minan-nas adalah hubungan dengan manusia. Akan tetapi dalam
pengertian istilah syari'ah maknanya adalah sebagai berikut:
A. Hablum minallah
a. Pengertian hablum
minallah
Hablum minallah adalah perjanjian dari Allah. Yaitu masuk Islam atau
beriman dengan Islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan akhirat.
Atau tunduk kepada pemerintahan muslimin dengan jaminan dari pemerintah itu
sebagaimana yang diatur oleh Syari'ah dalam perkara hak dan kewajiban orang
kafir dzimmi yaitu orang kafir yang menjadi warga negara Islam untuk
mendapatkan jaminan perlindungan hak-haknya sebagai manusia di dalam kehidupan
dunia saja dan mendapat ancaman adzab di akhirat.
b. Cara menjalin hubungan
dengan Allah
1)
Beriman dengan
Allah SWT dan menyembah-Nya dengan melaksanakan sholat fardhu lima waktu dan
beramal sholih sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Tidak
akan terjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT, apabila kita tidak mau
beriman dengan Allah SWT, tidak mau beramal sholih sesuai dengan tuntunan Allah
dan Rasul-Nya, dan juga tidak mau melaksanakan sholat fardhu lima waktu.
2) Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun juga syirik.
Menyekutukan Allah (syirik) adalah perbuatan dosa yang amat besar dan sangat dimurkai Allah. Menyembah selain Allah, mengakui adanya tuhan yang lain selain Allah, maka itu adalah syirik, sedangkan orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik.
Menyekutukan Allah (syirik) adalah perbuatan dosa yang amat besar dan sangat dimurkai Allah. Menyembah selain Allah, mengakui adanya tuhan yang lain selain Allah, maka itu adalah syirik, sedangkan orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik.
3) Tidak mengatakan hal yang bathil (salah) tentang Allah.
Mengatakan hal yang bathil tentang Allah contohnya ialah perkataan orang-orang nasrani (kristen) bahwa Allah mempunyai anak, orang Yahudi mengatakan bahwa Allah faqir (Sangat miskin), sub-haanallaah, bahkan sebenarnya kepunyaan Allah SWT yaitu seluruh langit dan bumi beserta seluruh isinya, bahkan nyawa dan kehidupan manusia ini pun adalah milik Allah SWT.
Mengatakan hal yang bathil tentang Allah contohnya ialah perkataan orang-orang nasrani (kristen) bahwa Allah mempunyai anak, orang Yahudi mengatakan bahwa Allah faqir (Sangat miskin), sub-haanallaah, bahkan sebenarnya kepunyaan Allah SWT yaitu seluruh langit dan bumi beserta seluruh isinya, bahkan nyawa dan kehidupan manusia ini pun adalah milik Allah SWT.
4) Tidak berprasangka buruk kepada Allah. Yakinilah olehmu bahwa Allah
Maha Baik, Allah Maha Adil, Allah Maha Pengasih, Allah Maha Penyayang, Allah
Maha Bijaksana, Allah Maha Dekat, Maha Mengabulkan Doa, Maha Memberi Rezeki. Sub-haanallaah, Allah tidak akan
pernah menzolimi (menganiaya) makhluknya.
5) Mengenali Allah dengan pengenalan yang
benar. Ma'rifatullaah agar tumbuh rasa cinta kepada Allah ialah Mahabbatullaah.Untuk
mengenal Allah dengan benar jalannya adalah dengan rajin membaca, mempelajari
dan memahami Al-Qur’an kitab allah, dan jangan sekali-kali mengenali Allah
dengan cara membabi-buta mengikuti faham orang-orang yang sesat dan mengatakan
hal-hal yang tidak benar tentang Allah, serta bertentangan dengan Al-Qur’an
kitab allah. Anjuran : hafalkan olehmu asmaa-ul husnaa dan fahami maknanya,
setelah itu berdzikirlah dengan as maa-ul husna itu dengan penuh penghayatan
dan rasa cinta serta rindu kepada allah, insya Allah, akan bermanfaat bagimu di
dunia dan akhirat.
6) Meyakini dan merasakan bahwa Allah sangatlah dekat
dengan kita dan sangat menyayangi kita.
7) Bersyukur atas seluruh nikmat Allah SWT dan bersabar atas cobaan
Allah SWT atas diri kita. Bukti bahwa
kita bersyukur dan bersabar atas ketentuan Allah SWT atas diri kita ialah
kesungguhan dan kecintaan kita untuk selalu dapat melaksanakan sholat fardhu
lima waktu hingga akhir hayat kita, baik dalam keaadaan susah maupun senang,
baik dalam keadaan lapang maupun sempit, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
8) Yakin dan Tawakkal kepada Allah yang maha baik, serta bergantung
dan berharap sepenuhnya hanya kepada Allah. Hasbunallaah wani'mal wakiil,
ni'mal maulaa wani'man nashiir (Cukuplah Allah bagi kami, Allah sebaik-baik pelindung dan
sebaik-baik penolong).
9) Berakhlak mulia. Tidak akan terjalin hubungan yang baik dengan
Allah dan sesama manusia bila kita berakhlak buruk.
10) Meninggalkan semua perbuatan dosa dan maksiat, dan juga
meninggalkan hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari keridhoan Allah dan
melalaikan kita dari dzikrullaah (mengingat dan menyebut Allah dalam
rangka taat kepada Allah).
11) Hilangkan sifat sombong, tomak (rakus). Hasad (iri
hati) dan sifat-sifat tercela lainnya. Iblis dilaknat oleh Allah karena
sombong, Nabi Adam dikeluarkan dari syurga karena rakus, Qobil membunuh
saudaranya Habil karena iri hati (hasad). Sifat-sifat yang buruk akan
menghantarkan kita kepada perbuatan-perbuatan dosa yang dimurkai oleh Allah SWT.
12) Selalu bertobat dan memohon ampunan Allah SWT (istighfar).
Orang yang berdosa bertobat agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT, menerima amal ibadahnya dan meridhoinya.
Orang yang berdosa bertobat agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT, menerima amal ibadahnya dan meridhoinya.
13) Mendawamkan wudhu dan membiasakan diri kita untuk selalu dalam
keadaan suci dari hadas kecil dan besar. "Sungguh allah mencintai orang-orang
yang bertaubat dan mensucikan diri".
14) Memperbanyak dzikrullah, bahkan selalu dzikrullah
dalam setiap keadaan, baik dalam keadaaan duduk, berdiri maupun berbaring.
15) Selalu bermunajat, berdo'a, dan memohon pertolongan kepada Allah
dalam setiap urusan kita.
16) Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah yang wajib dan
bersungguh-sungguh pula di dalam melaksanakan ibadah yang sunnah untuk taqorrub
ilallaah (Mendekatkan diri pada ALLAH).
17) Setelah menjaga sholat fardhu lima waktu, jagalah pula
sholat-sholat sunnah, seperti sholat tahajjud, witir, duha, tasbih,hajat dan
lain-lain.
18)
Mengikuti dan
mencintai rosuulullah muhammad saw sebagai bukti kecintaan kita kepada allah,
dengan cara melaksanakan sunnah-sunnah Rosulullah SAW dalam kehidupan kita
sehari-hari. Semakin banyak Sunnah Rosulullah SAW yang kita laksanakan maka
semakin baik pula keimanan dan kecintaan kita kepada Allah SWT
19)
Selalu berniat
ikhlas karena Allah dalam setiap amal ibadah kita.
20)
Mengakui
kelemahan, kebodohan dan kekurangan diri kita di dalam melaksanakan semua
perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah.
21)
Merasa takut
dan malu kepada allah yang maha baik.
22)
Berdo'alah
kepada Allah. Semoga Allah melimpahkan semua kebaikannya kepada kita,di mana
dengan kebaikan-Nya itu kita dibimbing untuk melakukan hal-hal yang terbaik dan
diridhoi oleh Allah SWT. Hanya kepada Allah kita menyembah dan menghambakan
diri, hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.
c.
Jalan memperkuatkan hubungan dengan Allah
Tidak
terdapat jalan lain untuk menimbulkan hubungan dengan Allah SWT melainkan satu
sahaja. Seseorang insan hendaklah beriman dengan Allah SWT yang Esa sebagai Rab
dan Ilah bagi dirinya dan untuk sekelian makhluk di langit dan di bumi serta
mengimani sifat-sifat Uluhiyyah-Nya. Tuntutan dan kelayakannya tidak
boleh diberi kepada selain daripada Allah. Hendaklah saudara membersihkan hati
daripada segala kekaratan syirik. Apabila manusia dapat menyempurnakan semuanya
ini mengikut cara yang dituntut, akan terikatlah jalinan hubungan antaranya
dengan Allah SWT. Adapun untuk mempererat dan menyuburkan hubungan ini tertakluk
kepada dua jalan, yaitu:
jalan kefahaman dan berfikir dan jalan bekerja.
jalan kefahaman dan berfikir dan jalan bekerja.
Kaidah
menyuburkan hubungan dengan Allah SWT melalui jalan kefahaman dan tadabbur
ialah dengan cara manusia mempelajari Al-Quran dan Hadith Nabi Muhammad SAW yang
sahih dan sedaya upaya mengamatinya berulang-ulang kali dan seterusnya coba
memahaminya agar benar-benar faham. Langkah seterusnya ialah dengan mencoba
sedaya upaya untuk mengamalkannya di dalam kehidupan. Apakah sudah terjalin
hubungan diantara manusia dengan Allah SWT dalam kenyataan hidup sehingga
setelah manusia ketahui sudut-sudut ini, manusia akan coba membentangkan dan membandingkan
dengan hal keadaan manusia. Maka bertambah eratlah hubungan manusia dengan
Allah SWT. Maka untuk itu hendaklah manusia memperhatikan segenap sudut.
Sekadar mana dapat diperkuatkan perasaan ini di dalam diri manusia maka sekadar
itulah hubungan manusia dengan Allah SWT.
Dalam
konteks pertalian dengan Allah SWT, manusia adalah hamba Allah SWT. manusia
dijadikan sebagai khalifah-Nya di bumi. Kemudian, daripada Allah SWT dipindahkan
nikmat-nikmat dan pemberian-Nya yang tidak terkira kepada manusia. Bertolak
daripada sini, setelah manusia beriman maka Allah SWT telah membeli jiwa dan
harta manusia dengan surga. Lalu daripada semua itu, manusia bertanggungjawab
dihadapan-Nya. Allah SWT tidak menghisab amal-amal itu daripada segi zahir
pekerjaan saudara sahaja, tetapi juga dicatat bersama-sama dengan perbuatan
zahir itu gerak-geri, diam, niat, dan kehendak manusia. Inilah antara banyak
contoh-contoh pertalian yang telah sedia ada di antara manusia dengan Allah SWT.
Berdasarkan
kepada kefahaman ini, menjiwainya dan melaksanakan tuntutannya akan menentukan
derajat hubungan dan taqarrub saudara dengan-Nya. Sejauhmana manusia
melalaikan-Nya dan tidak memikirkan untuk menunaikan tuntutan-tuntutannya maka
sekadar itulah manusia telah menjauhi Allah dan merenggangi hubungan denganNya.
Semakin kuat saudara berjaga-jaga, berusaha untuk memelihara dan mengambil
berat terhadap urusanNya, maka semakin teguh dan mendalamlah hubungan saudara
dengan Allah SWT. Namun, jalan berfikir ini tidak akan mendatangkan buahnya
bahkan tidak mungkin kekal dalam jangka masa yang panjang sekiranya manusia tidak
sandarkan kepada jalan amal yaitu ketaatan yang ikhlas terhadap hukum Ilahi
serta membelanjakan jiwa dan harta kepada sebarang jalan yang boleh membawa mardhatillah.
Makna
ketaatan kepada hukum Ilahi ialah melakukan segala apa yang diperintahkan oleh
Allah SWT, dengan penuh kerelaan jiwa di waktu senang dan susah, sunyi dan
terang tanpa menghiraukan keuntungan dunia, malah hanya menghitung keridhoan
Allah SWT semata-mata. Ketaatan kepada hukum-hukum Ilahi juga bererti
meninggalkan sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT di waktu sunyi dan terang
dengan penuh rasa kebencian terhadap larangan itu. Jangan manusia jadikan
desakan duniawi sebagai motif untuk meninggalkan larangan Allah SWT. Manusia
tinggalkan setiap larangan itu adalah semata-mata karena Allah SWT. Inilah
jalan yang mempertingkatkan derajat ketaqwaan manusia kepada Allah.
Dalam hal yang akan meningkatkan
saudara ke derajat ihsan selepas darjat taqwa ialah dengan cara manusia berusaha
mempertingkatkan setiap amal-amal keutamaan (fadhilat-fadhilat) yang dicintai
oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Menjauhi perkara yang tercela lagi dibenci oleh
Allah SWT dan Rasul-Nya. Janganlah manusia memandang ringan dan remeh di dalam
hal membelanjakan apa yang dimiliki oleh manusia seperti jiwa, harta, masa,
usaha, kekuatan fikiran, dan kekuatan hati. Di samping itu, senantiasalah di
dalam keadaan beringat, penuh keinsafan supaya tidak tumbuh di dalam hati
saudara rasa sombong serta ujub dengan amal dan pengorbanan yang telah saudara
lakukan sehingga melupai diri sendiri lalu terlintas di dalam hati perasaan
seolah-olah manusia telah berbakti dan berbudi kepada orang. Sebaliknya
mestilah manusia rasai bahwa manusia terlalu sedikit dan terlalu kurang di
dalam melaksanakan semua yang diwajibkan Allah SWT.
d.
Rumusan
dalam hubungan antara manusia dengan Allah
Ada yang
disebut dengan rumusan timbal balik, yaitu action-reaction,
analoginya seperti ini, kalau kita mempunyai bola karet kemudian kita lempar
pelan-pelan ke arah tembok, maka bola tersebut akan memantul kembali dengan
pelan kepada kita, namum kalau kita melemparnya dengan keras maka secara
otomatis bola tersebut kembali kepada kita dengan keras. Di dalam ayat-ayat
Al-qur’an, Allah SWT menyebutkan beberapa penjelasan, fadzkuruni adzkurkum,
“bila kau ingat Aku, Aku pun ingat kamu, kalau dalam hadist qudsi dikatakan,
bila ada manusia yang mendekat kepada Aku, maka Aku akan membalasnya dengan
tidak terhitung artinya reaksinya lebih tepat dan banyak, kalau ada hamba yang
meminta maka Aku akan mendekatinya, bila datang pada-Ku berjalan maka Aku akan
menyambutnya dengan berlari”. Artinya bahwa di dalam hukum timbal balik itu
Allah lebih tepat dan lebih banyak membalasnya, dalam hadist yang lain intansurulloha
yansurkum bila engkau menolong agama Allah maka Allah akan menolongmu, itu
artinya ada timbal balik. Banyak dalam Al-qur’an yang menyebutkan rumusan tadi,
hanya saja yang perlu kita fahami bahwa rumusan timbal balik ini Allah SWT
sangat luar biasa sekali memberikan yang lebih dari apa yang kita umpankan,
terutama dalam hal kebaikan, sementara dalam hal kejelekan Allah SWT tidak
menambahnya.
Di dalam
sistem penilaian amal manusia, Allah itu berat sebelah dan cenderung berpihak
kepada manusia, kita ambil contoh siapapun diantara kita yang mempunyai nilai
jahat atau niat jelek, ketika seseorang berniat jelek itu bukan merupakan suatu
point dosa, akan tetapi kalau niatan jelek itu sudah diaplikasikan atau
dibarengi dengan tindakan maka itupun penilaiannya cuman satu point, tapi kalau
kebajikan, baru niat saja itu sudah diberikan point, dan ketika niat baik itu
dilakukan dengan tindakan maka minimal akan mendapatkan point 10, manjaa’
abil hasanati falahuu ‘asyru amtsaalihaa “Barangsiapa membawa amal yang
baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya” (QS. Al-an’am ayat
160).
Sekarang ada
rumusan timbal balik dalam hubungan antara kita dengan Allah, yaitu hamba
dengan Tuhan-Nya, ada sebuah hadist yang berbunyi, bila seseorang ingin
mengetahui tinggi rendahnya derajat di sisi Allah maka lihatlah tinggi derajat
Allah di hatimu, artinya bila Allah disertakan di hati kita jadi nomor satu di
atas segala kepentingan dan diatas segalanya maka derajat kita pun nomor satu
di sisi Allah. Bila Allah dinomor duakan, nomor tiga atau nomor ke berapa
setelah kepentingan itu dan ini. maka kitapun direndahkan derajatnya oleh Allah
SWT, maka ketika kita berdoa kepada Allah meminta agar diijabah, kadang-kadang
dari rumusan tadi keluar sebuah pernyataan, kamu mau permintaan kamu dinomor
satukan sementara perintah Tuhan saja dinomor tigakan, bila engkau menomor
satukan perintah Tuhan maka permintaanmu pun nomor satu, tapi bila suatu saat
engkau menomor duakan perintah Tuhan sampai menomor terakhirkannya, meskipun
engkau meminta-minta seribu kali pun tetap tidak akan diijabah.
Di dalam
hukum timbal balik ini sebenarnya ibadah itu ada 3 target, yaitu : 1) sah sesuai
hukum misalkan kita sholat, selama kita melaksanakan sholat dzuhur sesuai ajaran fikih yang diambil dari
Al-qur’an dan hadist syaratnya dipenuhi rukunnya dipenuhi maka menurut standar
hukum fikih sholat dzuhur kita tersebut dinyatakan sah, target pertama sudah
tercapai, tapi belum tentu sholat yang sah itu diterima oleh Allah, karena
tidak menutup kemungkinan seseorang melakukan sholat tapi hati dan niatnya
tidak benar. Seperti orang berpuasa dari pagi sampai maghrib, maka menurut
standar fikih puasanya sah tetapi ketika dia berpuasa melakukan hal-hal yang
negatif maka Allah enggan menerimanya, jadi yang pertama diterima karena sah
menurut hukum.
2) diterima,
dan yang ketiga dalam hubungan kita dengan Allah diterima oleh Allah itu dengan
harga berapa? dengan nilai berapa? karena kelulusan nilai 6 dengan kelulusan
nilai 9 itu berbeda prestasi kelulusannya, yang ini cumlaude yang ini
biasa-biasa saja.
3) bagaimana
ibadah kita sah, diterima dan diterima dengan nilai yang sangat tinggi di sisi
Allah SWT. Untuk diterima dengan nilai yang sangat tinggi ini standarnya lain, kalau
sah menurut standarnya fikih, kalau diterima dari standarnya niat dan hubungan
horizontal, kalau hubungan horiozontal seorang muslim baik maka dia akan
mendapatkan nilai point yang diterima, lulus dengan nilai standar.
Oleh karena
itu kenapa kalau durhaka kepada orang tua itu akan menjadi penghalang tidak
diterimanya sholat seseorang dan Allah enggan menerima ibadah hambanya yang
durhaka kepada orang tua. Tidak sedikit orang yang beribadah karena hubungan
horizontalnya tidak baik, ke istrinya jahat, keanak buahnya berbuat dzalim, keorang
tuanya durhaka walaupun jidatnya hitam karena bekas sujud namun Allah tetap
tidak akan menerima amal ibadahnya karena hubungan horizontal yang baik itu
adalah penentu dan penyempurna ibadah vertikal, itu rumusannya. Oleh karena itu
tahapan pertama sah, tahapan kedua diterima dan tahapan ketiga diterima dengan
nilai yang tinggi, maka yang dijadikan standar dari ketiga tahapan tersebut itu
adalah keilmuan dan kema’rifatan.
B. Hablum minannas
a. Pengertian Hablum
minannas
Hablum minannas adalah perjanjian dari kaum Mukminin dalam bentuk jaminan
keamanan bagi orang kafir dzimmi dengan membayar upeti bagi kaum
Mukminin melalui pemerintahnya untuk hidup sebagai warga negara Islam dari
kalangan minoritas non Muslim. Atau dengan bahasa lain ialah dalam berinteraksi
dengan sesama manusia, maka jaminan yang bisa dipercaya hanyalah dari kaum muslimin
yang dibimbing oleh Syari'at Allah Ta'ala.
Dengan demikian,
akhlaqul karimah dibangun di atas kerangka hubungan dengan Allah melalui
perjanjian yang diatur dalam Syari'at-Nya berkenaan dengan kewajiban menunaikan
hak-hak Allah Ta'ala dan juga kerangka hubungan dengan sesama manusia melalui
kewajiban menunaikan hak-hak sesama manusia baik yang muslim maupun yang kafir.
Dari kerangka inilah kemudian diuraikan kriteria akhlaqul karimah. Hak-hak
Allah itu ialah mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang
lain-Nya. Yaitu menunaikan tauhidullah dan menjauhi syirik, mentaati Rasul-Nya
dan menjauhi bid'ah (penyimpangan dari ajarannya). Dan inilah
sesungguhnya prinsip utama bagi akhlaqul karimah, yang kemudian dari prinsip
ini akhlaq Rasulullah SAW dipuji dan disanjung oleh Allah Ta'ala dalam
firman-Nya: “Dan sesungguhnya engkau (hai Muhammad) di atas akhlaq yang agung.”
( QS Al-Qalam : 49).
b. Cara menjalin hubungan
dengan Allah
Manusia dalam kegiatan sehari hari tidak lepas dari
interaksi sesama manusia, baik yang positif dan negatif. Disini saya mencoba
berbagi cara bagaimana cara menjalin hubungan yang baik dengan teman ataupun
dengan orang yang belum kita kenal.
Berikut
cara cara untuk menjaga sebuah hubungan pertemanan :
1. Hormatilah teman, teman biasanya sebaya dengan kita, bahkan ada
yang lebih tua dari kita, oleh karenanya sudah sepantasnya kita menghormati
yang lebih tua.
2. Tidak bercanda keterlaluan. Kalau kita bersenda gurau hal hal
yang kecil mugkin tidak masalah, tetapi kalau sudah diluar batas, maka hubungan
itu bisa langsung retak.
3. Sesekali kumpul. Biasanya jika ada waktu senggang ajak teman
teman kita untuk hangout bareng ke mall untuk makan ataupun sekadar jalan
jalan, ini berfungsi untuk mengakrabkan diri kita. Jangan terlalu sering karena
akan merasa jenuh.
4. Bantu, bantulah teman jika mengalami kesulitan, ingat membantu
dalam yang postif. Jangan sesekali membantu teman jika berbuat salah apalagi
melanggar hukum.
5. Ibadah berjamaah, selain mendapatkan pahala yang berlipat,
beribadah dengan teman akan semakin akrab dengan teman.
6. Saling mengingatkan, itu perlu karena sifat dasar
manusia adalah pelupa.
7. Berbagi, saling memberi jika mempunya rejeki lebih.
Banyak manfaat jika kita bisa menjaga hubungan dengan
teman, contohnya:
1. Jika kita kesulitan dalam hal keuangan, kita bisa
minta bantuan teman.
2. Jika kita berbisnis, kita bisa mengajak teman untuk
mengmbangkan bisnis tertentu.
3. Jika kita ingin mengeluarkan pikiran atau isi hati,
temanlah sebagai penampung itu semua.
SIMPULAN
Di dunia
ini ada yang namanya berhubungan, berhubungan dengan sesame jenis maupun tidak,
dan berhubungan dengan Allah SWT. Jadi kita harus bisa menyeimbangkan hubungan dengan
sesama manusia dengan Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...