Oleh : Abu Aisyah
Manusia itu memang cenderung suka pada
sesuatu yang mudah, indah, ngeunah dan segala yang membuat hidup
bergairah. Sayangnya seringkali semua itu hanya menjadikan manusia sibuk dengan
kesenangan-kesenangan sementara yang manfaatnya hanya bisa dirasakan saat itu
saja, sementara setelahnya yang ia dapatkan kerugian karena telah menghabiskan
waktu untuk sesuatu yang sia-sia. Tidak usahlah menunjuk ke orang lain, saya
sendiri seringkali lalai dengan hal-hal yang sifatnya hanya “hiburan” semisal
buka FB, Twoo, Twitter atau sekadar browsing mencari-cari informasi yang jika
dipikir-pikir lagi manfaatnya sangat sedikit. Bahkan lama-lama bisa jadi
sia-sia dan mengarah kepada sesuat yang subhat dan haram.
Mengatur waktu dan membaginya sesuai
dengan porsi dan skala prioritas sudah selayaknya menjadi bagian dalam
kehidupan kita. Mendisiplinkan diri untuk tidak terlalu sering melakukan
sesuatu yang tidak ada manfaatnya seharusnya bisa menjadi bagian dari gaya
hidup kita. Membagi waktu berarti mempergunakan waktu yang telah dianugerahkan
oleh Allah ta’ala sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Kata-kata harus
berarti saat itu adalah saat dimana suatu pekerjaan harus dilakukan. Contoh mudahnya
ketika pagi haru dan kita berkomitmen untuk membaca Al-Qur’an lalu menulis
beberapa artikel maka itulah waktunya, bukan untuk FB-an atau browsing yang
kurang ada manfaatnya.
Membagi waktu sangat erat kaitannya
dengan disiplin diri, jika kita dengan mudah menyuruh orang lain untuk disiplin
dan mengikuti peraturan yang kita buat, apakah kita juga mampu mendisiplinkan
diri dengan aturan-aturan yang telah kita buat sendiri? Bisa jadi akan terasa
berat ketika harus mentaati secara kaku agenda yang sudah kita tulis untuk
aktifitas hari-hari kita, namun jika kita telah berkomitmen untuk melakukan
sesuatu, apalagi sesuatu tersebut adalah positif maka lakukanlah ia walaupun
mengorbankan “kesenangan sementara” kita.
Bagaimana cara membagi waktu yang tepat
dan mendisiplinkan diri? Jawabannya sangat mudah, walaupun prakteknya susah. Komitmen
dengan apa yang telah kita rencanakan dan “paksa” diri kita untuk melakukannya.
Memaksa diri dalam tahap awal bisa jadi
akan terasa berat, godaan untuk on line dan ngobrol dengan orang lain
seringkali mengganggu kita. Sebenarnya yang kita butuhkan hanya komitmen waktu
dan memikirkan kembali segala sesuatu yang kita lakukan. Jika dalam teori membaca
kita mengenal istilah AMBAK maka dalam kehidupan sehari-haripun sepertinya
teori ini sangat sesuai. AMBAK adalah Apa Manfaatnya Bagiku? Ketika waktu kita
adalah untuk belajar atau menulis artikel tiba-tiba muncul dalam benak untuk
untuk sekadar chat, maka tanyakanlah lagi, Apa Manfaatnya Bagiku? Jika manfaat
itu besar dan memang itu yang diharapkan silahkan lakukan namun jika ada
aktifitas lain yang lebih bermanfaat maka tinggalkanlah hal-hal yang tidak ada
manfaatnya. Inilah yang telah diwanti-wanti oleh Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasalam, beliau bersabda “Salah satu dari kebaikan keislaman
seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya”. Sudahkah
aktifitas kita hari ini memberikan manfaat? Tidak hanya manfaat di dunia namun
juga manfaat di akhirat. Semoga kita bisa memanfaatkan waktu dan mendisplinkan
diri. Amin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...