Oleh : Shaleh bin Fauzan
Adapun bentuk-bentuk
loyalitas (wala') terhadap orang-orang yang beriman telah dijelaskan di dalam
Al-Qur'an dan As-Sunnah, yaitu : Pertama:
Berhijrah ke negara kaum muslimin, dan meninggalkan negara orang-orang kafir. Hijrah
artinya pindah dari negara orang-orang kafir ke negara kaum muslimin untuk
menyelamatkan Ad-Diin. Dan hijrah dalam artian serta untuk tujuan ini hukumnya
wajib sampai terbitnya matahari dari arah barat ketika Hari Kiamat. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam telah berlepas diri dari setiap muslim yang
bermukim di antara orang-orang musyrikin, maka haram bagi seorang muslim
bermukim di negara-negara kafir, kecuali jika tidak mampu berhijrah dari tempat
itu, atau dalam bermukimnya itu terdapat maslahat Ad-Diin, misalnya berdakwah
kepada Allah dan menyebarkan Islam. Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Sesungguhnya orang-orang
yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka)
malaikat bertanya : 'Dalam keadaan bagaimana kamu ini'. Mereka menjawab
:'Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)'. Para malaikat
berkata : 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi
itu'. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-
buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita
ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan
(untuk berhijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah
Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun". [An-Nisa : 97-99].
Kedua:
Membantu dan menolong kaum muslimin dalam urusan diin dan duniawi baik dengan
jiwa, harta, juga dengan lisan (perkataan). Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong
sebagian yang lain". [At-Taubah : 71]. Dan Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : (Akan tetapi) jika
mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu
wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian
antara kamu dengan mereka". [Al-Anfal : 72].
Ketiga:
Merasa sakit atas penderitaan kaum muslimin, serta berbahagia dengan kebahagian
mereka. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Perumpamaan kaum
muslimin dalam cinta kasih, dan lemah lembut serta saling menyayangi antara
mereka seperti satu jasad (tubuh) apabila satu anggotanya merasa sakit, maka
seluruh jasadnya ikut merasa sakit". Dan beliau bersabda :
"Artinya : Seorang mukmin dan
mukmin lainnya adalah bagaikan suatu bangunan yang sebagiannya menutup bagian
lainnya (seraya/sambil merapatkan antara jari-jari beliau Shallallahu 'alaihi
wa sallam)".
Keempat:
Memberi nasehat serta mencintai kebaikan kaum muslimin serta tidak menghina dan
tidak menipu mereka. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Artinya : Tidaklah seorang di
antara kamu beriman sehingga ia mencintai saudaranya seperti cintanya terhadap
dirinya sendiri". Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Seorang muslim adalah
saudara muslim yang lain ; tidak meremehkannya, dan tidak menghinanya serta
tidak menyerahkannya (kepada musuh), betapa buruknya jika seorang menghina
(meremehkan) saudaranya yang muslim ; segala yang ada pada seorang muslim
adalah haram pada muslim lainnya baik darahnya, hartanya, dan harga
dirinya". Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Janganlah kalian saling
membenci, saling bermusuhan, saling memata-matai dan janganlah sebagian kamu
menjual (berakad) terhadap (akad) lainnya, jadilah hamba-hamba Allah yang
bersaudara".
Kelima:
Menghormati dan memuliakan kaum muslimin serta tidak mengurangi kehormatan
mereka. Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh
jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh
jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) kefasikan sesudah iman dan siapa yang tidak bertaubat, maka mereka
itulah orang-orang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing
sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang". [Al-Hujurat : 11-12].
Keenam:
Senantiasa menyertai kaum muslimin baik dalam keadaan sulit maupun lapang.
Berbeda dengan orang-orang munafik yang
hanya menyertai orang-orang yang beriman dalam keadaan mudah dan senang saja
dan meninggalkan mereka dalam keadaan susah. Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : (Yaitu) orang-orang yang
menunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin).
Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata :'Bukankah kami
(turut berperang) beserta kamu?'. Dan jika orang-orang kafir mendapat
keberuntungan (kemenangan) mereka berkata :'Bukankah kami turut memenangkan
kamu, dan membela kamu dari orang-orang yang beriman". [An-Nisa: 41].
Ketujuh:
Menziarahi / mengunjungi kaum muslimin dan senang bertemu dengan mereka serta
senantiasa berkumpul bersama mereka. Disebutkan dalam hadits Qudsy:
"Artinya : Kewajiban cintaku bagi
orang-orang yang saling berkunjung kepada-Ku". Di dalam hadits lain
disebutkan :
"Artinya : Bahwa seorang laki-laki
hendak mengunjungi saudaranya karena Allah Ta'ala, lalu diutuslah oleh Allah
Ta'ala seorang malaikat untuk mengikuti perjalanannya seraya bertanya :'Hendak
kemanakah engkau ?'. Laki-laki itu menjawab :'Aku akan mengunjungi saudaraku
karena Allah Ta'ala'. kemudian malaikat itu bertanya lagi :'Apakah kunjunganmu
disebabkan suatu nikmat yang engkau harapkan dari padanya ?' Laki-laki itu
menjawab:' Tidak, tapi semata-mata dikarenakan aku mencintainya karena Allah
Ta'ala. Malaikat berkata :'Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang diutus
kepadamu untuk menyampaikan kepadamu bahwa Allah Ta'ala mencintaimu sebagaimana
kamu mencintai saudaramu karena-Nya".
Kedelapan:
Menghormati hak-hak kaum muslimin. Dengan tidak menjual (berakad) atas akad
mereka, tidak menawar terhadap tawaran mereka, tidak melamar (wanita) terhadap
lamaran mereka dan tidak menghalangi apa yang telah mereka dapatkan dari
hal-hal yang mubah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Janganlah seseorang
menjual (berakad) atas akad saudaramu. Dan janganlah melamar atas lamaran
saudaranya". Dan dalam riwayat lain disebutkan :
"Artinya : Dan janganlah menawar
atas tawaran saudaranya".
Kesembilan:
Bersikap lemah lembut terhadap orang lemah di antara mereka. sebagaimana Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Bukanlah dari golongan
kami siapa saja yang tidak menghormati yang lebih besar dan menyayangi yang
lebih kecil". Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Kalian mendapatkan
pertolongan dan mendapatkan rizki tidak lain karena adanya orang-orang lemah
diantara kalian". Dan Allah Ta'ala berfirman : "Artinya : Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya ; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia
ini". [Al-Kahfi : 28].
Kesepuluh:
Mendo'akan kaum muslimin dan memintakan ampun bagi mereka. Allah berfirman : "Artinya
: Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mu'min,
laki-laki dan perempuan". [Muhammad : 19]. Firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala : ربنا
اغفر لنا
ولإخواننا الذي سبقونا بالإيمان
“Ya Rabb kami, ampunilah kami dan
saudara-saudara kami yang beriman lebih dahulu dari kami.” (Al-Hasyr : 10).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...