NEWCASTLE,
Jaringnews.com - Untuk urusan merokok, berbagai penelitian yang dilakukan
menghasilkan kesimpulan yang sama, yakni kebiasaan ini sangat berbahaya bagi
kesehatan. Tak terkecuali dengan perokok sosial, sebutan bagi perokok yang
merokok hanya untuk bersosialisasi, frekuensinya jarang serta tidak sampai
kecanduan. Sebuah studi menemukan, perokok sosial (yang merokoknya jarang)
memiliki penurunan otak seperti perokok berat.
Studi yang
dilakukan Northumbria University di Newcastle, Inggris, mendefinisikan perokok
sosial sebagai orang yang merokok sekitar 20 batang rokok dalam seminggu atau
tiga batang sehari. Perilaku tersebut dapat menyebabkan gangguan memori dan
kesehatan mental yang lebih rendah, sama seperti mereka yang merokok 15 batang
rokok per hari.
Serangkaian tes
memori dilakukan kepada 28 perokok sosial, 28 perokok setiap hari, dan 28 bukan
perokok. Para peserta diminta untuk mengingat serangkaian tindakan yang telah
ditentukan di beberapa titik sebuah video. Salah satu contoh, diingatkan untuk
mengirim pesan SMS ke teman-teman ketika gambar toko muncul dalam video.
Hasil tes yang
dipublikasikan dalam Journal Addiction Open, psikolog dari Collaboration for
Drug and Alcohol Research Group at Northumbria's School of Life Sciences
menyatakan, kelompok perokok memiliki hasil tes lebih buruk dibandingkan
non-perokok, serta perokok sosial. Temuan ini memperkuat teori peneliti yang
menyatakan, tidak ada cara aman untuk merokok.
"Ini
merupakan penelitian baru yang menunjukkan risiko kesehatan dari merokok.
Merokok jelas mengakibatkan kerusakan pada memori," kata peneliti Tom
Heffernan, PhD, seperti dilansir dalam EverydayHealth.
Efek samping
dari merokok tidak itu saja, peneliti menunjukkan dengan merokok sesekali juga
dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, jantung koroner, dan
penyakit lainnya yang berhubungan dengan merokok. Menurut sebuah studi dari
American Journal of Public Health, perokok sosial tidak menganggap diri mereka
sebagai pecandu rokok, sehingga mereka cenderung tidak berpikir memiliki
masalah pada kesehatan dan kurang termotivasi untuk berhenti merokok.
"Perokok
sosial mengkonsumsi nikotin karena efek psikoaktif, dan tidak berniat untuk
berhenti merokok. Tapi itu tidak berarti mereka tidak memerlukan rokok,"
ucap Saul Shiffman, PhD, profesor psikolog dari Universitas of Pittsburgh.
(Aml / Nky)
Sumber : http://jaringnews.com/hidup-sehat/umum/11350/perokok-sosial-sama-berbahayanya-dengan-perokok-berat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...