Oleh: Misno Mohd Djahri
Manusia adalah makhluk Allah ta’ala
yang paling sempurna, sebagaimana firmanNya “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” QS. At-Tiin: 4.
Namun bersama dengan kesempurnaan ini, manusia adalah tempatnya dosa dan
kesalahan, ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wa
sallam :
كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ
الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
Setiap anak Adam pasti berbuat
salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat. HR.
Ahmad dan lainnya.
Merujuk pada riwayat ini maka
setiap manusia pasti pernah melakukan dosa dan kesalahan, baik yang disengaja
ataupun tidak. Kesalahan ini bisa jadi berupa dosa kecil, atau bahkan bisa jadi
dosa besar yang dilakukan. Hal menarik adalah bahwa di akhir riwayat ini adalah
bahwa yang terbaik adalah mereka yang telah berbuat dosa dan kesalahan kemudian
segera bertaubat dan kembali ke jalan Allah Ta’ala.
Permasalahan yang sering muncul
adalah bahwa ternyata sering sekali manusia terjatuh pada kesalahan yang sama.
Dorongan hawa dan bujuk rayu Iblis dan bala tentaranya mengakibatkan seorang
manusia kembali melakukan dosa dan kesalahan dalam hidupnya. Sebuah riwayat Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan keadaan seperti ini:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ
لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ ، فَيَسْتَغْفِرُونَ
اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
“Demi Dzat yang diriku berada
ditanganNya, jika kalian tidak berbuat dosa Allah akan hilangkan kalian dan
Allah akan datangkan kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun minta ampun kepada
Allah, Allah pun ampuni dosa mereka.” HR. Muslim.
Pemahaman dari riwayat ini bukanlah
membolehkan manusia untuk berbuat dosa dan kesalahan, tetapi sebuah khabar
bahwa manusia berbuat dosa baik disengaja ataupun tidak. Maka beristighfar dan
memohon kepada Allah Ta’ala itulah yang utama.
Karena kita adalah manusia,
sehingga selalu saja terjatuh ke dalam dosa dan kesalahan, namun bukan berarti
kita pasrah dan terus melakukannya. Kembali kepada Allah Ta’ala ketika terjatuh
ke dalam lembah dosa, jatuh lagi dan bangkit kembali, jatuh lagi dan bangkit
kembali sehingga kembali kepada Allah Ta’ala dalam keadaan bermujahadah
(bersungguh-sungguh) untuk selalu berada dalam naungan syariahNya.
Semoga Allah Ta’ala sentiasa
memberikan hidayah dan inyahNya sehingga kita yang saat ini bergelimang dengan
dosa dan kesalahan akan segera memperbaiki diri dan segera kembali kepadaNya,
karena itulah sejatinya kebahagiaan dan kesuksesan yang sebenarnya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةًۭ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ
سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يَوْمَ
لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ
بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا
وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ
Wahai orang-orang yang beriman,
bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan
Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya
mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". QS.
Ath-Tahrim: 8.Wallahu a’lam, 22122022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...