Oleh: Misno Mohd Djahri
Perkembangan tekhnologi informasi
dan komunikasi telah merubah berbagai sendi kehidupan manusia, termasuk dalam
beragama. Setiap perubahan yang terjadi karena tekhnologi telah pula merubah beberapa
bagian dari agama, khususnya dimensi furu’ atau muamalah yang terkait dengan wasilah
dalam melaksanakan berbagai ritual agama. Kemajuan dari media sosial
semisal Facebook, Instagram, Youtube, Tik Tok, Linked In dan yang lainnya telah
merubah banyak kebiasaan masyarakat termasuk dalam masalah keagamaan.
Sebagai sebuah wasilah (sarana)
dalam menyebarkan berbagai content (materi) dari Islam maka media sosial
menjadi sarana ampuh untuk menyebarkan Islam dengan segala syariahnya. Banyak orang
berlomba-lomba menjadikan media sosial sebagai sarana untuk berdakwah,
menyampaikan pesan moral agama atau sekadar sharing (berbagi)
materi-materi keislaman. Hingga kita lihat tidak ada satu pun media sosial yang
tidak ada materi Islam.
Permasalahan yang muncul adalah
terkait dengan niat dari mereka yang meng-upload materi dan menyebarkannya
di tengah masyarakat. Tentu saja ini akan dikembalikan kepada masing-masing
individu dalam melakukannya, ada yang betul-betul ikhlas untuk mendapatkan
ridha dari Allah Ta’ala, ada yang setengah-setengah antara ridha Allah dan
kepentingan dunia hingga ada yang hanya ingin mendapatkan keuntungan dunia
semata.
Niat menjadi masalah yang sangat
penting bagi para pelaku media sosial khususnya mereka yang membuat materi dan
membagikannya. Sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam menjadi
pedoman utamanya:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ
فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا
أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang
hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang
hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka
hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” HR. Bukhari dan Muslim.
Niat menjadi hal utama yang akan
memberikan bobot dan kualitas amalan manusia, termasuk dalam mengupload dan
membagikan materi di media sosial. Meluruskan niat untuk mendapatkan ridha dari
Allah Ta’ala tentu saja adalah yang pertama dan utama, namun sayangnya masalah
niat adalah masalah yang dengan mudah berubah-ubah, sebagaimana hati yang mudah
sekali berbolak-balik. Sufyan At-Tsauri rahimahullah pernah mengatakan,
مَا عَالَجْتُ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَيَّ
مِنْ نِيَّتِي لأَنَّهُ تَتَقَلَّبُ عَلَيَّ
“Tidak pernah aku memperbaiki
sesuatu yang lebih berat bagiku dari pada niatku, karena niat selalu
berubah-ubah”. Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam: 29.
Masalah niat memang tidak mudah, ia
perlu adanya perbaikan dan penguatan secara terus-menerus, sehingga akan selalu
berada di jalanNya. Ketika ia menyimpang sedikit, maka segera kembali ke
jalannya yang benar.
Demikian pula ketika seseorang
mengupload materi (content) di media sosial, maka hendaknya ia mengawalinya
dengan niat karena Allah Ta’ala, terus memperbaikinya ketika ada godaan dari
Iblis dan bala tentaranya. Termasuk juga godaan dari manusia yang mengungkapkan
begitu banyak syak wa sangka. “Upload materi agama Islam biar kelihatan pintar
ya, biar kelihatan alim”, “Share materi agama biar kelihat baik ya”, “Riya
share masalah agama” dan banyak lagi ucapan-ucapan nyinyir (diucapkan
karena iri) dari orang-orang di sekitar kita.
Apakah ketika ucapan-ucapan itu ada
kemudian kita berhenti untuk meng-upload materi agama atau share masalah
keagamaan karena takut riya atau takut dianggap mencari ketenaran? Jawabannya adalah
tidak. Karena kebenaran dan syariah Islam harus terus disebarkan, di tengah
kemaksiatan dan keangkaramurkaan banyak berseliweran di media sosial. Harus selalu
ada orang-orang yang selalu mengajak kepada kebajikan dan mencegah dari keburukan
di tengah media sosial. Ingatlah firman Allah Ta’ala:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةُُ يَدْعُونَ
إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلاَئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung“. QS. al-Imran:104.
Media sosial sebagai dunia yang
saat ini banyak diakses oleh masyarakat haruslah ditegakkan di dalamnya amar ma’ruf
nahi mungkar, harus ada orang-orang yang selalu membagikan kebaikan dan
mencegah dari segala bentuk keumngkaran dengan materi yang diupload atau
dibagikan kepada sebanyak-banyaknya manusia.
Terkait dengan niat, maka luruskan
niatkan ketika akan mengupload materi agama, teruslah perbaiki niat kita apabila
menyimpang dari jalanNya, jangan pernah dengar orang-orang yang mengatakan tanpa
adanya ilmu. Karena kebenaran harus terus disampaikan walaupun pahit akan
dirasakan… Wallahua’lam. 22122022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...