Kamis, 22 Desember 2022

Tentang Niat di Media Sosial…

Oleh: Misno Mohd Djahri


 

Perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi telah merubah berbagai sendi kehidupan manusia, termasuk dalam beragama. Setiap perubahan yang terjadi karena tekhnologi telah pula merubah beberapa bagian dari agama, khususnya dimensi furu’ atau muamalah yang terkait dengan wasilah dalam melaksanakan berbagai ritual agama. Kemajuan dari media sosial semisal Facebook, Instagram, Youtube, Tik Tok, Linked In dan yang lainnya telah merubah banyak kebiasaan masyarakat termasuk dalam masalah keagamaan.

Sebagai sebuah wasilah (sarana) dalam menyebarkan berbagai content (materi) dari Islam maka media sosial menjadi sarana ampuh untuk menyebarkan Islam dengan segala syariahnya. Banyak orang berlomba-lomba menjadikan media sosial sebagai sarana untuk berdakwah, menyampaikan pesan moral agama atau sekadar sharing (berbagi) materi-materi keislaman. Hingga kita lihat tidak ada satu pun media sosial yang tidak ada materi Islam.

Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan niat dari mereka yang meng-upload materi dan menyebarkannya di tengah masyarakat. Tentu saja ini akan dikembalikan kepada masing-masing individu dalam melakukannya, ada yang betul-betul ikhlas untuk mendapatkan ridha dari Allah Ta’ala, ada yang setengah-setengah antara ridha Allah dan kepentingan dunia hingga ada yang hanya ingin mendapatkan keuntungan dunia semata.

Niat menjadi masalah yang sangat penting bagi para pelaku media sosial khususnya mereka yang membuat materi dan membagikannya. Sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam menjadi pedoman utamanya:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

 “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” HR. Bukhari dan Muslim.

Niat menjadi hal utama yang akan memberikan bobot dan kualitas amalan manusia, termasuk dalam mengupload dan membagikan materi di media sosial. Meluruskan niat untuk mendapatkan ridha dari Allah Ta’ala tentu saja adalah yang pertama dan utama, namun sayangnya masalah niat adalah masalah yang dengan mudah berubah-ubah, sebagaimana hati yang mudah sekali berbolak-balik. Sufyan At-Tsauri rahimahullah pernah mengatakan,

مَا عَالَجْتُ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ نِيَّتِي لأَنَّهُ تَتَقَلَّبُ عَلَيَّ

“Tidak pernah aku memperbaiki sesuatu yang lebih berat bagiku dari pada niatku, karena niat selalu berubah-ubah”. Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam: 29.

Masalah niat memang tidak mudah, ia perlu adanya perbaikan dan penguatan secara terus-menerus, sehingga akan selalu berada di jalanNya. Ketika ia menyimpang sedikit, maka segera kembali ke jalannya yang benar.

Demikian pula ketika seseorang mengupload materi (content) di media sosial, maka hendaknya ia mengawalinya dengan niat karena Allah Ta’ala, terus memperbaikinya ketika ada godaan dari Iblis dan bala tentaranya. Termasuk juga godaan dari manusia yang mengungkapkan begitu banyak syak wa sangka. “Upload materi agama Islam biar kelihatan pintar ya, biar kelihatan alim”, “Share materi agama biar kelihat baik ya”, “Riya share masalah agama” dan banyak lagi ucapan-ucapan nyinyir (diucapkan karena iri) dari orang-orang di sekitar kita.

Apakah ketika ucapan-ucapan itu ada kemudian kita berhenti untuk meng-upload materi agama atau share masalah keagamaan karena takut riya atau takut dianggap mencari ketenaran? Jawabannya adalah tidak. Karena kebenaran dan syariah Islam harus terus disebarkan, di tengah kemaksiatan dan keangkaramurkaan banyak berseliweran di media sosial. Harus selalu ada orang-orang yang selalu mengajak kepada kebajikan dan mencegah dari keburukan di tengah media sosial. Ingatlah firman Allah Ta’ala:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةُُ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung“. QS. al-Imran:104.

Media sosial sebagai dunia yang saat ini banyak diakses oleh masyarakat haruslah ditegakkan di dalamnya amar ma’ruf nahi mungkar, harus ada orang-orang yang selalu membagikan kebaikan dan mencegah dari segala bentuk keumngkaran dengan materi yang diupload atau dibagikan kepada sebanyak-banyaknya manusia.

Terkait dengan niat, maka luruskan niatkan ketika akan mengupload materi agama, teruslah perbaiki niat kita apabila menyimpang dari jalanNya, jangan pernah dengar orang-orang yang mengatakan tanpa adanya ilmu. Karena kebenaran harus terus disampaikan walaupun pahit akan dirasakan… Wallahua’lam. 22122022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...