Oleh: Misno bin Mohammad Djahri
Perayaan Tahun Baru tidak hanya
pada tahun baru masehi, berbagai peradaban dunia mengenal perayaan tahun baru
sesuai dengan kepercayaan dan peradaban masing-masing. Tidak hanya peradaban
besar dunia, namun juga peradaban lokal juga memiliki perayaan tahun baru
sesuai dengan budaya yang mereka jalankan. Bagaimana sejarah dari perayaan
tahun baru di berbagai peradaban?
Perayaan Tahun Baru di Timur
Tengah
Sejak tahun 2000 Sebelum Masehi
(SM) di Timur Tengah telah muncul perayaan tahun baru. Perayaan ini dilakukan
oleh masyarakat Mesopotamia yang merayakan pergantian tahun saat matahari tepat
berada di atas katulistiwa, yaitu 20 Maret. Hingga kini, para bangsa Persia
masih merayakan tahun baru pada tanggal 20, 21, atau 22 Maret, yang disebut
Nowruz. Hal ini menandakan dimulainya musim semi. Nowruz adalah tradisi 3.000
tahun yang unik dan tradisi festival tertua di dunia. Negara-negara yang
merayakan Nowruz di antaranya yaitu Iran, Afghanistan, Azerbaijan, Kazakhstan,
Pakistan, Turki, dan Uzbekistan.
Perayaan Tahun Baru di China
China sebagai peradaban besar dan
tua merayakan tahun ketika matahari terbenam di bulan baru dalam tanda Aquarius
(akhir Januari atau awal Februari). Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari
pertama bulan pertama (Hanzi: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir
dengan Cap Go Meh (十五暝 元宵節) pada tanggal ke-15 (pada saat bulan purnama). Malam
tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī (除夕) yang berarti "malam
pergantian tahun". Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan
dengan perayaan tahun baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak
berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam tahun baru, serta
penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak
menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok sering
kali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya sekarang ada tiga tahun
berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2017 Masehi,
"Tahun Tionghoa" dapat jadi tahun 4715, 4714, atau 4654.
Kalender suryacandra Tionghoa
menentukan tanggal tahun baru Imlek. Kalender tersebut juga digunakan di
negara-negara yang telah mengangkat atau telah dipengaruhi oleh budaya Han
(terutama di Korea, Jepang, dan Vietnam) dan mungkin memiliki asal yang serupa
dengan perayaan Tahun Baru di luar Asia Timur. Dalam kalender Gregorian, tahun
baru Imlek jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, antara tanggal 21
Januari sampai 20 Februari. Dalam kalender Tionghoa, titik balik mentari musim
dingin harus terjadi pada bulan 11, yang berarti tahun baru Imlek biasanya
jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik mentari musim dingin (dan
kadang yang ketiga jika pada tahun itu ada bulan kabisat). Di budaya
tradisional di Tiongkok, lichun adalah waktu solar yang menandai dimulainya
musim semi, yang terjadi sekitar 4 Februari.
Perayaan Tahun Baru Ibrani dan
Yahudi
Menurut kalender Ibrani, tahun baru
didasarkan pada 12 bulan lunar (13 dalam tahun-tahun tertentu) dari 29 atau 30
hari. Hari tahun baru Yahudi atau Rosh Hashanah dapat jatuh kapan saja dari 6
September hingga 5 Oktober dalam kalender Gregorian. Rosh Hashanah (bahasa
Ibrani: ראש השנה) secara etimologis berarti "permulaan tahun". Hari
raya ini adalah satu dari 4 perayaan tahun baru yang dilakukan oleh orang Yahudi.
Hari raya ini juga sering kali disebut sebagai Yom Teruah (bahasa Ibrani: יום תרועה
Hari Meniup Serunai Shofar), Yom Hazikarom (Hari Mengingat), Yom Hadim (Hari
Penghakiman), atau Ianim Nora'im (Hari Pertobatan Sepuluh Hari). Dirayakan
setiap tanggal 1 dan 2 bulan Tishrei, bulan ke-7 dalam Kalender Yahudi (Bulan
ke-1 adalah Nisan), mendahului hari raya Yom Kippur yang diperingati tanggal 10
Tishrei. Biasanya dalam kalender Masehi, jatuh sekitar bulan September-Oktober.
Perayaan ini adalah perayaan tahun
baru yang dirayakan dengan meriah dan penuh khidmat. Selain memperingati
mengenai hari penciptaan alam raya, pada hari ini juga diperingati hari kiamat.
Rosh Hashanah dipercayai sebagai hari Sabat pertama pada saat penciptaan dunia
iini dilakukan. Hari raya ini dilangsungkan selama dua hari. Pada perayaan ini,
ada kebiasaan untuk memakan roti yang dicelupkan pada madu (biasanya dicelupkan
pada garam). Hal ini melambangkan harapan untuk tahun baru yang baik dan
"manis". Ciri khas lainnya dari perayaan ini adalah ditiupnya serunai
yang disebut shofar sepanjang hari di sinagoge sebagai tanda perayaan.
Perayaan Tahun Baru Umat Islam
Kalender Islam (Hijr) lebih banyak
digunakan didasarkan pada 12 bulan lunar yang terdiri dari 29 atau 30 hari;
dengan demikian bahwa hari tahun baru Islam secara bertahap mundur melalui
kalender Gregorian yang lebih panjang. Maka,
Bulan Muharam merupakan awal tahun yang diperingati oleh Sebagian umat Islam
sebagai tahun baru Islam. Walaupun beberapa ulama menganggap sebagai sesuatu
yang muhdats (sesuatu yang baru dalam agama yang tidak ada syariahnya
dan dilarang untuk dilakukan) karena tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Shalallahu
alaihi wassalam dan para shahabatnya. Sebagian lainnya menganggap sebagai
adat yang berkembang di masyarakat muslim, ada juga yang menganggapnya tasyabuh
(menyerupai) dengan perayaan tahun baru lainnya.
Lepas dari semua itu, maka apabila
perayaan tahun baru Islam diniatkan untuk meniru perayaan tahun baru agama
lainnya maka hal ini tidak diperbolehkan. Adapun sekadar mengambil hikmah dari
peristiwa hijrah nabi yang menjadi awal bagi tahun hijriyah maka tidak mengapa.
Perayaan tahun Baru dalam agama
Hindu
Tahun baru Hindu dimulai pada hari
setelah bulan baru pertama atau setelah ekuinoks musim semi. Hari Raya
Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu yang dihitung berdasarkan penanggalan
kalender saka yang dimulai pada tahun 78 masehi. Nyepi adalah hari suci umat
Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem
Kesanga (IX) yang merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat
samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Untuk itu umat Hindu melakukan
pemujaan suci terhadap mereka. Hari Raya Waisak, bersamaan dengan Hari Suci
Nyepi, ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden
Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.
Bagi umat Hindu, Nyepi menjadi
tonggak untuk insaf dan sadar diri. Perayaan hari raya Nyepi memberikan
inspirasi kepada pemeluknya untuk selalu menjaga keharmonisan hidup sebagai
jalan menuju kebahagiaan. Dalam Tri Hita Karana (tiga penyebab kebahagiaan),
umat Hindu diajarkan bahwa sraddha bhakti pada Tuhan/ Hyang Widi Wasa, harus
juga diwujudkan dengan menjaga keharmonisan dengan sesama, serta menjaga
hubungan yang harmonis dengan alam lingkungan sekitar.
Perayaan Tahun Baru Masehi
Perayaan Tahun Baru masehi pertama
kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar
dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan
tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain
kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi
dari Iskandariyah Mesir, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat
dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang
Mesir kuno. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365
seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun
46 SM dimulai pada 1 Januari. Nama
Januari diambil dari nama dewa dalam mitologi Romawi, yaitu Dewa Janus yang
memiliki dua wajah yang menghadap ke depan dan belakang. Penduduk Romawi
meyakini bahwa Dewa Janus adalah dewa permulaan sekaligus dewa penjaga pintu
masuk. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan
kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam
kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, dia
mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian,
nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar
Augustus, menjadi bulan Agustus. Tahun Masehi baru dihitung dan ditetapkan
sejak kelahiran Isa Al-Masih dari Nazaret, yang mulai diadopsi di Eropa Barat
pada sekitar abad ke-8. Sejak itu lah setiap tanggal 31 Desember malam akan
dilakukan malam pergantian tahun baru dengan segala perayaan yang dilakukan
negara-negara di seluruh belahan dunia.
Perayaan Tahun Baru Kebudayaan Lokal
Sebagaimana peradaban besar
lainnya, maka kebudayaan lokal juga memiliki perhitungan kalemnder tersendiri
sehingga memiliki tahun baru sendiri pula. Perayaan atas penyambutan tahun baru
pada kebudayaan lokal dilakukan sesuai dengan budaya yang dilaksanakan oleh masyarakat
yang menganutnya. Misalnya perayaan tahun baru di Jawa pada tanggal 1 Suro
dilaksanakan dengan melakukan berbagia ritual persembahan yang sudah tarakulturasi
dengan budaya Islam. Demikian pula perayaan tahun baru Sunda juga dirayakan
oleh masyarakat sunda dengan berbagi budayanya. Kebudayaan lainnya di Indonesia
dan dunia juga memiliki cara sendiri dalam merayakan tahun barunya
masing-masing.
Maka kesimpulan dari tulisan ini
adalah bahwa perayaan tahun baru merupakan budaya yang lahir dari peradaban
yang diciptakan oleh masyarakat yang banyak dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan
mereka. Kalaupun ada perayaan tahun baru yang paling populer yaitu perayaann
tahun baru masehi maka ini lebih kepada banyak bangsa dan negara yang
menggunakan kalender Gregorian sehingga mereka ikut merayakannya. Wallahua’lam,
31122022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...