Kamis, 29 Desember 2022

Pesan untuk Para Pemimpin

Oleh: Misno Mohamad Djahri


 

Salah satu dari anugerah yang diberikan kepada beberapa orang manusia adalah anugerah kepemimpinan, ia diberikan kepercayaan dan amanah untuk mengayomi orang-orang yang berada di bawah tanggungjawabnya. Amanah ini tentu tidak mudah, ia perlu adanya niat yang lurus dalam meraihnya, perlu ketulusan dalam memimpin, tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri, keluarga dan kelompoknya serta meyakini bahwa kepemimpinan itu akan dimintai pertanggungjawabannya.

Niat yang lurus dalam kepemimpinan tercermin dari proses yang ia lalui dalam memperoleh kepemimpinan. Ketika pendaftaran dilakukan, proses seleksi hingga terpilihnya ia menjadi seorang pemimpin haruslah selalu didasari oleh niat ikhlas karena Allah Ta’ala. Ikhlas dalam makna menjadikan kepemimpinannya sebagai sarana untuk menebarkan mashlahah dan manfaat sebanyak-banyaknya kepada seluruh makhlukNya. Bukan hanya untuk mendapatkan kedudukan, jabatan, keduniaan apalagi hanya untuk membalas dendam pemimpin sebelumnya. Kepemimpinan yang didasari atas keikhlasan sedari awal nampak dari segala kebijakan yang dilakukan didasarkan kepada syariah Islam dan merujuk kepada kemashlahatan untuk semua, bukan hanya kepentingan dunia semata.

Ketulusan dalam memimpin adalah buah atau hasil dari keikhlasan, karena ia faham bahwa kepemimpinannya adalah Amanah dari Allah Ta’ala untuk mengayomi semesta, sehingga ia akan menjadi khadimah (pembantu) atau pelayan yang akan memenuhi kebutuhan orang-orang yang ada di bawahnya. Bukan mementingkan diri sendiri dan memperkaya diri, keluarga dan kelompoknya. Apalagi sampai mendzalimi orang lain yang tidak melakukan dosa dan kesalahan. Ketulusan bermakna memimpin dengan tulus tanpa perlu mendapatkan pujian dari orang lain, tulus bahwa yang ia lakukan dalam kepemimpinannya adalah amanah syariah.

Kepemimpinan yang dimiliki oleh seseorang akan dimintai pertanggungjawaban, hal ini jelas sekali dalam sabda Nabi yang mulia Shalallahu alaihi wassalam Setiap kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawabannya”. Maka pemimpin yang baik adalah yang meyakini bahwa Amanah kepemimpinan akan dimintai pertanggungjawaban, bahkan bukan hanya di masa-masa kepemimpinannya, tetapi sejak awal proses seleksi akan dipertanggungjawabkan setiap detiknya. Jika demikian adanya maka inilah sejatinya pesan yang utama bagi para pemimpin, bahwa kepemimpinan itu akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat sana. Ia akan dimintai pertanggungjawaban dalam proses seleksi, kebijakan yang dilakukan hingga akhir dari kepemimpinannya. Apakah ia berbuat curang dalam proses seleksi, kebijakan yang ditetapkan mendzalimi Sebagian orang dan hanya menguntungkan diri sendiri dan kroninya hingga apakah kepemimpinannya berakhir dengan baik tanpa meninggalkan luka pada orang-orang yang berada di bawahnya. Semua itu akan dimintai pertanggungjawaban, apakah anda siap dengan itu semua?

Bahkan ketika kedzaliman yang dilakukan oleh seorang pemimpin itu menyakiti orang-orang yang beriman tanpa adanya kesalahan, maka balasannya akan dipercepat bukan hanya di akhirat sana, tetapi langsung di dunia. Seorang pemimpin yang dzalim adzabnya akan dipercepat di dunia, agar manusia dapat mennyaksikan bagaimana balasan bagi pemimpin yang dzalim di dunia.

Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan kepada kita pemimpin yang adil dan amanah, pemimpin yang niatnya ikhlas di awal, melalui proses seleksi yang benar, amanah dalam menejalankan kepemimpinan, berorientasi kepada mashlahah dan selalu berada di bawah naungan syariah. Aameen Ya Rabbal aalameen… Bogor, 29122022.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...