Oleh: Misno bin Mohamad Djahri
Sebagian makhluk sosial, manusia
membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi segala kebutuhannya. Adanya kebutuhan
dasar ini maka terjadilah interaksi di antara manusia, baik dalam ruang lingkup
keluarga, komunitas dan masyarakat pada umumnya. Interaksi ini bisa bersifat
positif dan tidak jarang juga negative dengan berbagai tingkatannya. Konflik yang
terjadi antara individu atau komunitas tertentu adalah salah satu efek negatif
dari interaksi ini, sebabnya bisa karena masalah individual, komunitas atau
kepentingan masyarakat. Konflik ini memiliki level yang berbeda-beda dari yang paling
ringan sebatas salah paham, hingga terjadi perseteruan untuk saling memusnahkan.
Konflik yang sering terjadi di
antara manusia adalah terkait dengan berbagai kepentingan dunia, hawa nafsu
yang diikuti hingga kepentingan yang harus dituruti menjadi sebab utama
perselisihan dan konflik yang terjadi di masyarakat. Efek dari perselisihan dan
konflik ini biasanya berupa perasaan tidak nyaman dan dalam tingakatan tertentu
membuat seseorang merasa lebih banyak orang lain yang tidak suka dengan
dirinya.
Beberapa kali mendengar dari orang
tua serta orang-orang di sekitar kita sebuah nasehat “Lebih banyak orang yang
tidak suka dengan kita dari pada yang suka”. Begitulah kata-kata itu begitu
membekas dan perlahan terbukti kebenarannya. Benarkah banyak orang yang tidak
suka dengan kita dibanding orang yang suka? Jawabannya bisa jadi benar dan bisa
juga salah. Semuanya tergantung pada keimanan setiap individu yang ada di
sekitar kita, apakah mereka memiliki hati yang baik dan amalan syariah yang
baik? Atau hati mereka kotor sehingga selalu menginginkan orang lain jatuh dan
menderita. Istilah orang sekarang adalah “Senang Melihat Orang lain Susah dan
Susah Melihat Orang lain Senang”.
Memang kalau kita perhatikan,
banyak sekali orang yang mengikuti hawa nafsunya sehingga susah (tidak senang)
melihat orang lain senang, dan senang melihat orang lain susah (tidak senang). Ini
banyak sekali terjadi di antara anggota keluarga, tetangga, tempat kerja, antar
organisasi dan manusia pada umumnya. Mereka tidak mau kalau ada orang lain yang
lebih senang, bahagia, maju, berkembang, sukses dan kelebihan lain yang
diberikan oleh Allah Ta’ala. Manusia yang mengikuti hawa-nya akan selalu ingin
orang lain berada di bawahnya, senang melihat orang lain susah dan ingin
dirinyalah yang terbaik dan paling segalanya.
Kembali ke pertanyaan semula “Apakah
benar lebih banyak orang lain yang tidak suka dengan kita?” jawabannya benar
jika orang-orang tersebut adalah mereka yang memiliki hati kotor, jauh dari
agama dan selalu keduniaan yang dikejarnya. Sementara jawabannya bisa salah
jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang ikhlas, bersih hatinya dan selalu
menghiasi diri dengan syariah Allah Ta’ala. Tidak ada rasa dengki, iri, hasad,
sirik dan berbagai perasaan negatif kepada orang lain. Mereka yang hatinya
bersih dan selalu dalam naungan syariahNya akan menghindari segala sikap negatif
kepada orang lain, bahkan ia akan bahagia ketika orang lain mendapatkan
kebahagiaan.
Bagaimana sikap kita ketika melihat
banyak orang lain di sekitar kita yang tidak baik ke kita? Maka jawabannya
adalah tetap menjadi orang baik, berusaha selalu berbuat baik pada mereka,
mendoakan mereka dan selalu istiqamah dalam naungan syariahNya. Jika banyak
orang yang yang iri kepada kita, hasad dan dengki karena sifat keduniaan yang
ada pada diri kita maka doakanlah agar mereka mendapatkannya juga. Jika sifat
dengki mereka memuncak hingga ingin menghancurkan kehidupan kita maka, berilah
ia nasehat dengan cara yang baik. Sampaikan bahwa semua yang ada pada diri kita
yang bersifat keduniaan sejatinya adalah milik Allah Ta’ala, ini semua hanya
titipan sehingga tidak perlu dijadikan obyek iri.
Semoga Allah Ta’ala sentiasa
menjaga diri kita dari segala bentuk sifat negatif kepada orang lain, membersihkan
hati kita dari sifat dengki, iri dan hasad kepada orang lain. Kita doakan
orang-orang yang ada di sekitar kita yang memiliki sifat ini juga mendapatkan
hidayah sehingga hilang sifat negatif ini dan kembali kepada syariah Allah Ta’ala.
Aameen Ya Rabbal ‘alaameen. 07122022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...