Senin, 12 Desember 2022

Renungan Malam: Kehidupan yang Terus Berjalan

Oleh: Abdurrahman


 

Sebelum memejamkan mata, sejenak kita muhasabah diri, berfikir tentang kehidupan yang terus berjalan dengan kuasa Ar-Rahman. Ruh yang ada dalam diri kita mungkin tidak pernah berubah, tapi fisik dan jasad kita telah mengarungi berbagai warna kehidupan. Bahagia dan sengsara, cuka cita dan duka nestapa telah memberi pelajaran berharga pada diri kita. Faktanya waktu yang terus berlalu dan zaman yang terus berjalan membawa kita kepada titik akhir sebuah kehidupan yaitu akan menjadi tua atau meninggalkan dunia fana.

Tentu saja sebagai orang beriman kita harus meyakini seyakin-yakinnya bahwa ada kehidupan setelah kematian, ada alam keabadian setelah alam fana dan ada pahala dan siksa di akhriat sana. Maka untuk menyiapkannya haruslah kita terus memperbaiki diri, bermujahadah dan bersungguh-sungguh dalam meraih kebahagiaan hakiki di alam setelah dunia ini. Bukan tanpa hambatan, bahkan begitu banyak aral merintang dan godaan setiap hari menghampiri. Dari mulai godaan syahwat yang kadang tidak tertahan hingga subhat yang membuat jiwa tersesat.

Kehidupan yang terus berjalan semestinya memberikan banyak pelajaran tentang bagaimana kita bersikap kepada alam. Tidak lagi mengedepankan hawa nafsu atau keinginan yang tidak pernah ada habisnya. Mulai untuk tidak memikirkan orang lain khususnya pemikiran-pemikiran yang muncul dari sifat iri dengki kepada manusia lainnya. Apalagi dengki hanya masalah dunia semata, rizki dan segala anugerah yang ada pada orang lain sejatinya adalah pemberian dari Allah Ta’ala Yang Maha Kaya. Sementara kita pun sudah diberikan rizkiNya, maka tidak ada lagi rasa iri dengan orang lain.

Berikutnya adalah menyiapkan perbekalan, karena kita tidak tahu kapan kematian itu akan datang. Mungkin nanti ketika kita sudah tua, sebagaimana takdir yang terjadi pada umumnya manusia.  Setelah usia lanjuta usia maka kematian di depan mata. Bisa jadi kematian menghampiri kita sebelum kita tua, karena ia tidak pernah memandang usia. Berapa banyak janin yang belum lahir ke dunia, meninggal di Rahim ibunya. Demikian juga seorang anak yang belum lagi merasakan indahnya dunia, harus kembali ke haribaan Allah Ta’ala. Maka menyiapkan diri untuk selalu siaga menghadapi kematian yang akan datang kapan saja sesuai takdirNya.

Istighfar dengan memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan baik yang dilakukan dengan sengaja atau tanpa sengaja merupakan amalan mulia bagi manusia. khususnya mereka yang semakin memasuki masa-masa dewasa dan tua. Begitu banyak dosa dan kesalahan yang kita lakukan, bahkan bisa jadi timbangan amalan nanti akan lebih berat di sisi negatifnya. Memohon ampun secara terus menerus, dengan mengucapkan istighfar Astgahfirullah wa atuubnu ilahi, meninggalkan segala bentuk dosa dan kesalahan serta berjanji untuk tidak melakukannya lagi adalah syarat-syarat dari sebuah taubat diterima Allah Ta’ala. Kita sadar, mungkin hawa nafsu kita masih berta untuk meninggalkan dosa, tetapi teruslah berazam untuk meninggalkannya entah kapan waktunya. Apabila hidayah itu sudah datang, maka tidak ada yang dapat menahannya, Allah Ta’ala berkuasa atas semua hambaNya termasuk menerima taubat seorang hamba yang bergelimang dosa dalam hidupnya.

Semoga renungan mala mini memberi makna dalam hidup ini, menjadi cahaya dalam gulita hawa dan pedoman dalam setiap langkah kehidupan. Hingga kita nanti akan menghadap pada Sang penguasa Alam Ar-Rahman yang Maha Kasih dan Sayang. Wallahu a’alam, menjelang tengah malam, 12122022.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...