Oleh: Nurhadi, S.Sos.I, M.H.
Ma’ashiram muslimin jamaah jum’ah rahimakumullah
Mari kita awali ibadah jumat kita kali ini dengan bersyukur atas segala nikmat Allah yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Hari ini, di tengah kehidupan dengan ilmu pengetahun, teknologi dan niformasi yang samakin berkembang kita harus semakin dekat dengan Allah swt, karena sedikit saja kita berpaling dari nikmat-nikmat Allah sudah pasti kitan akan masuk kedalam golongan orang-orang yang merugi bahkan bisa jadi termasuk dalam golongan orang yang celaka. Maka mari kita gunakan kesehatan, kesempatan dan segala anugerah Allah ini untuk beribadah kepada Allah sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya.
Sholawat dan salam selalu kita sanjung agungkan kepada
Nabi Agung kita Rasulullah Muhammad saw semoga kita akan diakui sebagai
ummatnya yang akan mendapatkan syafaatnya di yaumil kiamah.
Hadirin rahimakumullah
Tak lupa sebagai wasiat dalam khutbah jumat ini, mari sama-sama kita meningkatkan kuwalitas takwa kita kepada Allah swt. dengan cara tunduk dan patuh terhadap sayariahnya, mejalankan semua perintah-Nya yang meninggalkan semua larangan-Nya.
Kaum Muslimin, Sidang Jum'at Yang Berbahagia. Pada kesempatan khutbah yang lalu, telah dibahas empat kelompok manusia yang dicintai Allah yang disebutkan di dalam Al-Qur'an, yakni orang yang bertaqwa, orang yang mengikuti pola hidup Rasulullah Saw, orang yang beriman secara benar, dan orang yang berbuat baik.
Dalam kesempatan khutbah hari ini, akan kita lanjutkan bahasan tentang manusia yang dicintai Allah, karena masih ada empat kelompok lagi yang harus kita bahas.
Yang Pertama adalah orang yang memiliki sifat shabar. Hal ini karena, keimanan seseorang sudah pasti akan diuji oleh Allah Swt; baik ujian itu berupa kenikmatan atau sesuatu yang menyenangkan maupun berupa keburukan atau sesuatu yang tidak menyenangkan apabila hal itu kita lihat dari sisi duniawi. Apapun ujian yang dihadapi, kalau seorang muslim ingin termasuk generasi yang dicintai Allah, maka dia harus memiliki kesabaran yang kuat. Sabar dalam arti tetap bertahan sebagai seorang muslim yang selalu dalam kebenaran, dimanapun dia berada dan bagaimanapun situasi dan kondisinya, Allah Swt memang sangat cinta kepada orang yang memiliki sifat shabar sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
وَكَأَيِّن
مِّن نَّبِيّٖ قَٰتَلَ مَعَهُۥ رِبِّيُّونَ كَثِيرٞ فَمَا وَهَنُواْ لِمَآ
أَصَابَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا ٱسۡتَكَانُواْۗ وَٱللَّهُ
يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ
‘Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang yang sabar”. (QS Al Imran:146).
Kemudia yang Kedua yang termasuk manusia yang
dicintai Allah adalah orang yang bertawakkal atau berserah diri kepada-Nya.
Dalam hidup ini, tugas manusia adalah berbuat dan berusaha dengan penuh
perencanaan yang matang. Berhasil atau gagalnya suatu usaha, semua itu
diserahkan kepada Allah Swt, karena Allah-lah sebaik-baik pengambil keputusan.
Meskipun demikian, seorang muslim yang telah berbuat dan berusaha secara
maksimal tapi tidak mencapai hasil seperti yang diinginkannya, tetap saja harus
melakukan koreksi, evaluasi atau muhasabah dari apa yang sudah dikerjakannya
itu.
Ma’ashoral muslimin rahimakumullah
Apabila seseorang sudah bertawakkal kepada Allah, maka
bila mencapai hasil dia akan mensyukurinya dan bila gagal dia tidak akan
berputus asa. Dengan demikian, orang yang bertawakkal itu tidak lupa diri
dikala senang dan tidak putus asa dikala susah. Karena itu Allah sangat cinta
kepada orang-orang yang bertawakkal, Allah berfirman:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya”. (QS Al Imran: 159).
Sidang Jum'at Rahimakumullah.
Selanjutnya, manusia yang di cintai Allah yang ketiga adalah orang yang bertaubat dan membersihkan dirinya dari kesalahan-kesalan atau dosa-dosa yang telah ia lakukan. Kita tahu bahwa dosa merupakan sesuatu yang sulit dihindari oleh manusia. Karena itu, seringkali dikemukakan bahwa manusia yang baik memang bukan manusia yang tidak pernah berbuat dosa, akan tetapi apabila dia berbuat dosa, dia tidak segan-segan mengakui kesalahannya itu lalu menyesal telah berbuat salah dan memohon ampun kepada Allah swt. Inilah yang disebut dengan taubat untuk selanjutnya berusaha untuk tidak mengulangi lagi kesalahan atau perbuatan-perbuatan dosa, ini yang dimaksud dengan orang yang membersihkan dirinya. Di dalam Al-Qur'an, Allah Swt menyatakan bahwa Allah swt amat mencintai siapa saja yang bertaubat dan selalu berusaha menjaga kebersihan dirinya, Allah berfirman:
إِنَّ
ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri”.
(QS 2:222).
Sidang Jumat rahimakumullah
Agar taubat kita diterima Allah Swt, maka taubat harus
memenuhi syarat-syaratnya, yakni menyadari bahwa kita memang melakukan
kesalahan, menyesalinya bukan malah bangga dengan dosa yang kita lakukan lalu
bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, bahkan kalau perbuatan dosa itu ada
jenis hukumannya di dunia ini, maka kita tidak ragu-ragu untuk menyatakan
kesalahan kita agar dihukum, sedangkan bila dosa yang kita lakukan itu
merugikan orang lain misalnya mencuri, menipu dan sejenisnya, maka kita bukan
hanya minta maaf kepadanya tapi juga mengganti kerugian orang tersebut.
Ma’ashiral muslimin rahimakumullah
Kemudian yang keempat yang merupakan manuisa yang dicintai Allah Swt adalah orang yang berjuang di jalan Allah secara teroganisir rapi hingga diumpamakan seperti bangunan yang berdiri kokoh yang antara satu dengan lainnya saling kuat menguatkan. Hal ini karena Islam merupakan agama yang harus diperjuangkan agar nilai-nilainya tegak di atas semua agama sehingga membawa kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan bagi umat manusia. Karena itu setiap muslim wajib berjuang di jalan Allah meskipun Nabi Muhammmad saw sendiri menyadari sepenuhnya bahwa perjuangan menegakkkan Al Islam itu merupakan sesuatu yang sangat berat, karena itu beliau tidak berjuang sendirian, tapi melibatkan para sahabatnya dalam satu barisan perjuangan yang teratur rapi, meskipun beliau seorang Nabi dan Rasul yang diberi mu'jizat bila menghadapi kesulitan yang berat, beliau tetap merencanakan da'wah secara matang.
Kalau Nabi saja berjuang tidak sendirian, apalagi kita yang memiliki banyak sekali kekurangan, karena itu Allah sangat cinta kepada orang yang berjuang di jalan-Nya secara jama'i atau bersama-sama dengan kerjasama yang baik sebagaimana terdapat dalam firman-Nya:
إِنَّ
ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِهِۦ صَفّٗا كَأَنَّهُم
بُنۡيَٰنٞ مَّرۡصُوصٞ
“Sesunggguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.(QS 61:4).
Dengan demikian, untuk menjadi generasi kecintaan Allah. perjuangan kita masih panjang dan berliku. Karena itu, diperlukan kesungguhan kita untuk bisa mencapainya. Apabila kita telah dicintai Allah, maka apa yang kita lakukan, niscaya akan memperoleh ridha-Nya, sesuatu yang memang amat kita dambakan.
Demikian khutbah Jum'at hari ini, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, dan semoga kita selalu berada di jalan Allah, jalan orang-orang yang dicintai-Nya. Aamiin ya Rabbal alamiin
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ
بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...