Selasa, 01 Oktober 2013

Etika Jual Beli dalam Islam

Etika dalam Jual Beli
Oleh: Muhimmatul Husna


Seperti yang kita ketahuai bahwa profesi yang paling disenangi Allah adalah pofesi sebagai Petani dan Pedagang, bahkan Rasulullah adalah seorang pedagang. Profesi ini pun diikuti oleh sahabat rasulullah yang sebagian besar adalah petani atau pedagang. Setiap profesi bukan semata mata untuk mencari dan menghasilkan uang dan kekayaan untuk keluarga dan diri sendiri, tetapi dalam islam yang jauh lebih penting adalah keberkahan dalam setiap rejeki itu sendiri. Keberkahan tersebut bisa didapat dari etika seorang pedagang tersebut menawarkan barang atau jasanya seperti bagaimana cara seseorang tersebut mendapatkan uang apakah barang atau jasa yang ditawarkan itu halal atau tidak, akad yang digunakan sah atau tidak serta qualitas barang atau jasa yang ditawarkan layak atau tidak.
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasar.” (H.R. Muslim) hadist tersebut menjelaskan bahwa salah satu tempat yang dibenci allah adalah pasar. Pasar adalah tempat para pedagang melakukan pekerjaan jual beli. Definisi pasar ini sendiri adalah tempat dimana seorang penjual dan pembeli melakukan akad untuk melaksanakan perdagangan, jadi pasar bukan hanya pasar-pasar tradisional. Dari penjelasan tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa profesi yang disenangi Allah memiliki tantangan yang sulit karena dalam pasar dapat terjadi tindakan yang tidak sesuai dengan etika berbisnis, seperti mengurangi timbangan, menutupi cacat barang dagangan, penipuan, berbuat curang dan lain sebagainya.
Sebagai contoh kasus sebuah tata cara dagang yang tidak beretika seperti  beberapa pedagang asongan yang seakan memaksa pengemudi angkot untuk membeli barangnya seperti tisu, air mineral, dll. Mereka terkadang langsung melempar barang dagagannya di dashboard mobil angkot tanpa si supir meminta. Disini terjadi pemaksaan seorang pembeli untuk membeli barang yang belum tentu dia butuhkan atau inginkan. Dengan peaksaan tersebut tentu uang yang didapat pedagang tersebut belum tentu barokah karena didapat dari hasil memaksa pembeli. Islam menerangkan betapa pentingnya profesi pedagang tetapi islam memiliki etika dalam menerapkan perdagangan atau jual beli. Etika harus dihormati dan dipatuhi oleh semua pedagang sehingga mencapai kemuliyaan dan senatiasa mendapatkan barakah dari apa yang dilakukan.
Beberapa etika berbisnis dala islam adalah :
1.   Tidak boleh curang dalam jual beli
2.   Tidak boleh menutupi cacat barang dagangan dari para pembeli.
3.   Menjelaskan dengan sejelas-jelasnya kebaikan dan kekurangan barang yang dia jual.
4.   Tidak boleh terlalu banyak bersumpah -walaupun sumpahnya benar- dengan tujuan melariskan dagangannya. Karena terlalu sering menyebut nama Allah pada jual beli atau pada hal-hal sepele menunjukkan kurangnya pengagungan dia kepada Allah
5.   Haramnya bersumpah dengan sumpah dusta, hanya untuk melariskan dagangannya.
Hadits Terkait :
1.    Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
 “Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
2.    “Rasulullah SAW melarang sistem jual beli mulamasah (wajib membeli jika pembeli menyentuh barang dagangan) dan munabadzah (sistem barter antara dua orang dengan melemparkan barang dagangannya masing-masing tanpa memeriksanya).” (H.R. Muslim)
3.    Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah. Maka beliaupun bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Dia menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian atas agar manusia dapat melihatnya?! Barangsiapa yang menipu maka dia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim no. 102)
4.    Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiallahu anhu, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jauhilah oleh kalian banyak bersumpah dalam berdagang, karena dia (memang biasanya) dapat melariskan dagangan tapi kemudian menghapuskan (keberkahannya).” (HR. Muslim no. 1607)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...