Kamis, 21 Juni 2012

Empati Yang Hampir Mati...

Oleh : Abu Aisyah

Empati, kata ini sepertinya saat ini hanya tinggal di buku-buku pelajaran sekolah. Apa sebab? Ternyata masyarakat saat ini lebih memilih mementingkan diri sendiri dari pada melakukan hal-hal kecil yang sebenarnya bisa dia lakukan untuk orang lain. Contoh mudah dan yang sering kita saksikan sehari-hari adalah suasana di angkot (angkutan umum), di mana jika kita mau naik ke angkot kemudian ternyata di angkot tersebut  ada beberapa penumpang yang sudah naik. Apa yang dilakukan penumpang di angkot tersebut biasanya? Mereka lebih senang duduk mendekat ke arah pintu, dengan berbagai alasan “sudah dekat  mau turun”, “di dalam tidak nyaman” dan “ingin menghirup udara segar”  Semua itu memang menjadi alasan masuk akal untuk menyulitkan setiap orang yang akan naik ke angkot. Padahal kita tahu bahwa tidak ada sulitnya untuk menggeser duduk ke arah dalam angkot bagaimanapun dekatnya jarak, Toh itu tidak memberatkan dan yang pasti memberikan jalan bagi orang yang akan naik angkot untuk lebih mudah duduk. Maka yang terjadi juga adalah bagi yang naik belakangan akan sangat sulit masuk ke angkot tersebut, apalagi kalau penumpang tersebut bawa barang-barang.
Melihat pemandangan ini sepertinya kita harus lebih peduli dengan orang-orang di sekitar kita, masayarakat kita saat ini telah terjangkiti penyakit egois dan tidak lagi berempati kepada orang lain. Dalam ruang lingkup Islam maka etika seperti ini disebut dengan adab terhadap orang lain, misalnya dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa jika kita erada di satu majelis kemudian ada orang lain yang dating maka kita diperintahkan untuk memberikan tempat bagi orang tersebut untuk duduk. Adab ini bertolak belakang dengan kejadian sehari-hari di angkot. Padahal sebagian dari mereka adalah umat Islam, namun sangat disayangkan mereka telah jauh dari nilai-nilai Islam. Apakah kita juga demikian?
Empati adalah menempatkan diri kita pada posisi orang lain, seolah-olah kita merasa menjadi orang lain tersebut. Dari sini akan muncul rasa bagaimana jika kita yang diperlakukan seperti mereka. Bisa dibayangkan seandainya kita akan masuk ke angkot kemudian ternyata orang-orang tidak mau bergeser ke dalam tentu kita akan merasa kesal. Itulah empati, seharusnya ia menjadi again dari kehdiupan kita sehari-hari, menempatkan posisi kita di tempat orang lain dan berperilaku seolah-olah kita adalah mereka dalam segala hal.
Dari adab ini diharapkan akan terwujud satu masyarakat yang tidak hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan orang lain, namun masyarakat yang saling memberikan penghormatan dan saling mengasihi sesuai dengan strata mereka masing-masing. Semoga kita bisa menjadi seperti mereka, yaitu orang-orang yang senantiasa mampu berempati kepada orang lain…. Mulailah dari diri kita dahulu…


1 komentar:

  1. keren !!!

    mampir ke blog ane juga ustad !!!
    http://ilho071.blogspot.com/

    BalasHapus

Please Uktub Your Ro'yi Here...