Pendidikan
Yatim Berbasis Kecakapan Hidup
Studi di
Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Bogor dan Rumah Yatim Indonesia Jakarta
Oleh :
Abdurrahman Misno Bambang Prawiro
Pendidikan adalah hak setiap warga Negara Indonesia, karena itu
siapa saja berhak untuk mendapatkan hak pendidikan tersebut. Tidak terkecuali
anak-anak yatim yang tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Namun sebagai peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus maka anak yatim
dalam mendapatkan pendidikan harus dilandaskan pada kondisi dan karakteristik
mereka.
Anak yatim adalah setiap anak yang ditinggal wafat orang tuanya,
khususnya ayahnya ketika ia masih anak-anak. Karena kondisi ini mereka memiliki
kondisi psikologi yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Hilangnya figure
ayah dalam kehidupan mereka menjadikan mereka merasa lebih bebas, tidak terikat
dengan aturan dan selalu mencari sosok dan figure yang dapat menggantikan
posisi orang tuanya yang sudah meninggal. Kondisi inilah yang menjadikan anak
yatim memiliki kebutuhan khusus dalam kehidupannya, maka dalam hal ini
pendidikan yang diberikan kepada mereka sudah selayaknya dapat memenuhi
kebutuhan mendasar mereka.
Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Bogor dan Rumah Yatim Indonesia
Jakarta adalah dua lembaga yang mengkhususkan diri pada pendidikan anak yatim. Menggunakan
dua pendekatan pendidikan yang berbeda keduanya berupaya untuk mendidik anak
yatim agar menjadi manusia dewasa yang siap terjun ke tengah masyarakat.
Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Bogor adalah lembaga pendidikan dengan system boarding
/pesantren yang berasrama. Model pendidikannya menggunakan model pendidikan
dari Kementerian Agama yang dikombinasikan dengan kurikullum mandiri yang merupakan
adopsi dari kurikulum pendidikan di Kuwait. Dari model pendidikan yang
dilaksanakan di Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Bogor setiap siswa dituntut untuk
dapat hidup mandiri dan memiliki bekal pengetahuan agama. Model pendidikan
kecakapan hidup yang dilaksanakan di Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah Bogor adalah
berupa pembiasaan memenuhi kebutuhan sendiri seperti mencuci baju sendiri, menyeterika,
kerja bhakti, dan bertanggungjawab pada kebersihan kelas dan kamar. Selain itu
dikembangkan pula pendidikan keagamaan sebagai pesantren pada umumnya.
Pada Rumah Yatim Indonesia dikembangkan model pendidikan luar
sekolah dalam bentuk home schooling. Selain itu model pesantren juga
diterapkan pada beberapa cabang lainnya.
Model pendidikan kecakapan hidup yang dilakukan mengacu pada kurikulum
lokal yang dirumuskan oleh para pengurus lembaga. Pada awal berdirinya Rumah
Yatim Indonesia menggunakan model pesantren yang menitikberatkan pada
kemandirian. Dalam hal ini pihak RYI melakukan model pendidikan dengan cara
memberikan pendidikan kewirausahaan dan kecakapan hidup lainnya bagi para anak
asuhnya. Hasilnya anak asuh yang mereka didik berhasil memiliki berbagai
keahlian yang menjadi bekal untuk masa depan mereka.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sudah selayaknya anak
yatim mendapatkan pendidikan yang lebih dari anak-anak pada umumnya. Hal ini
didasarkan pada kebutuhan khusus mereka yang harus dipenuhi yaitu hilangnya
figure orang tua (ayah) dalam kehidupan mereka. Sehingga kurikullum yang memenuhi
kebutuhan khusus in imutlak diperlukan.
Key Word :
Pendidikan Islam, Anak Yatim, Pesantren Yatim Ibnu Taimiyah, Rumah Yatim
Indonesia, Penddidikan Berkebutuhan khusus dan kecakapan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...