Oleh : Abdurrahman
Misno
Pendahuluan
Filsafat Islam adalah dua buah term yang berpadu menjadi
satu istilah baru yang bermakna filsafat yang Islami. Dua term yang berbeda
bila dilihat dari segi sumbernya, namun akan memiliki korelasi ketika berkaitan
dengan kepentingan manusia. Hal ini terjadi karena baik filsafat ataupun Islam
mendambakan sebuah kemaslahatan dan menjawab setiap problem yang dihadapi oleh
manusia.
Filsafat sebagai hasil dari olah rasa yang didukung oleh logika
menghasilkan sebuah kebenaran yang dapat diindrai oleh manusia. Sedangkan Islam
sebagai aturan yang datang dari Allah ta'ala juga diturunkan kepada manusia
yang menghadirkan kebenaran absolut. Tujuan keduanya adalah terciptanya
kehidupan manusia yang ideal.
Epistemologi Islam sebagai bagian dari filsafat Islam berkaitan
erat dengan bagaimana ilmu pengetahuan dalam Islam itu diperoleh, sehingga jika
berkaitan dengan Islam maka ia memiliki beberapa sumber ilmu pengetahuan.
Pengertian Epistemologi Islam
Sebagaimana diketahui bahwa epistemologi adalah sebuah ilmu
yang mempelajari hakikat ilmu pengetahuan, baik asal-usul, kebenaran dan sifat
serta asumsi dasar ilmu pengetahuan.
Pengertian Filsafat
Islam
Filsafat adalah
studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis. Hubungan anatara keduanya adalah
bahwa filsafat merupakan induk bagi epistemologi, selain juga induk bagi
axiologi dan ontologi. Sebagai sebuah ilmu yang didasarkan pada panca indra,
baik epistemologi maupun filsafat menisbatkan diri kepada kebenaran
relatif. Sehingga setiap apa saja yang
berlaku hari ini, bisa jadi besok akan basi oleh teori lainnya.
Islam adalah sebuah
agama yang datang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala disampaikan kepada Nabi
Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Salam melalui perantara malaikat Jibril
sebagai peraturan bagi seluruh umat manusia.
الإستسلام لله بالتوحيد والانقياد له
بالطاعة والبراءة من الشرك وأهله
"Penyerahan
diri kepada Allah ta'ala serta tunduk dengan penuh ketaatan serta
berlepas diri dari syirik dan para pelakunya." (Muhammad bin Shaleh
Al-Utsaimin : 2004).
Dari pengertian mengenai epitemologi,
filsafat dan Islam kita dapat menarik kesimpulan bahwa ketiganya adalah sebuah
term yang terkadang saling bertentangan dan seringkali pula memiliki beberapa
kesamaan.
Kedudukan Epistemologi dan Filsafat Islam
Bagaimana jika Islam yang berasal dari tanah Arab dan bersumber dari Allah ta'ala
bertemu dengan filsafat dan epistemologi yang bersumber dari akal pikiran
manusia ? "When West Meet East" itulah yang terjadi.
Ketika keduanya bertemu, maka pergesekanpun terjadi, dari
mulai gesekan lembut hingga konfrontasi antara keduanya. Sehingga sebagian umat
Islam terpecah menjadi tiga kelompok dalam menyikapi filsafat ini.
Kelompok pertama menolak mentah-mentah apa yang disebut
dengan filsafat. Mereka berargumen bahwa filsafat adalah sebuah pemikiran yang
berasal dari luar Islam dan bersumber hanya dari rasio saja. Di anatara tokoh
yang menolaknya adalah : Imam Abu Hanifah An-Nu'man, Abu Al-Faraj bin Al-Jauzi,
Ibnu Shalah, Ibnu Taimiyah dan ulama salaf lainnya.
Kelompok kedua menolak filsafat pada hal-hal yang berkaitan
dengan ketuhanan saja. Mereka berpendapat bahwa pada dasarnya filsafat jika
tidak berkaitan dengan masalah ketuhanan maka diperbolehkan untuk dipelajari,
karena hal itu akan menguatkan dalil-dalil dalam Islam. Di anatara tokoh yang
mencoba mengabungkan antara Islam dengan filsafat adalah Al-Farabi, Ikhwan Shafa,
Imam Al-Ghazali dan yang lainnya.
Kelompok ketiga yaitu mereka yang menerima secara
bulat-bulat filsafat. Mereka tidak lagi melihat apakah ada mudharat atau
manfaat dari filsafat tersebut. Paham yang jelas dari mereka adalah kelompok
Liberal yang melihat bahwa kebenaran itu relatif dan bukan milik salah satu
kelompok atau agama saja, sehingga menurut mereka baik filsafat maupun Islam
memiliki kebenarannya masing-masing. Selain berpaham liberal mereka juga
mengusung ide pluralisme agama yang menganggap bahwa semua agama itu benar.
Golongan kedua sepertinya lebih adil, karena filsfat yang
dimaksud adalah filsafat yang berkaitan dengan bagaimana seseorang itu
mengetahui hakikat dari kehidupan ini. Sejatinya ilmu apapun, ketika ia tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dasar Islam, maka hal itu diperbolehkan untuk
dipelajari.
Sejatinya, Islam sangat terbuka menerima hal-hal yang
berhubungan dengan teknik atau teori-teori yang bukan merupakan prisnsip dasar
bagi agama Islam. Maka ketika filsafat tidak merugikan Islam ia bisa menjadi
bagiannya.
Hanya ada kesalahpahaman pada sebagian umat yang menganggap
bahwa filsafat adalah haram, mereka berpendapat demikian karena filsafat seringkali
dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat prinsip dan telah ada di dalam Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...