Oleh : Nurrohma Hayati
I.Pendahuluan
Dalam
al-Qur’an dan al-Hadits, dapat dijumpai berbagai ungkapan yang menunjukkan
dorongan kepada setiap orang muslim dan mukmin untuk selalu rajin belajar.
Anjuran menuntut ilmu tersebut dibarengi dengan urgennya faktor-faktor
pendukung guna makin meningkatkan semangat belajar bagi setiap orang. Salah
satu faktor yang utama adalah motivasi, baik itu motivasi yang datang dari
dalam diri sendiri, maupun motivasi yang ditumbuhkan dari peranan lingkungan
sosialnya.
Motivasi
belajar (menuntut ilmu) bagi setiap penuntut ilmu memang dibutuhkan, bahkan
begitu banyak hadits-hadits yang memberikan pemahaman tentang manfaat menuntut
ilmu dan perintah yang menganjurkan untuk belajar. Semua ungkapan dalam
hadits-hadits tersebut merupakan dalil-dalil yang dapat menjadi pedoman sebagai
alat untuk memotivasi setiap umat Islam untuk terus menuntut ilmu.
Sumber-sumber
yang digunakan dalam penulisan artikel ini ialah Kitab-Kitab hadits, buku-buku
hasil karya tulis dari beberapa ahli dan sejarawan pendidikan serta ulama-ulama
hadits.
Adapun
pendekatan yang digunakan untuk membahas cakupan materi di artikel ini ialah
dengan menggunakan metode analisa hadits, yakni memilih hadits-hadits yang
sesuai dan punya kaitan dengan motivasi belajar/menuntut ilmu, merangkumnya,
kemudian menganalisanya berdasarkan pemahaman penulis dan juga berdasarkan
ulasan pendapat beberapa ulama tentang hadits-hadits tersebut.
Dalam
artikel ini akan dibahas perihal motivasi belajar, mencakup: Apa pengertian
Motivasi Belajar? Apa Jenis-Jenis Motivasi Belajar? Apa Fungsi Motivasi
Belajar? Dan Bagaimana Motivasi Belajar dalam Perspektif Islam?
II.Pembahasan
A.
Pengertian Motivasi Belajar
Secara
terminologi, motivasi[1]
adalah dorongan (dengan sokongan morel);[2]
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan sesuatu tindakan sesuai tujuan tertentu.[3]
Secara
etimologi, motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap
usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.[4]
Dalam
kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.[5]
B.
Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Seseorang
akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk
belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan
motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: (1) mengetahui apa yang akan
dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Tanpa
motivasi, kegiatan belajar sulit untuk berhasil.
Secara
umum, ada 2 jenis motivasi yang mempengaruhi kegiatan belajar seseorang:
a.
Motivasi Intrinsik,
yaitu motif-motif[6]
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Siswa
yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.
Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar,
tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli.
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang
berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi
memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara
esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
b.
Motivasi Ekstrinsik,
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari
luar.[7]
Motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya
aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.
[1] Tidak ada
kesepakatan umum di antara para ahli psikologi tentang bagaimana “motivasi” dan
“faktor-faktor motivasi” seharusnya didefenisikan atau dianalisa secara
teoritis. Istilah tersebut secara umum digunakan berkaitan dengan tiga
pertanyaan yang saling terkait yang harus dijawab sebelum perilaku dipaparkan
untuk menjadi suatu keterangan. Pertama,
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menentukan
perubahan-perubahan dalam intensitas perilaku (pada istilah ini masuk dalam
kategori perilaku internal, seperti berpikir). Kedua, adalah pertanyaan tentang aturan berperilaku. Perilaku
ditentukan bersamaan dengan adanya dorongan eksternal dirasakan melalui alat
panca indera dan oleh kondisi-kondisi dalam diri organism. Ketiga, pertanyaan yang berhubungan dengan bantuan perilaku
belajar. Semua bentuk belajar memerlukan dua atau lebih rangsangan-rangsangan
yang terjadi dalam kesinambungannya. Lebih lanjut baca Lee C. Deighton, The Encyclopedia of Education, Vol. 6
(USA: The Macmillan Company & the Free Press, t.t.), h. 408.
[2] M.D.J.al-Barry,
dkk., Kamus Peristilahan Modern dan Populer
(Surabaya: Indah, 1996), h. 273.
[3] Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta:
Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 2000), h. 688.
[4] M. Ngalim Purwanto
MP., Psikologi Pendidikan (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1994), h. 104.
[5] Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000), h. 73.
[6] Motif diartikan sebagai suatu kekuatan
atau daya pendorong yang menyebabkan orang mulai bergerak atau mengambil suatu
tindakan. Sudarsono, Kamus Filsafat dan
Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 160. Motif juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di
dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai sutau
tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Lihat Sardiman, Interaksi dan Motivasi, Op.cit., h. 71.
[7] Selanjutnya lihat
Sardiman, Interaksi dan Motivasi, Op.cit., h. 37, 87-89.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...