Oleh
: Abu Aisyah
Apa yang
terbayang dalam pikiran kita bila disebutkan nama bulan Muharam? Apakah kita
akan teringat dengan Peringatan Tahun baru Islam? Pawai Obor bersama-sama? membuat
acara bersama teman-teman di madrasah? Atau mungkin kita cuek dengan datangnya
bulan Muharam ini?. Bulan Muharam adalah bulan pertama dalam kalender Islam, ia
menjadi titik awal perkembangan dan pembangunan masyarakat Islam. Maka tidaklah
salah ketika Umar bin Khattab sebagai Khalifah kedua dalam Islam menetapkan
awal bulan Hijriyah bertepatan dengan hijrah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wasalam dari Mekkah ke Madinah. Bagaimana cara menyambut bulan Muharam ini?
Dari semua perayaan menyambut bulan ini tentu yang lebih utama adalah memaknai
Muharam dengan mencoba untuk mengisi hari-hari yang akan datang di tahun ini
dengan amal-amal Islami.
Sebagai
generasi muda kita memiliki tanggung jawab mengisi bulan Muharam ini dengan
berbagai hal positif yang akan bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Jika orang-orang
di luar sana merayakan tahun baru-nya dengan hura-hura dan pesta-pesta, maka
sudah selayaknya kita sebagai generasi muda muslim untuk menyelisihi mereka.
Benar..... memaknai bulan muharam sebagai awal tahun Islam tidak harus dengan
berfoya-foya apalagi melakukan hal-hal ynag tidak ada tuntunannya dari rasul
tercinta. Memaknai Muharam sebagai awal tahun Islam akan lebih bermakna ketika
kita mengisi hari-hari ini dengan amal-amal mulia yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah Yang Mulia. Mengenai hal ini Rasulullah bersabda :
السَّــنَةُ اثْــنَا
عَشَرَ شَـهْرًا مِنْـهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَــاتٌ ذُو الْـقَعْدَةِ
وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَـيْنَ جُمَادَى وَشَعْـبَانَ
رواه البخاري
…Setahun terdiri dari dua belas bulan di dalamnya terdapat empat
bulan haram, tiga diantaranya berurutan, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram
dan keempat adalah Rajab yang diantarai
oleh Jumadil (awal dan tsani) dan Sya’ban. HR. Bukhari.
Lalu,
bagaimana cara mengisi Muharam dan menyambut awal tahun Islam ini dengan
sebaik-baiknya? Hal pertama yang harus dilakukan adalah senantiasa menguatkan
niat dan keinginan diri untuk terus berusaha menuntut ilmu (thalibul ilmi)
khususnya ilmu-ilmu yang akan bermanfaat bagi Islam dan kaum muslimin. Sebagai siswa
maka belajar dengan penuh kesungguhan dan keseriusan adalah tugas utama mengisi
hari-hari yang mulia ini. Di samping itu kita harus juga mengamalkan semua hal
yang telah kita dengar dari guru-guru kita. Jangan sampai, kita sudah tahu
suatu amalan namun karena malas, amalan tersebut tidak dilaksanakan, misalkan
saja pada bulan Muharam ini kita disunnahkan untuk berpuasa pada tanggal ke-10
yang disebut dengan hari Asyura, demikian juga jika mampu melaksanakan
juga puasa pada hari ke-9 bulan Muharam ini. Hal ini sebagaimana sabda Nabi
Muhammad Shalallahu alaihi wasalam :
صِيَامُ يـَوْمِ
عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّــنَةَ الَّتِي قَــبْلَهُ
رواه الترمذي
Puasa hari
‘Asyura, Aku berharap kepada Allah untuk menghapus dosa pada satu tahun
sebelumnya. HR. Tirmidzi.
Ini adalah
contoh kecil yang sering kali kita lupa atau sengaja malsa melaksanakannya, padahal
dalam sebuah syair populer disebutkan :
Al-Ilmu
bi la ‘amalin ka syajarah bi la tsamarin
Ilmu
tanpa amalan seperti pohon tanpa buah-buahan
Sungguh sangat
merugi, jika generasi mu umat ini hanya pandai berbicara tapi tidak bisa
mengamalkannya. Padahal ilmu itu akan menjadi pahala ketika ia diamalkan dengan
sebenar-benarnya.
Dalam
bulan ini kita juga mengenal ada beberapa perayaan yang dilakukan oleh
masyarakat, misalnya ada perayaan Asyura untuk mengenang peristiwa
Karbala, sebagian lagi merayakan sepuluh Muharam sebagai hari raya anak yatim
sementara sebagian yang justru lalai dalam menyambut bulan ini. Sikap tengah
kita adalah kembali mempelajari setiap sendi agama Islam ini sehingga kita akan
mengetahui mana yang benar dan mansa yang tidak benar, tentu saja kita tidak
boleh mudah menyalahkan orang lain tanpa adanya dalil atau alasan yang
bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Maka
marilah kita bersama mengisi bulan Muahram ini dan menyambut awal tahun
hijriyah ini dengan kembali memperbaiki diri dengan meningkatkan kembali
semnagat kita untuk belajar dan tahlibul ilmi. Setelah itu kita berusaha
untuk mengamalkan semua ilmu yang kita pelajari, selanjutnya jika kita telah
menguasai ilmu tersebut maka hendaknya kita mendakwahkan ilmu tersebut. Dengan inilah
mudah-mudahan Islam akan kembali berjaya sebagaimana berajayanya ia di masa
Nabi dan para shahabatnya. Wallahu a’lam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...