Senin, 28 Mei 2012

Mengkritik dan Dikritik

Oleh : Abdurrahman MBP

Tahdzir adalah salah satu bagian dari bangunan dakwah sunnah ini, tetapi berbeda dengan dakwah-dakwah yang lain yang mereka selalu mengkritik dengan jalan yang tidak sesuai dengan manhaj Nabi.
Manhaj sunnah mengkritik dan mentahdzir dan memuji sesuai dengan manhaj nabi. Diantaranya di dalam ilmu jarh wa ta'dil dalam ilmu hadits. Banyak sekali para ulama mencela dengan keras para rawi yang tidak bagus hapalannya, suka berbohong, tidak adil (menjalnkan syariat) dan manhaj tahdzir ini adalah manhaj yang banyak sekali diselewengkan oleh para da'i di zaman sekarang ini yang mereka mengatakan "Kalau kita mengkritik seseorang hendaknya mengatakan kebaikan nya juga" ini adalah manhaj insyaf yang banyak dipakai oleh kalangan suruiyin, manhaj ini tidak tepat kenapa ? karena bagaimana umat ini akan tahu kesalahan seseorang dan mereka mengambi; sikap terhadap orang tersebut karena disuguhkan kepada mereka kebaikandan kesalahan mereka.
Manhaj yangbenar adalah bahwa di dalam mengkritik kita sampaikan seluruh kesalahannya apalagi jika kesalahaan tersebut di dalama masalahan-masalah aqidah dan ushul dalam dien ini maka kita kritik dengan keras, agar umat tahu bahwa pendapat ini salah.
Mengkritik adalah sesuau yang diajarkan oleh Allah ta'ala dan rasulnNya. Allah ta'ala mentahdzir umat Yahudi di dalam:
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. QS Al-jumu'ah ayat 5.
Allah ta'ala mengkritik /mencela orang-orang Yahudi mereka itu seperti himar, ini adalah kritikan yang sangat keras, kemudian juga rasul bersabda tentang orang-orang Khawarij :
الْخَوَارِجُ هُمْ كِلَابُ النَّارِ
Mereka (khawarij) adalah anjing-anjingnya neraka. HR Ahmad.
Itulah tahdzir yang diajarkan oleh Allah dan rasulNya yang wajib diikuti tanpa adanya penyimpangan-penyimpangan dan tambahan-tambahan yang tidak diperlukan dalam syaraiat islam yang sempurna ini karena itu wajib bagi kita menerapkan manhaj tahdzir ini agar umat mengetahui mana al-haq dan mana al-batil.
Islam adalah agama menyeluruh sehingga, ia adalah keseluruhan tidak hanya dari segi aqidah saja. Maka hendaklah kita salafy dalam segala hal.
Kebenaran Islam adalah kebenaran sejati, sehingga keimanan kepadanya haruslah dengan sepenuh hati. Setiap bagian dari Islam adalah kebenaran, karena itu kita diperintahkan untuk memasuki Islam secara keseluruhan. Allah ta'ala berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(208)
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Qs Al-Baqarah ayat 208.
Masuk Islam secara keseluruhan berarti melaksanakan seluruh ketentuan-ketentuan dalam Islam tanpa kecuali. Tidak ada tempat dalam Islam untuk paham-paham yang bertentangan dengannya. Baik yang berupa filsafat, sekulerisme, komunisme, sosialisme dan yang lainnya.
Karakteristik Islam ini tercermin pada kelompok yang selamat. Mereka melaksanakan Islam secara menyeluruh, tidak hanya di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau di bidang keagamaan tertentu saja. Mereka tidak hanya berbicara tentang aqidah saja, pembersihan hati saja atau hanya membahas tentang siyasah (politik) saja. Semua pembahasan tercover dalam setiap derap langkahnya.   
Metode mereka dalam memahami dien (agama) ini secara menyeluruh. Kenapa demikian? karena mereka mengambil seluruh dimensi agama ini langsung dari Al-Qur'an dan As-Sunnah tanpa adanya ta'wil, tahrif, ta'til dan penyimpangan lainnya. Mereka juga menjalankan seluruh sunnah-sunnah Rasulullah tanpa memilih-milih, selama hadits yang datang itu shahih maka mereka terima. Inilah ciri dari kelompok yang selamat :
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. QS Al-Hasr ayat 7.
Setiap yang datang dari Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam wajib kita terima, terutama berkaitan dengan masalah agama Islam ini. Walaupun terkadang hal tersebut sulit diterima oleh akal pikiran manusia, dalam hal ini bukanlah wahyu yang salah, melainkan akal manusia yang terbatas.
Sebagai contoh peristiwa isra' mi'raj pada masa nabi sulit dipercaya oleh kaum kafir Quraisy pada saat itu. Abu Bakar dengan keimanannya yang penuh menjadi orang pertama yang meyakini hal tersebut. Dan di masa sekarang ini perjalanan isra' bukanlah sesuatu yang mengherankan. Karena dengan pesawat terbang biasapun jarak antara Mekkah ke Yerusalem dapat ditempuh dalam beberapa menit saja. Sekarang yang tersisa adalah bagaimana perjalanan mi'raj ke langit itu dapat dibuktikan. Sebagai seorang muslim, tanpa melihat bukti-bukti nyatapun kita wajib untuk mempercayainya dengan sepenuh hati.
Karena itu dalam mengambil agama ini seharusnyalah secara keseluruhan. Bukan setengah-setengah atau mengambil hal-hal yang sesuai dengan kepentingannya saja. Hal ini karena agama Islam sudah sempurna dan tidak memerlukan adanya hal-hal baru, sebagaimana sabda Nabi :
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Dan berhati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara yang baru, karena setiap perkara yang baru di dalam agama adalah sesat. HR. Ahmad, Ibnu Majah dan lain lain.
Demikian pula rekomendasi dari Allah ta'ala :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. QS Al-Maidah ayat 3.
Apakah benar Islam telah mengatur segala aspek kehidupan? ayat di atas telah menjawab pertanyaan ini. Kesempurnaan Islam telah mencakup seluruh sendi kehidupan manusia, dari hal-hal yang kecil sampai hal-hal yang besar.
Kaitannya dengan siapa yang sesat dan siapa yang selamat adalah bahwa jika suatu kelompok hanya mengambil hukum-hukum dari Islam hanya sebagiannya saja maka dipastikan kelompok tersebut sesat.
Misalnya mereka menganggap bahwa Islam itu hanya mengatur masalah hubungan antara manusia dengan Tuhan saja, sedangkan masalah-masalah hubungan antara manusia dengan manusia lainnya tidak pernah diatur dalam Islam, atau mereka menganggap bahwa Islam hanya bertempat di masjid saja, sementara di luar masjid kita tidak terikat lagi dengan Islam. Semua keyakinan tersebut adalah sesat, karena secara tidak langsung telah menolak kesempurnaan Islam.
Demikian pula jika ada sekelompok orang yang hanya berdakwah pada hal-hal tertentu saja, misalnya ia hanya memfokuskan diri pada masalah pembersihan hati, kelihatannya bagus hanya saja ia terpaku dengan hal tersebut sehingga masalah-masalah lain yang lebih utama dilupakan. Sehingga yang terjadi adalah ketimpangan dalam kelompok tersebut, menurut mereka jika hatinya sudah bersih maka anggota badan yang lain juga akan mengikutinya. Kalau hati yang benar-benar bersih mungkin bias demikian, namun jika bersihnya hati hanya klaim dari kita maka tidak ada yang menjamin anggota badan akan baik pula. Karena berapa banyak orang yang merasa hatinya sudah bersih tapi amalannya tidak sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad shallahu alaihi wa salam.
Adapun kelompok yang selamat, mereka mengintegrasikan seluruh sendi-sendi Islam dalam setiap langkah dakwahnya, mereka tidak memisah-misahkan bagian-bagian Islam satu persatu. Mereka mempelajari aqidah sekaligus mempelajari adab dan etika. Mereka belajar tafsir sekaligus belajar sunnah dan atsar. Ringkasnya tidak ada hal-hal dalam Islam yang luput dari jangkauan dakwahnya. Mereka mempunyai marhalah-marhalah yang tepat dalam menyampaikan dakwahnya, tidak serampangan dan tidak sembarangan. Mereka senantiasa melihat apa-apa ynag diprioritaskan oleh Nabi pada masanya.
Kelompok yang selamat juga tidak pernah memisah-misahkan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Tidak ada dikotomi ilmu pengetahuan (sains), karena semua itu berasal dari allah ta'ala. Kita diperintahkan untuk mempelajari ayat-ayat kauniyyah dan ayat-ayat qauliyyah sekaligus, sebagaimana firmanNya :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ(190)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. QS Ali Imran ayat 190-191.
Ayat ini mengisahkan orang-orang yang mentadaburi ayat-ayat kauniyyah Allah yang berupa segala ciptaanNya, dan pada saat itu juga sang pembaca sedang mentadaburi ayat-ayat qauliyyahNya. Intinya adalah ilmu pengetahuan yang berasal dari alam berpadu dengan ilmu pengetahuan dari wahyuNya. Keduanya tidak bisa dipisahkan karena sama-sama berasal dari satu sumber yaitu Allah ta'ala.
Di antara kesombongan orang-orang modern adalah sikap mereka yang menganggap bahwa segala sesuatu yang telah terjadi di masa lalu adalah bentuk kekolotan, kemunduran, ketidakmajuan, primitif dan lain sebagainya. Sehingga mereka cenderung akan antipati ketika melihat sejarah dipraktekkan di zaman modern ini.
Sikap ini juga menghinggapi kaum muslimin, sikap mereka begitu sinis manakala melihat sunnah-sunnah Nabi dilaksanakan di zaman ini. "Masa kita mau kembali ke zaman onta" begitu kata mereka. Padahal sunnah-sunnah Nabi adalah wahyu dari Allah ta'ala :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى(3)إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
…dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). QS An-Najm ayat 3-4.
Di antara ciri-ciri kelompok yang sesat adalah mengolok-olok sunnah-sunnah Nabi dan juga ayat-ayat Allah lainnya. Hal ini adalah termasuk bentuk kekufuran, Al-Qur'an sendiri menegaskan tentang hal ini :
قُلْ أَبِاللَّهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُون, َ  لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ(66)
Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema`afkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. QS At-Taubah ayat 66.
Inilah balasan bagi orang-orang yang mengolok-olok atau menghina agama Allah, termasuk juga menghina sunnah-sunnah nabiNya. Hal ini berlaku pula bagi kelompok-kelompok yang mencaci-maki sunnah-sunah Nabi dan juga para sahabatnya.
Kenapa hal ini diangkat di sini? karena agama ini adalah agama yang universal, sehingga tidak terikat oleh waktu dan tempat. Ia membawa syaraiah-syariah yang sudah pasti dan qath'i, adapun berkaitan dengan hukum-hukumnya maka ia bersifat fleksibel.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa setiap kelompok yang selamat selalu berdakwah dengan sifat keagamaan yang universal dalam arti tidak hanya terikat pada wilayah tertentu saja, ia mencakup seluruh bumi Allah yang merupakan bagian dari makhluknya.
Yang dimaksud di sini adalah bahwa dakwah kelompok yang selamat tidak pernah membatasi diri hanya para suku atau ras dan wilayah tertentu saja. Dakwah Islam ini adalah rahmat bagi seluruh umat manusia :
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّرَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
"Artinya : Dan tidak Kami mengutusmu melainkan untuk menebarkan rahmat di seluruh alam ...." [Al-Anbiya : 107]
Maka dakwah Islam adalah dakwah yang universal, dari ujung benua Asia hingga sudut-sudut Eropa, semua adalah medan dakwah yang harus mengetahui bagaimana ramahnya dakwah ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...