Oleh : Ahmad Zaki
Peran
penting ekonomi sangat di sadari oleh para khalifah Dinasti Abbasiyah dalam
menentukan maju mundurnya suatu negara. Oleh karena ini, mereka memberikan
perhatian khusus pada pengembangan sektor ini, terutama periode pertama Dinasti
Abbasiyah . upaya kearah kemajuan ini sebenarnya sudah di mulai sejak masa
pemerintahan al-Mansur. Yaitu dengan di pindahkannya pusat pemerintahan ke baghdad tiga tahun
setelah dia di lantik menjadi khalifah.[1]
Dijadikannya kota
baghdad sebagai
pusat kendali pemerintahan itu mempunyai arti tersendiri bagi perkembangan dan
kemajuan di bidang ekonomi. Baghdad
merupakan sebuah kota
yang terletak didaerah yang sangat strategis bagi perniagaan dan perdagangan.
Sungi tigris bisa dilayari sampai kota
ini. Begitu juga terdapat jalur pelayaran ke sungai eufrat yang cukup dekat.
Sehingga barang-barang dagangan dan perniagaan dapat diangkut menghilir sungai
eufratdan tigris dengan menggunakan perahu-perahu kecil. Di samping itu, yang
terpenting ialah tedapatnya jalan nyaman dan aman dari semua jurusan.[2]
Akhirnya Baghdad menjadi daerah sangat ramai, karena disamping sebagai ibu kota kerajaan juga
sebagai kota
niaga yang cukup marak pada masa itu. Dari situlah negara akan dapat devisa
yang sangat besar jumlahnya.
Selain
itu faktor pertambahan jumlah penduduk juga merupakan suatu faktor turut
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dimana semakin pesat pertumbuhan penduduk,
maka semakin besar dan banyak pula faktor permintaan pasar (demand). Hal ini
pada gilirannya memicu produktivitas ekonomi yang tinggi.
Adapun
komoditi yang menjadi primadona pada masa itu adalah bahan pakaian atau tekstil
yang menjadi konsumsi pasar asia dan eropa.
Sehingga industri di bidang penenunan seperti kain, bahan-bahan sandang lainnya
dan karpet berkembang pesat. Bahan-bahan utama yang digunakan dalam industri
ini adalah kapas, sutra dan wol.[3]
Industri lain yang juga berkembang pesat adalah pecah belah, keramik dan
parfum.[4]
Disamping itu berkembang juga industri kertas yang di bawa ke Samarkand oleh para tawanan perang Cina tahun
751 M. di Samarkan inilah produksi dan ekspor kertas dimulai. Hal ini rupanya
mendorong pemerintah pada masa Harun al-Rasyid lewat wazirnya Yahya ibn Barmak
mendirikan pabrik kertas pertama di Baghdad
sekitar tahun 800 M.[5]
salah satu bukti manuskrip Arab tertua yang ditulis diatas kertas yang
ditemukan adalah manuskrip tentang hadis yang berjudul Gharib al-Hadis
karya Abu Ubayd al-Qasim ibn Sallam (w. 837 M) yang dicetak bulan Dzulqa’dah
252 H (13 November – 12 Desember 866), disimpan di perpustakaan Leiden[6]
Komoditas
lain yang berorientasi komersial selain, logam, kertas, tekstil, pecah belah,
hasil laut dan obat-obatan adalah budak-budak. Mereka setelah dibeli oleh
tuannya dipekerjakan seperti di ladang pertanian, perkebunan dan pabrik. Namun
bagi pemerintah, budak-budak direkrut sebagai anggota militer demi pertahanan
negara.[7]
Sebagai
alat tukar, para pelaku pasar menggunakan mata uang dinar (emas) dan dirham
(perak). Penggunaan mata uang ini secara ekstensif mendorong tumbuhnya perbankan. Hal ini disebabkan para
pelaku ekonomi yang melakukan perjalanan jauh, sangat beresiko jika membawa
kepingan-kepingan tunai uang tadi. Sehingga bagi para pedagang yang melakukan
perjalanan digunakanlah sistem yang dalam perbankan modern disebut Cek, yang
waktu itu dinamakan Shakk. Dengan adanya sistem ini pembiayaan menjadi
fleksibel. Artinya uang bisa didepositokan di satu bank di tempat tertentu,
kemudian bisa ditarik atau dicairkan lewat cek di bank yang lain. Dan cek hanya
bisa dikeluarkn oleh pejabat yang berwenang yaitu bank. Lebih jauh bank pada
masa ini kejayaan Islam juga sudah memberikan kredit bagi usaha-usaha
perdagangan dan industri. Selain itu bank juga sudah menjalankan fungsi sebagai
Currency Exchange (penukaran mata uang).[8]
Kemajuan
di bidang ekonomi tentunya berimbas pada kemakmuran rakyat secara keseluruhan. Puncak
kemakmuran rakyat dialami pada masa Harun al-Rasyid (786-809M) dan putranya
al-Ma’mun (813-833 M). kekayaan yang melimpah pada masa ini digunakan untuk
kegiatan-kegiatan di berbagai bidang seperti sosial, pendidikan, kebudayaan,
pendidikan, Ilmu Pengetahuan, kesehatan, kesusastraan dan pengadaan
fasilitas-fasilitas umum. Pada masa inilah berbagai bidang-bidang tadi mencapai
puncak keemasannya.
Kemajuan
ekonomi dan kemakmuran rakyat pada masa ini disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain :
1.
relatif stabilnya kondisi politik
sehingga mendorong iklim yang kondusif bagi aktivitas perekonomian.
2.
Tidak adanya ekspansi ke
wilayah-wilayah baru sehingga kondisi ini dimanfaatkan oleh masyarakat guna
meninggkatkan taraf hidup dan kesejahtraan mereka.
3.
Besarnya arus permintaan (demand)
untuk kebutuhan-kebutuhan hidup baik yang bersifat primer, sekunder dan
tersier, telah mendorong para pelaku ekonomi untuk memperbanyak kuantitas
persediaan (supply) barang-barang dan jasa.
4.
besarnya arus permintaan (demand)
akan barang tersebut disebabkan meningkatnya jumlah penduduk, terutama di
wilayah perkotaan yang menjadi basis pertukaran aneka macam komoditas
komersial.
5.
Luasnya wilayah kekuasaan
mendorong perputaran dan pertukaran komoditas menjadi ramai. Terutama
wilayah-wilayah bekas jajahan Persia
dan Byzantium
yang menyimpan potensi ekonomi yang besar.
6.
Jalur transfortasi laut serta
kemahiran para pelaut muslim dalam ilmu kelautan atau navigasi.
7.
Etos kerja ekonomi para khalifah
dan pelaku ekomoni dari golongan Arab memang sudah terbukti dalam sejarah
sebagai ekonom yang tangguh. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa perdagangan
sudah menjadi bagian hidup orang Arab, apalagi kenyataan juga mengatakan bahwa
Nabi sendiri juga adalah pedagang.
[1]
Philip K. Hitti. Op. cit h 292.
baca pula : Watt Loc.Cit.
[2] Ibid.
[3] Masalah
perekonomian pada masa Dinasti Abbasiyah secara lengkap dapat dilihat dalam
Maurice Lombard, The Golden Age of Islam (New York : American Elsevier,
1975), hlm. 182.
[4] Ibid.,
hlm. 18
[5]
Philip K. Hitti, History…, hlm. 433
[6] Ibid
[7] Lombard , The Golden…, hlm. 195-203
[8]
Hitti, History…hlm. 320
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...