MENGANALISIS KONDISI EKSTERNAL DAN INTERNAL
PT.
TELEKOMUNIKASI, Tbk.
1.
Pendahuluan
PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara
informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan
telekomunikasi secara lengkap (full
service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel
(fixed wire line), jasa telepon tidak
bergerak nirkabel (fixed wireless),
jasa telepon bergerak (cellular),
data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun
melalui perusahaan asosiasi.
Kehadiran teknologi yang demikian nyata menjawab berbagai kebutuhan dan menciptakan kegiatan
bisnis baik di sektor hilir maupun hulu. Integrasi antar Industri
terlaksana (IT) dan perkembangan
Komputer menjawab berbagai kebutuhan dan menawarkan berbagai kemudahan.
Beragam bentuk Iayanan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat telah mendorong
berkembangnya teknologi jaringan telekomunikasi berdasarkan kriteria yang
beragam pula, seperti masalah keamanan, keandalan, kecepatan, cakupan,
personalitas, portabilitas, dan harga. Maka muncul Iah teknologi-teknologi barn
seperti IN, ISDN, frame relay, ATM, SDH, HFC, GSM, CDMA, ADSL hingga pada
teknologi satelit. Tantangan bagi industri telekomunikasi selanjutnya adalah
bagaimana menyediakan kanal informasi yang sesuai kebutuhan, murah, efisien dan
andal.
Peran industri komputer, terutama industri perangkat
Iunak, sangat menentukan dalam memunculkan Iayanan-Iayanan baru. Sejumlah vendor
besar dalam industri perangkat Iunak dewasa ini
tengah bersaing dalarn menciptakan dan merebut pasar Iayanan-Iayanan
baru berbasis IT. Disamping itu, perusahaan-perusahaan jasa di berbagai sektor
tengah bersaing juga untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para
kastomemya dengan menerapkan layanan berbasis IT services.
Sedangkan industri elektronika sangat berperan dalam
menghasilkan perangkat perangkat janngan dan terminal jasa telekomunikasi yang
berkemampuan tinggi. Karaktenstik perangkat terminal jasa telekomunikasi
selanjutnya sangat menentukan kepada tingkat aksesibilitas Iayanan dan tingkat
pemanfaatan Iayanan oleh para penggunanya. Semua faktor pendorogn di atas semakin cepat karena perkembangan teknologi digital yang lebih cepat dan kapasitas yang lebih tinggi (Sugiyono, 2002).
Perkembangan industri
Telekomunikasi yang demikian
pesat, khususnya di Indonesia, mulanya
dihuni oleh dua pemain yaitu Telkom dan Indosat, sehingga dikenal adanya
duopoli. Namun, bersamaan dengan munculnya
bisnis baru, persaingan antar pelaku
dalam industri telekomunikasi
menjadi lebih ketat. Persaingan ini semakin ketat dengan keluarnya UU No. 5 Tahun 1999, tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat. Sampai tahun 2008 diperkirakan ada 10 operator besar di Indonesia, dimana satu
dengan lainnya bersaing dalam berbagai
bentuk produk telekomunikasi diantaranya
yang paling ketat adalah persaingan dalam bentuk pemasaran celluler phone.
Persaingan menjadi sesuatu yang lumrah dan
dibutuhkan untuk menciptakan barang dan jasa lebih efisien. Tidak
mengherankan dengan keluarnya UU No. 5 muncul lembaga KPPU
(Komisi Pengawas Persaingan Usaha) yang
menjamin bahwa antar pengusaha dilarang terjadi
kolusi dan harga barang dan jasa yang ditawarkan berada pada
pengawasan mereka. Artinyua, KPPU punya wewenang untuk mengatakan bahwa harga barang dan jasa
di industri terlaksana misalnya terlalu mahal sehingga harus diturunkan. Hal
ini telah terbukti dengan diturunkannya
harga SMS yang ditetapkan oleh berbagai penyedia jasa
terlaksana. Menurut KPPU harga SMS yang
layak hanyalah Rp. 75 per SMS, dan ini masih termasuk mahal. Dengan
lahirnya UU ini maka berbagai perusahaan muncul dengan fungsi yang berbeda di industri telekomunikasi menjamur, bahkan perusahaan dari luar negeri diperkenankan terlibat di
Indonesia. Secara ekonomi, semakin banyak muncul pengusaha akan menuntun harga yang ekonomis dan
menjamin terlindunginya kebutuhan
perusahaan.
Kondisi
demikian dihadapi oleh setiap perusahaan
di industri telekomunikasi ,
tidak terkecuali Telkom yang
merupakan perusahaan besar di Indonesia.
2. Visi perusahaan
Visi dari TELKOM adalah: To become a leading InfoComm player in the
region. TELKOM berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoComm terkemuka dikawasan Asia
Tenggara, Asia dan akan berlanjut kekawasan Asia Pasifik.
3.
Misi Perusahaan
TELKOM mempunyai misi
memberikan layanan “One Stop Infocomm Service with Excellent Quality and
Comparative Price and to be The Role Model as the Best Managed Indonesian
Comporation” dengan jaminan bahwa
pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik berupa kemudahan, produk dan
jaringan berkualitas dengan harga kopetitif.
TELKOM akan mengelola bisnis
melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia
yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan
yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
4. Produk yang
dihasilkan oleh perusahaan:
TELKOM sebagai penyedia jasa
teleomunikasi terbesar di Indonesia memiliki keunggulan dari sisi infrastruktur
karena didukung pendanaa oleh
pemerintah. Dengan keunggulan tersebut TELKOM telah mampu mengembangkan produk
yang menjadi 5 (lima) pilar bisnis mereka, yaitu:
1. Fixed Phone (TELKOM Phone)
-
Personal Line
-
Corporate Line
-
Wartel & Telum
2. Mobile Phone (TELKOMSEL)
-
Prepaid Services (simPATI)
-
Postpaid Services (Halo)
3. Network
& Interconnection (TELKOM Intercarier)
-
Interconnection Services
-
Network Leased Services
4. Data &
Internet
-
Leased Channel Service (TELKOM Link)
-
Internet Service (TELKOMNet)
-
VoIP Service (TELKOM Save & Global 017)
-
SMS Service (from TELKOMSEL, TELKOMFlexi & TELKOM
SMS)
5. Fixed
Wireless Access (TELKOM Flexi)
-
Prepaid Services (Flexi Trendy)
-
Postpaid Services (Flexi Classy)
Bagaimanapun produk seperti
diatas senantiasa membutuhkan pencerahan (enlightining)
kepada pelanggan, baik
perseorangan, kelompok,
perusahaan, korporasi sehingga mengenali
dan dapat menciptakan permintaan. Dengan
demikian maka senantiasa tercipta
permintaan kepada barang dan jasa
yang dihasilkan oleh Telkom.
5.
Kondisi Eksternal dan Internal
Kondisi
eksternal senantiasa mengalami perubahan. Pendekatan PETS (Politik, Ekonomi,
Teknologi dan Sosial) telah
menciptakan kesepatan dan sekaligus
ancaman bagi Telkom. Perkembangan teknologi yang demikian “ajaib” misalnya
telah memungkinkan pekerjaan lebih
efisien baik dari sisi waktu maupun biaya yang dikeluarkan. Akan tetapi, karena
masing-masing pemain diperkanankan bahakan didorong untuk terlibat, maka perkembangan
teknologi tidak saja menciptakan kesempatan akan tetpai juga ancaman.
Sejalan dengan visi TELKOM
untuk menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional serta
mewujudkan TELKOM Goal 3010 maka berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk
tetap unggul diantara pemain telekomunikasi. Hasil dari kerja keras tersebut
terlihat dari jumlah pelanggan TELKOM. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2006,
jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 48,5 juta pelanggan yang terdiri dari:
pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7 juta, pelanggan telepon
tidak bergerak nirkabel sejumlah 4,4 juta pelanggan dan 35,6 juta pelanggan jas
telepon bergerak.
Pertumbuhan jumlah pelanggan
TELKOM ditahun 2006 sebesar 30,73% telah mendorong kenaikan pendapatan usaha
TELKOM dalam tahun 2006 sebesar 23% dibanding tahun 2005. Saham TELKOM per 31
Desember 2006 dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebanyak 51,19% dan pemegang
saham publik 48,81% yang terdiri dari 45,54% investor asing dan 3,27% investor
lokal. Semenntara itu, harga saham TELKOM di bursa efek Jakarta selama tahun
2006 telah meningkat 71,2% dari Rp. 5.900 menjadi Rp. 10.100,-. Kapitalisasi
pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2006 sebesar U$ 22,6 Miliar.
Dibanding dengan kondisi tahun 2007 diketahui bahwa jumlah
pelanggan telepon seluler di Indonesia selama tahun 2007 mencapai 96,41 juta
nomor. Ini berarti tumbuh sekitar 51 persen dibanding tahun 2006 yang hanya
63,8 juta nomor. Pertumbuhan pelanggan seluler dan FWA ini menandai bahwa
Indonesia mencatat prestasi luar biasa di dalam mengejar ketertinggalan di
bidang teknologi informasi dan telekomunikasi (Information and Communication
Technology/ICT). Demikian dikemukakan Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad
Nuh di Jakarta, Kamis (31/1). Membandingkan kondisi di atas dapatlah diketahui
bahwa Telkom adalah pemimpin pasar.
Tidak heran kalau dengan kondisi demikian menciptakan keunggulan bagi Telkom
dan menciptakan berbagai prestasi. Hasil upaya tersebut tercermin dari market
share produk dan layanan yang unggul di antara para pemain telekomunikasi.
Selama tahun 2006 TELKOM telah menerima beberapa penghargaan baik dari dalam
maupun luar negeri, di antaranya The Best Value Creator, The Best of
Performance Excellence Achievement, Asia’s Best Companies 2006 Award dari
Majalah Finance Asia.
Dengan pencapaian dan
pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan pasar untuk setiap portofolio
bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi pertumbuhannya di masa mendatang,
saat ini TELKOM menjadi model korporasi terbaik Indonesia.
6.
Mitra Strategis
Mengacu kepada pendekatan mata rantai nilai (Valu Chain), kegiatan dapat
dibagi menjadi dua yaitu kegiatan primer
dan pendukung. Kedua kegiatan ini pada dasarnya tidak dilakukan sendiri oleh
Telkom. Oleh karena itu, Telkom bermitra dengan
banyak perusahaan untuk dapat
memposisikan diri ditengah-tengah persaingan. Dalam kaitan ini Telkom bemitra dengan berbagai perusahaan berikut.
1.
PT. Siemens Indonesia
2.
PT. NEC Indonesia
3.
PT. Industri Telekomunikasi
Indonesia
4.
PT. Compact Microwave Indonesia
5.
PT. Alcatel Indonesia
6.
Tomen Corporation
7.
Llyod's Register Assurance Limited
8.
SingTel
9.
JICA (Japan International
Cooperation Agency)
10.
CISCO
11.
KPN Netherlands
12
Mercer Cullen Egan Dell
12.
AEOP (Australian Expert Overseas
Program)
13.
PT. ERICSSON INDONESIA
14.
KONSORSIUM SIEMENS
15.
PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE
16.
KYOWA EXEO CORP
17.
PT. MCPHEE ANDREWARTHE CED LTD
18.
PT. MOTOROLLA INDONESIA
19.
NAMYANG TELECOM CO., LTD
20.
NANTERE FRANCE
21.
PT. NEC CORPORATION
22.
NIPPON TELECOMM CONS Co LTD
23.
PDC - PHILIPS DEVELOPMENT CORP
24.
TELECOM NEW ZEALAND LTD
25.
TELECON LTD
26.
PHILIPS AUSTRALIA LTD
27.
FRANCE TELECOM
28.
FUJITSU
29.
FURUKAWA ELECT
30.
HITACHI KABEL Ltd
31.
HYUNDAI
32.
SAMSUNG Electronics
33.
SINGAPORE TELECOMM
34.
SPARCOMM (COMSTREAM)
35.
TRT-TEL RADIO-ELECTRIQUEST et
36.
NIPHONE USHASAMA SDN BHD
7.
Berbagai Strategi Telkom
Namun, tidak
hanya perubahan strategis ini saja yang dilakukan oleh TELKOM. Masih ada
beberapa sinergi lain yang dikembangkan oleh TELKOM antara lain adalah:
1.
Strategi pertama yang paling
dikembangkan oleh TELKOM adalah merubah orientasi pasar. Sebelum tahun 2003
TELKOM menganut asset-based orientation,
dimaa menjaga keandalan produktif aset dan penguasaan produk sebagai landasan.
Setelah tahun 2003 menjadi customer-centric,
dimana seluruh operasi TELKOM harus
benar-benar fokus kepada pelanggan. Oleh sebab itu untuk mewujudkannya TELKOM
telah mengembangkan aplikasi dari TI, yang berperan sangat penting untuk
mewujudkan strategi ini.
2.
Strategi yang kedua yang
dikembangkan oleh TELKOM adalah pengembangan Teknologi Informasi. Pada awalnya TI
bagi TELKOM hanya sebagai sarana pendukung saja. Ini digunakan bagi pelanggan
untuk memudahkan dalam pembayaran tagihan. Selain iti belun ada standar yang
digunakan, karena TI dianggap sebagai biaya yang tidak signifikan dampaknya.
Namun perubahan lingkungan bisnis yang cepat menuntut TELKOM untuk merubah
peranan TI-nya tidak lagi sebagai pendukung tetapi sebagai sarana transformasi.
Oleh sebab itu TELKOM bertekad memberikan layanan yang lebih besar kepada TI
dalam menghadapi persaingan bisnis dimasa yang akan datang. Langkah-langkah
strategis yang diambil oleh TELKOM dalam mewujudkan meningkatkan peranan TI
adalah:
·
Langkah pertama adalah
menjalankan menejemen TI secara terkonsolidasi. Harus diketahui bahwa unit-unit
yang terkait dengan penyelenggaraan TI belum berperan dengan semestinya.
Kondisi ini menimbulkan berbagai dampak, antara lain: pengelolaan TI menjadi
tidak terkendali, peoses bisnis tidak efektif, kompetensi tidak dikembangkan
sesuai dengan perkembangan bisnis dan teknologi, dan tidak tercapainya
efisiensi biaya investasi dan operasional. Oleh sebab itu TELKOM kini tengah
membenahi semua sistem informasinya.
·
Langkah kedua yang
dijalankan oleh TELKOM adalah pemantapan peran dan tanggungjawab oerganisasi TI
TELKOM. Saat ini peran dari TI tidak lagi sebagai pendukung namun sudah menjadi
sarana transformer. Untuk itu diperlukan pemantapan peran dan tanggung jawab
yang jelas dari organisasi pengelola TI. Strategi ini sangat berpengaruh
terhadap struktur organisasi dan pembagian peran dan tanggungjawab.
·
Langakah ketiga yang harus
dilakukan adalah pengembangan kompetensi SDM TI TELKOM. Untuk mendukung
terjadinya pengelolaan organisasi yang optimal dibutuhkan penerapan yang tepat
dalam pengelolaan SDM. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu dari sisi
kualitas dan kuantitas. Dari sisi kualitas adalah membentuk strategi
pengembangan SDM yang terarah dan terstruktur dengan baik. Dari sisi kuantitas,
konstribusi TI sebatas implementasi slogan right
man in the right place. Meskipun hal
ini masih berbau kualitas namun yang dimaksud adalah bagaimana pengelolaan
SDM sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi kelebihan SDM pada satu tempat atau kekurangan SDM pada tempat lain,
penempatan tidak sesuai dengan prioritas dan pengembangan kompetensi tidak
sesuai dengan kebutuhan.
·
Langkah keempat adalah
penerapan kebijakan outsourcing.
Langkah ini dilakukan dalam rangka memacu efisiensi. Outsourcing di bidang TI adalah
upaya untuk memindahkan sebagian dari infrastruktur TI, staf, proses,
dan aplikasi internal kepada suatu resource provider eksternal. Faktor yang menjadi
pertimbangan utama untuk meng-outsourcing
ada dua yaitu aspek kestrategisannya dan resource yang dimiliki oleh TELKOM.
8. Menilik Kompetensi Telkom
Seperti yang
telah disebutkan diatas TELKOM telah merubah orientasi pasarnya menjadi costumer-centric. Untuk mewujudkan ini TELKOM pun merubah kompetensi yang
digunakan. Sebelum tahun 2003 TELKOM menggunakan kompetensi POTS (Plain old telephone service), yaitu
teknologi telepon tetap, namun mulai dari 2003 TELKOM menggunakan kompetensi
PMM (phone,mobile,multimedia), dengan
ini diharapkan TELKOM menjadi “InfoCom
Supermarket” dengan konsep one stop
shop solution, langkah ini telah membawa TELKOM menjadi full network service provider(FNSP)
dengan lima pilar bisnis yaitu: fixed
line, fixed wireless,mobile, internet,&inter carrier.
Selain itu
kini TELKOM juga menerapkan Competency-BaseHuman
Resource Management (CBHRM). Kompetensi yang dimaksud dalam sistem CBHRM
adalah kombinasi antara skill, knowledge
dan personal qualities yang diperlukan untuk dapat melaksanakan pekerjaan
secara efektif. Skill adalah
kemampuan individu untuk menjalankan sebuah pekerjaan dengan baik, seperti
mendemonstrasikan sebuah produk. Knowledge
adalah informasi berharga yang dimiliki oleh seseorang dibidang tertentu,
seperti pemahaman yang dalam mengenai pesaing. Sementara personal qualities adalah nilai-nilai (value) dan sikap (attitude)
yang dimiliki seseorang yang menentukan kualitasnya.
Singkatnya
TELKOM harus membangun sistem HR dimana kompetensi menjadi dasar dalam seleksi
karyawan (personnel selection),
penilaian kinerja (performance appraisal),
maupun pembangunan karyawan (employee
development). Dari sini terlihat kompetensi menduduki posisi sentral dalam
manajemen SDM di TELKOM.
Pertanyaan.
1.
Jelaskan tiga hal pendorong yang
mengakibatkan terjadinya persaingan diantara penyedia jasa telekomunikasi ,
baik di sektor hulu maupun hilir.
2.
Untuk kasus Indonesia, Telkom menempati posisi pemimpin. Dikaitkan
dengan berbagai bentuk strategi yang
mengkombinasikan kondisi SWOT jelaskan strategi yang sedang dilaksanakan
oleh Telkom seperti apa. Berikan penjelasan anda.
3.
Dikaitkan dengan mata rantai
nilai, jelaskan kegiatan primer dan pendukung
yang dapat diidentifikasi sebagai
kegiatan penciptaan nilai.
4.
Dikatikan dengan kompetensi
korporasi, menurut anda apakah kompetensi Telkom sekarang, dan apakah ini dapat
bertahan?
DAFTAR
PUSTAKA
Kartajaya, H. 2004. On Becoming
A Costumer-Centric Company Transformasi TELKOM Menjadi Perusahaan berbasis
Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Republik Indonesia, 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1999, tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999,
Jakarta.
Sugiyono, A. 2002. Persaingan di
Industri Telekomunikasi , Makalah, Universitas Gajah Mada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...