Kisah ini dimulai dengan rencana SULTAN
AGUNG menyerang BANTEN dan BLAMBANGAN, tetapi tentara Sultan Agung Mengalami
kekalahan. Kemudian Sultan Agung meminta bantuan Belanda untuk membantunya,
namun permintaan itu ditolak Belanda. Justru Belanda meminta Sultan Agung untuk
menyerah. Permintaan Belanda itu menyebabkan Sultan Agung marah. Sejak itu
Sultan Agung mempersiapkan pasukannya untuk menyerang Batavia. Dengan dipimpin
DIPATI UKUR dan TUMENGGUNG BAUREKSO pasukan Mataram menyerang Batavia.
Penyerangan pertama ini gagal.
Setahun kemudian Sultan Agung melakukan
penyerangan kembali ke Batavia. Kali ini Prajurut Mataram dipimpin oleh
Pangadegan, Wirajaya, Wirabaya, dan Arif Muhammad.Penyerangan kedua inipun
gagal. Tetapi, Arif Muhammad dan belasan prajurit lainnya berhasil meloloskan
diri hingga tiba di Kampung Cangkuang. Pada saat itu penduduk Kampung Cangkuang
masih sedikit dan belum mengenal agama Islam. Penduduk Cangkuang masih memeluk
kepercayaan Animisme, Dinamisme, dan agama Hindu. Sesudah cukup lama menetap di
Cangkuang, Arif Muhammad dan para sahabatnya berniat menyebarkan agama Islam
kepada penduduk setempat. Karena prajurit Mataram ini ramah dan pandai bergaul,
dengan sendirinya kehadiran mereka diterima dengan baik oleh penduduk Cangkuang
maupun penduduk dari luar Cangkuang. Untuk memperkokoh penyebaran Islam Di
Cangkuang, kemudian Arif Muhammad membangun sebuah masjid sederhana yang sampai
sekarang masih ada. Untuk keperluan berwudhu, Arif Muhammad membendung parit
yang airnya berasal dari Sungai Cicapar dan akhirnya terbentuklah sebuah danau.
Arif muhammad dan sahabatnya tinggal ditengah danau yang disebut Kampung Pulo.
Ketika Islam menjadi pegangan hidup penduduk Cangkuang, khususnya di Kampung
Pulo, Arif Muhammad tetap menghargai adat, atau kebiasaan penduduk setempat.
Misalnya, larangan untuk tidak boleh bekerja atau berziarah pada hari rabu. hal
itu berlaku hingga hari ini. Pada saat itu di Cangkuangn banyak terdapat candi
sudah rusak dan tidak terpelihara. Dengan persewtujuan penduduk,akhirnya
disisakan satu candi sebagai peringatan bahwa dahulu di tempat tersebut pernah
ada pemeluk Hindu. Ada versi lain yang menyebutkan bahwa dengan kesaktian Arif
Muhammad dibenamkan kedalam bumi.hanya dengan tangan kanannya saja.Dan
disisakan satu candi yang ada patung Syiwa dibiarkan hingga sekarang. Arif
Muhammad yang kemudian dikenal dengan sebutan Sembah Dalem Arif Muhammad,
mempunyai tujuh orang anak Enam wanita dan satu laki-laki. Ketujuh anaknya
tersebut dilambangkan dengan tiga buah rumah adat disebelah kiri dan tiga buah lagi di sebelah kanan. sedangkan sebagai
lambang putranya didirikan masjid adat yang sampai sekarang masih dapat dilihat
Sumber:
http://id.shvoong.com/books/2013918-legenda-candi-cangkuang-dalem-arif/#ixzz2DoDYz6mb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...