Minggu, 25 November 2012

Motivasi Islami

Oleh : Nurrohma Hayati

I.Pendahuluan
Dalam al-Qur’an dan al-Hadits, dapat dijumpai berbagai ungkapan yang menunjukkan dorongan kepada setiap orang muslim dan mukmin untuk selalu rajin belajar. Anjuran menuntut ilmu tersebut dibarengi dengan urgennya faktor-faktor pendukung guna makin meningkatkan semangat belajar bagi setiap orang. Salah satu faktor yang utama adalah motivasi, baik itu motivasi yang datang dari dalam diri sendiri, maupun motivasi yang ditumbuhkan dari peranan lingkungan sosialnya.
Motivasi belajar (menuntut ilmu) bagi setiap penuntut ilmu memang dibutuhkan, bahkan begitu banyak hadits-hadits yang memberikan pemahaman tentang manfaat menuntut ilmu dan perintah yang menganjurkan untuk belajar. Semua ungkapan dalam hadits-hadits tersebut merupakan dalil-dalil yang dapat menjadi pedoman sebagai alat untuk memotivasi setiap umat Islam untuk terus menuntut ilmu.
Sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan artikel ini ialah Kitab-Kitab hadits, buku-buku hasil karya tulis dari beberapa ahli dan sejarawan pendidikan serta ulama-ulama hadits.
Adapun pendekatan yang digunakan untuk membahas cakupan materi di artikel ini ialah dengan menggunakan metode analisa hadits, yakni memilih hadits-hadits yang sesuai dan punya kaitan dengan motivasi belajar/menuntut ilmu, merangkumnya, kemudian menganalisanya berdasarkan pemahaman penulis dan juga berdasarkan ulasan pendapat beberapa ulama tentang hadits-hadits tersebut.
Dalam artikel ini akan dibahas perihal motivasi belajar, mencakup: Apa pengertian Motivasi Belajar? Apa Jenis-Jenis Motivasi Belajar? Apa Fungsi Motivasi Belajar? Dan Bagaimana Motivasi Belajar dalam Perspektif Islam?




II.Pembahasan
A.   Pengertian Motivasi Belajar
Secara terminologi, motivasi[1] adalah dorongan (dengan sokongan morel);[2] dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai tujuan tertentu.[3]
Secara etimologi, motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.[4]
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.[5]
B.   Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Tanpa motivasi, kegiatan belajar sulit untuk berhasil.
Secara umum, ada 2 jenis motivasi yang mempengaruhi kegiatan belajar seseorang:
a.    Motivasi Intrinsik, yaitu motif-motif[6] yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
b.   Motivasi Ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.[7]
Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.


[1] Tidak ada kesepakatan umum di antara para ahli psikologi tentang bagaimana “motivasi” dan “faktor-faktor motivasi” seharusnya didefenisikan atau dianalisa secara teoritis. Istilah tersebut secara umum digunakan berkaitan dengan tiga pertanyaan yang saling terkait yang harus dijawab sebelum perilaku dipaparkan untuk menjadi suatu keterangan. Pertama, pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menentukan perubahan-perubahan dalam intensitas perilaku (pada istilah ini masuk dalam kategori perilaku internal, seperti berpikir). Kedua, adalah pertanyaan tentang aturan berperilaku. Perilaku ditentukan bersamaan dengan adanya dorongan eksternal dirasakan melalui alat panca indera dan oleh kondisi-kondisi dalam diri organism. Ketiga, pertanyaan yang berhubungan dengan bantuan perilaku belajar. Semua bentuk belajar memerlukan dua atau lebih rangsangan-rangsangan yang terjadi dalam kesinambungannya. Lebih lanjut baca Lee C. Deighton, The Encyclopedia of Education, Vol. 6 (USA: The Macmillan Company & the Free Press, t.t.), h. 408.
[2] M.D.J.al-Barry, dkk., Kamus Peristilahan Modern dan Populer (Surabaya: Indah, 1996), h. 273.
[3] Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 2000), h. 688.
[4] M. Ngalim Purwanto MP., Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h. 104.
[5] Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000), h. 73.
[6] Motif diartikan sebagai suatu kekuatan atau daya pendorong yang menyebabkan orang mulai bergerak atau mengambil suatu tindakan. Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 160. Motif juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai sutau tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Lihat Sardiman, Interaksi dan Motivasi, Op.cit., h. 71.
[7] Selanjutnya lihat Sardiman, Interaksi dan Motivasi, Op.cit., h. 37, 87-89.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...