Kamis, 29 November 2012

Tidak Ada Domba di Kampung Naga

Oleh : Abu Aisyah


Idhul Adha adalah satu dari dua hari raya dalam Islam, pada hari itu umat Islam merayakannya dengan berbagai tradisi keagamaan. Dari mulai shalat Idhul Adha, berkurban dan bertakbir pada hari-hari tasyrik. Hari raya Idhul Adha dalam beberapa literatur adalah hari-hari untuk makan-minum dan dijadikan momen untuk bergembira. Inti dari hari raya ini adalah perintah untuk menyembelih binatang qurban sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah ta’ala. Binatang yang disembelih biasanya adalah Sapi, Onta dan Kambing atau Domba.
Tradisi menyembelih hewan kurban adalah warisan dari Nabi Ibrahim Alaihi Salam yang mendapatkan wahyu dari Allah ta’ala untuk menyembelih putranya Ismail Alaihi Salam sebagai ujian keimanan beliau kepadaNya. Maka dengan penuh keikhlasan Ibrahim menjalankan wahyu tersebut, namun setelah Allah ta’ala melihat kesungguhan Ibrahim maka Dia menggantikan semebelihan tersebut dengan Domba yang gemuk. Selanjutnya tradisi ini dilanjutkan oleh umat Islam sebagai bentuk ibadah kepada Allah ta’ala.
Menyembelih hewan kurban pada hari raya Idhul Adha adalah sebuah kewajiban bagi mereka yang mampu melaksanakan. Mampu sendiri berarti ia memiliki uang atau hewan yang akan dijadikan kurban, sementara kebutuhan hidup sehari-hari sudah terpenuhi. Sedangkan jika seseorang tidak mempunyai harta sehingga tidak mungkin bagi dia untuk berkurban maka tidak ada kewajiban atasnya untuk berkurban. Apa jadinya jika seseorang yang sebenarnya mampu untuk berkurban namun ia enggan untuk melaksanakannya?
Berkurban adalah bentuk kesadaran dari dalam diri seseorang untuk berusaha memberikan hal terbaik bagi Allah ta’ala. Tentu saja hewan kurban tersebut tidak akan sampai kepadaNya, akan tetapi proses keikhlasan, harapan dan pengorbanannya yang akan mendapatkan balasan (pahala) dariNya. Kesadaran ini akan muncul bersamaan dengan meningkatnya keimanan seseorang, sehingga semakin tinggi iman seseorang akan semakin besar keinginannya untuk berkurban. Dalam makna yang luas kurban berarti menyerahkan seluruh apa yang kita miliki di jalan Allah ta’ala.
Berkaitan dengan Hari Raya Idhul Adha maka kit alihat saat ini kesadaran masyarakat untuk berkurban terus meningkat. Hal ini terbukti dengan banyaknya sembelihan yang dilaksanakan di berbagai tempat, tidak hanya di masjid tapi di rumah-rumah umat Islam-pun melaksanakan ibadah suci ini. Kesadaran ini tentu harus kita apresiasi sebagai salah satu indikasi bagi ketakwaan masyarakat. Begitu banyaknya masyarakat yang berkurban hingga hari raya Idhul Adha adalah ahri untuk makan daging, membuat sate dan banyaknya daging di rumah-rumah umat Islam.
Di satu sisi umat Islam “Kelebihan” daging pada hari raya ini, sementara di sisi lain masih ada beberapa masyarakat yang kekurangan atau bahkan tidak mendapatkan daging hewan kurban tersebut. Hal ini bisa jadi dikarenakan distribusinya yang tidak merata, sehingga banyak umat Islam yang tidak bisa menikmati daging hewan kurban di hari Idhul Adha ini.
Inilah yang terjadi di Kampung Naga, sebuah kampung adat yang berada di wilayah Tasikmalaya. Susana Idhul Adha di sini benar-benar berbeda dengan di wilayah lainnya. Usai melaksanakan shalat “sunnah” Idhul Adha semua warga kampung kembali ke rumah, tidak ada sembelihan, tidak ada kurban dan tidak ada Domba di Kampung Naga. Maka tidak ada pembagain daging kurban dan tidak ada yang bisa menikmati daging kurban di hari Idhul Adha ini. Sungguh sangat memprihatikan, di saat masyarakat lainnya berbahagia dan menikmati daging hewan kurban, di Kampung Naga tidak ada sembelihan dan tidak ada acara makan daging kurban. Bisa jadi mereka melihat hal ini adalah sesuatu yang biasa karena mereka juga telah terbiasa dengan hal itu, namun melihat di beberapa daerah justru kelebihan daging maka sesuatu yang sangat miris ketika ternyata masih ada saudara kita yang tidak bisa menikmati dan merayakan Idhul Adha ini. Bisa jadi warga Kampung Naga juga menginginkan menikmati lezatnya daging kurban, namun apa daya keinginan itu harus ditahan untuk masa-masa yang entah kapan.
Hari raya Idhul Adha di Kampung Naga memang tidak identik dengan penyembelihan hewan kurban, sebagai warga kampung dengan kehidupan yang serba pas-pasan mereka hanya bisa menyediakan makanan sederhana. Nasi, ikan, tempe atau tahu adalah menu istimewa bagi mereka, sementara daging adalah makanan tahunan atau hanya ditemukan pada hajatan pernikahan itupun kalau yang memiliki hajat mampu menyediakannya. Maka jangan harap mendapatkan kurban di Kampung Naga kalaupun ada itu adalah sumbangan dari orang luar atau perusahaan yang meitipkan hewan kurbannya di sana. Apakah ada hubungan dengan keyakinan keagamaan? Secara kasat mata tidak ada hubungan yang signifikan karena memang ketidakmampuan mereka untuk berkurban, namun jika kita telisik lebih mendalam bisa jadi memang menurut mereka makna berkurban bukanlah dalam bentuk penyembelihan. Berkurban berarti melakukan hal-hal yang sifatnya “pengurbanan” diri untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Sehingga untuk berkurban tidak harus menyembelih hewan. Keyakinan ini bisa disandingkan dengan ibadah haji, hingga saat ini tidak ada satu warga Kampung Naga yang menunaikan ibdah haji, bisa jadi mereka memang tidak mampu untuk melaksanakannya karena kondisi ekonominya. Karena ketidakmampuan inilah muncul satu keyakinan bahwa haji itu adalah sesuatu yang agung sehingga bagi yang tidak mampu cukup melaksanakan ziarah ke makam leluhur dalam bentuk tradisi Hajat Sasih. Berkaitan dengan Hajat Sasih ini pula tradisi berkurban dialihkan menjadi meyediakan tumpeng dan lauk-pauknya untuk didoakan oleh tetua kampung agar mendapatkan keberkahan.
Terlepas dari keyakinan masyarakat Kampung Naga yang tidak melaksanakan kurban karena “ketidakmampuan” mereka maka sudah selayaknya bagi lembaga-lembaga dakwah dan keagamaan atau orang-orang yang mampu untuk berkurban agar dalam pendistribusiannya merata hingga ke pelosok-pelosok nusantara termasuk sampai Ke Kampung Naga. Saya berharap semoga Idhul Adha di masa-masa yang akan datang warga Kampung Naga dapat menikmati lezat dan barakahnya daging hewan sembelihan... Wallahu a’alam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...