Rabu, 16 Januari 2013

Apa Enaknya Jadi Istri Ustadz?

Oleh: Bambang Sahaja


Merasakan kehidupan yang berbahagia di dunia adalah dambaan setiap manusia, kebahagiaan itu akan semakin lengkap dengan anugerah keluarga: anak-anak yang bisa mendoakan kita, keadaan keuangan yang bisa mendukungnya dan yang lebih penting dari semua itu adalah pasangan kita adalah seorang yang sholeh/sholehah.
Memiliki pasangan yang paham agama, mengamalkannya dan kalau bisa menjadi seorang juru dakwah di jalanNya adalah keinginan kebanyakan manusia. Sehingga proses pencarian pasangan seringkali dilewati dengan berbagai seleksi ketat dan penyaringan luar biasa agar pasangan kita bisa membawa kebahagiaan dunia dan kebahagiaan di alam sana.
Bagi seorang wanita, memiliki seorang suami yang memahami agama adalah syarat utama, apalagi hadits Nabi yang mulia telah menyatakan bahwa apabila datang seorang yang engkau ridhai agamannya meminang anda maka terimalah ia. Sehingga mendapatkan suami yang memiliki pemahaman agama yang luas merupakan keinginan semua wanita (apakah anda juga?)
Dalam kalimat yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa seorang wanita tentu tidak akan menolak ketika yang melamarnya adalah seorang ustadz atau seorang ahli agama. Apa sih enaknya jadi istri ustadz atau ahli agama?
Keinginan seperti tidaklah tercela, bahkan bisa jadi suatu cita-cita mulia apalagi jika niatnya adalah ikhlas karena Allah ta’ala. Sayangnya banyak di antara kita yang hanya melihat sesuatu itu dzahirnya saja. Ketika melihat seorang ustadz berjalan dengan istrinya dengan sesekali terdengar canda rianya kita berfikir bahwa keduanya adalah pasangan sempurna dan merupakan keluarga yang berbahagia. Tunggu dulu….? Jangan terjebak oleh tampakan luarnya saja, bukankah kita tahu bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna? Termasuk ustadz juga karena ustadz juga manusia. Lalu apa enaknya jadi istri ustadz?
Tentu saja saya tidak menjustifikasi enak gak enak menjadi istri ustadz, apalagi hanya tampak dari luarannya saja. Saya hanya ingin mengajak setiap kita untuk menerima apa yang ada dalam diri kita, pasangan kita, keluarga kita dan semua takdir Yang Maha Kuasa.
Melihat seolah-olah enak menjadi istri ustadz bisa jadi karena kita melihat dari luar saja, padahal dari beberapa bincang-bincang dengan teman-teman ternyata ada banyak hal yang mengancam keharmonisan rumah tangga para ustadz, mau tahu? Ini dia diantaranya:
1.      Ustadz juga manusia pasti banyak kekurangannya
2.      Seorang ustadz menjadi milik umat maka istri harus rela sering ditinggal keluar rumah
3.      Ustadz adalah panutan maka tindakannya dan juga keluarganya akan menjadi tauladan dan bahan percontohan masyarakat
4.      Ustadz juga membutuhkan uang oleh karena itu ia juga harus bekerja jangan mengadalkan dana umat saja, termasuk juga keluarganya
5.      Seorang ustadz akan menjadi incaran para akhwat dan janda yang menginginkan memiliki seorang suami ustadz
6.      Semakin tinggi ilmu agama seorang ustadz semakin ia bersemangat dalam melaksanakan sesuatu yang wajib-wajib dan yang sunnah-sunnah termasuk poligami (boleh khan?)
7.      Semakin dalam ilmu seorang ustadz semakin berat gangguan dari jin dan bala tentaranya termasuk godaan kepada keluarganya
8.      Dalam sebuah hadits dikabarkan bahwa banyak dari kalangan ustadz yang masuk neraka karena hanya bisa bicara saja tanpa melakukannya
9.      Keluarga terutama istri ustadz sering sekali diteror apalgi kalau dakwah suaminya bertentangan dengan kondisi masyarakatnya
10.  Menjadi istri ustadz harus siap menerima resiko salah satunya harus “berbagi suami” dengan umat umumnya dan wanita lain pada khususnya
Sepuluh alas an ini sepertinya sudah cukup untuk menjawab bahwa ternyata menjadi istri seorang ustadz juga antara enak dan tidak enak.
Inti dari tulisan ini kembali saya tegaskan adalah bahwa kita harus menerima dan mensyukuri seluruh nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita berupa takdir yang sudah ada pada kita. Janganlah mengharap sesuatu yang tidak ditakdirkan kepada kita, bisa jadi itu seolah-olah baik untuk kita padahal menurut Allah itu buruk….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...