Minggu, 20 Januari 2013

Ayat-ayat Sajdah


Jumlah ayat sajdah menurut pandangan ulama’ secara umum ada 15 ayat. Pendapat ini berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan dari ‘Amr bin ‘Ash. Tetapi walau diberikan ada perbedaan ulama dalam menentukan ayat-ayat yang dikategorikan sebagai ayat sajdah. Selain itu ada juga sebagian ulama yang menetapkan jumlah ayat sajdah hanya 14 ayat. Adapun ayat-ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Q.S al-A’raf: 206:
إن الذين عند ربك لا يستكبرون عن عبادته ويسبحونه وله يسجدون.
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud “
2. Q.S al-Ra’d: 15
ولله يسجد من فى السموات والأرض طوعا وكرها وظلالهم بلغدو و الأصال.
"Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari."
3. Q.S al-Nahl: 49
ولله يسجد ما فى السموات وما فى الأرض من دابة والملئكة وهم لايستكبرو
"Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang ada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan juga para malaikat, sedang mereka tidak menyombongkan diri."
Pendapat ini didukung oleh Sayyid Sabiq sebagaimana diungkapkan dalam kitabnya Fiqh Sunnah dan menurut al-Alusi dalam Ruh al-Ma’ani. Sedangkan menurut pendapat lain ada yang mengatakan bahwa yang termasuk dalam ayat sajdah terdapat dalam Q.S al-Nahl: 48-50. Adapun menurut pengikut madzhab Syafi’i ayat sajdah terdapat dalam ayat 50.
4. Q.S al-Isra’: 107
قل امنوا به أو لاتؤمنوا إن الذين أوتو العلم من قبله إذا يتلى عليهم يخرون لأدقان سجدا.
“Katakanlah: Berimanlah kamu kepada Allah atau tidak perlu beriman sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud”.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa ayat sajdah tersebut terdapat dalam Q.S al-Isra’: 109, tetapi ada juga yang berependapat bahwa ayat sajdah terdapat dalam ayat 107-109.
5. Q.S Maryam: 58
أولئك الذين أنعم الله عليهم من النبيين من ذرية أدام وممن حملنا مع نوح ومن ذرية إبراهيم وإسرا
“Mereka adalah orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah SWT yaitu para Nabi dari keturunan dam dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh. Dan dari keturunan Ibrahim dan Ismail dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur degan bersujud dan menangis”.
6. Q.S al-Hajj: 18
الم تر أن الله يسجد له من فى السموات ومن فى الأرض والشمس والقمر النجوم والجبال والشجر والدواب وكثير من الناس وكثير حق عليه العذاب ومن يهن الله فما له من مكرم إن الله يفعل ما يشاء
“Apakah kamu tiada mnegetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada dilangit dan di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia. Dan banyak diantara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang dimuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”.
7. Q.S al-Hajj: 77
يا أيه الذين اءمنوا اركعوا واسجدوا واعبدوا ربكم وافعلوا الخير لعلكم تفلحون
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah dan sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebaikan supaya kamu mendapat kemenangan”.

Menurut imam syafi’i Ahmad Ibn Mubarak dan Ishaq, dilihat dari zahir ayatnya, ayat ini termasuk ayat sajdah karena mengandung perintah sujud. Sebagaimana yang diriwayatkan ‘Uqbah ibn Umar, ia berkata “ Aku bertanya kepada Rasul SAW: “ Ya Rasulallah apakah engkau mengutamakan surat al-Hajj karena mempunyai dua ayat sajdah?” Rasulallah menjawab: “ya”, maka barang siapa tidak melakukan sujud ( ketika membaca ayat dan mendengarkannya) lebih baik ia tidak membacanya.” Pendapat lain juga dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib, ‘Umar bin Khattab, Abdullah bin Umar, ‘Usman bin Affan, Abu Darda, Abu Musa dan ibn Abbas. Tetapi menurut Abu Hanifah, Maliki, al-Hasan, Ibn Musayyab, Ibn Jabir dan Sufyan al-Sauri ayat ini bukan ayat sajdah.
8. Q.S. al-Furqan: 60
وإذا قيل لهم اسجدوا للرحمن قالوا وما الرحمن أنسجد لما تأمرنا وزادهم نفورا
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian kepada Allah Yang Maha Penyayang” mereka menjawab: “ Siapakah Yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami bersujud kepada-Nya?”.

9. Q.S. al-Naml: 25
الا يسجدوا لله الذي يخرج الخبء فى السموات و الأرض ويعلم ما تخفون وما تعلنون
“Agar mereka tidak menyembah Allah yang telah mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan”.

Pendapat ini didukung oleh perkataan Abu al-Hasan, Ali bin Sa’is al-Abdari dari para sahabat sebagaimana tercantum dalam kitab al-Kifayah. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, sedangkan pendapat lain mengatakan terdapat dalam Q.S. al-Nahl: 23-26. Sedangkan pendapat lain mengatakan terdapat dalam ayat 26.
10. Q.S. Sajdah: 15
إنما يؤمن باياتنا الذين إذا ذكروا بها خروا سجدا وسبحوا بحمد ربهم وهم لا يستكبرون
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (kami) mereka bersujud dan bertasbihlan serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri”.

11. Q.S. Sad: 24
قال لقد ظلمك بسؤال نعجتك الى نعاجه وإن كثيرا من الخلطاء ليبغى بعضهم على بعض الاالذين اءمنوا وعملوا الصالحات وقليل ما هم وظن داود أنما فتناه فاستغفر ربه وخر راكعا وأناب.
“Daud berkata: Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepadanya, dan sesungguhnya kebanyakan dari orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada yang lain. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh, dan amat sedikitlah mereka ini. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya, maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat”.
Oleh sebagian ulama ayat ini hanya dipandang sunnah, tidak sangat penting. Pendapat ini berdasarkan hadis sahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Sahihnya. Diriwayatkan oleh Ibn Abbas r.a, bahwa “Ayat Sajdah dalam Q.S. Sad itu tidak termasuk harus sujud. Sungguh aku pernah melihat Nabi SAW sujud pada ayat tersebut”. Maksud dari hadis tersebut adalah meskipun Rasul SAW pernah melakukan sujud pada saat dibacakannya Q.S. Sad tersebut tapi Ibn Abbas berpendapat bahwa itu bukan merupakan anjuran untuk wajib melakukannya. Inilah madzhab Syafi’i dan ulama yang sepaham dengannya. Sedangkan Abu Hanifah berkata bahwa ayat sajdah itu berjumlah 14 ayat dengan membatalkan ayat sajdah kedua di dalam Q.S. al-Hajj. Sedangkan ayat sajdah dalam Q.S. Sad itu diakui mesti dilaksanakan dan menurut al-Alusi Q.S. Sad:24 termasuk ayat sajdah
12. Q.S. Fusilat: 37.
ومن اءياته الليلة والنهار والشمس والقمر لاتسجدوا للشمس ولا للقمر واسجدوا لله الذي خلقهن إن كنتم إياه تعبدون
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Dan janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”.

Pendapat ini didukung oleh Ibn al-Munzir dari Umar bin Khattab r.a., al-Hasan al-Bisri, Malik bin Anas, al-Lais bin Sa’d dan Zubaid bin Haris. Pendapat ini juga diikuti oleh sebagian pengikut syafi’i seperti yang dihikayatkan oleh al-Bagawi dalam al-Tahzib, begitupun dengan pendapat al-Alusi, beliau sepakat bahwa dalam surat ini yang termasuk ayat sajdah adalah pada ayat 37. pendapat lain yang didukung oleh mayoritas ulama dari kalangan Syafi’i, Said bin Musayyib, Muhammad bin Sirin, Abu Waqil Syaqiq bin salamah, Sufyan bin Sauri, Abu Hanifah, Ahmad dan Ishak bin Ruhuwiyah mengatakan bahwa ayat sajdah terdapat dalam yat 38.
13. Q.S. al-Najm: 62
فاسجدوا لله واعبدوا
“Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah dia”.
14. Q.S. al-Insyiqaq: 21
وإذاقرئ عليهم القران لايسجدون
‘Dan apabila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud”.
15. Q.S. al-‘Alaq: 19
كلا لاتطعه واسجد واقترب
“Sekali-kali janganlah kamu patuh kepadanya, dan sujudlah dan dekatkanlah dirimu (kepada Tuhanmu)”.
Dari beberapa perbedaan dan persamaan penetapan ayat-ayat sajdah yang telah disebutkan dapat kita lihat, sebagian ulama ada yang lebih menekankan bahwa yang dimaksud ayat sajdah baginya adalah ayat-ayat yang didalamnya mengandung makna dan atau perintah bersujud. Hal ini dapat dilihat lihat dalam penetapan ayat sajdah yang telah ditetapkannya. Sedangkan cara yang dilakukan Sayyid al-Maliki dalam menetapkan ayat sajdah lebih terfokus pada rangkaian kandungan makna ayat-ayatnya, sehingga perbedaan ini terlintas dalam penetapannya dalam beberapa ayat seperti yang telah dijelaskan diatas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...