Jumat, 04 Januari 2013

Teman Sejati Hingga Mati

Oleh : Abdurrahman

Salah satu dari kekurangan saya adalah suka bergaul dengan orang lain, hingga banyak sekali teman yang saya dapatkan dalam pergaulan tersebut. Posisi teman bahkan seringkali menggantikan saudara hingga orang tua. Jika ada kekurangan uang, saya terkadang pinjam ke teman, walaupun tidak terus menerus. Jika ada masalah saya juga biasanya lebih suka untuk berbicara dan sharing dengan teman daripada dengan saudara atau orang tua. Dalam keadaan duka seringkali saya tidak menceritakan kepada orang tua atau saudara, lagi-lagi kepada temanlah saya bercerita. Ringkasnya saya hidup ini dikelilingi oleh teman-teman yang selalu siap membantu saya.
Begitu banyaknya teman saya hingga mereka menjadi bagian tidak terpisahkan dalam hidup saya, bahkan merekalah yang secara tidak langsung memberikan inspirasi untuk semangat hidup saya. Kebiasaan saya yang suka ngobrol juga seringkali obrolan antar teman lebih dekat dari saudara dan orang tua. Teman-teman saya berasal dari berbagai strata social, dari tukang bangunan hingga pejabat di sebuah perusahaan, dari anak kelas 4 SD hingga Professor. Mereka semuanyalah yang telah mengisi hari-hari saya.
Di antara sekian ratus teman saya ada beberapa yang bisa menjadi obat penawar duka ketika gelisah melanda, mereka memberikan makna hidup yang luar biasa sehingga menjadikan hidup saya lebih bermakna, begitu dekatnya dengan mereka hingga sudah saya anggap seperti saudara, orang tua dan keluarga dekat, sebagian teman-teman dekat saya memang orang yang lebih tua dari saya sehingga saya akan dengan mudah berbicara dan meminta nasehat dari mereka.
Walaupun teman-teman saya begitu banyak dan sebagian mereka adalah teman dekat namun ternyata seringkali ketika mereka jauh saya juga memerlukan seorang teman yang senantiasa bisa menemani saya, selama saya di dunia dan kalau perlu hingga saya meninggal dunia…. Hah… apa bisa? Itulah yang beberapa hari terakhir ini saya pikirkan, di tengah hari-hari yang penuh dengan kesibukan dan teman-teman yang mengelilingi saya, ternyata terbersit juga kesadaran bahwa ternyata mereka semua teman-teman saya hanya menemani di dunia ini saja sementara ketika nanti saya meninggal dunia semuanya akan mejauhi saya, bahkan bisa jadi mereka akan merasa jijik melihat jasad saya.
Di saat-saat seperti inilah saya memerlukan seorang shahabat yang tidak hanya hadir di dunia ini namun hingga mati. Ternyata teman tersebut ada dan senantiasa bersama kita, namuns eirngkali kita lupa dan membiarkan ia sendirian tanpa kita berusaha untuk terus mendekatinya, bercengkerama dengannya dan merasa tenteram bersamanya. Karena terlalu banyaknya teman di dunia seringkali kita lupa teman di kuburan sana senantiasa menanti kehadiran kita, ia dengan sabar memperhatikan, mendoakan dan mengajak agar ia disapa. Tahukah kita teman yang akan menemani kita di dunia hingga kita meninggalkannya? Amal sholeh kita, itulah teman sejati yang akan menemani kita di dunia ini hingga kita nanti mati. Ia akan dengan setia menemani kita di kubur saat teman-teman kita di dunia kabur, ia akan bersama dengan kita menanti hari kiamat tiba.
Alangkah berbahagianya kita ketika sendirian dalam kubur ada seorang teman yang dengan setia, dengan ketampanannya, dengan kecantikannya menemani kita hingga hari kiamat tiba, seorang teman yang sangat menyenangkan, raut mukanya sedap dipandang, aroma tubuhnya membawa kedamaian dan bersama dengannya bagaikan malam pertama pernikahan. Sebuah keadaan yang senantiasa diharapkan oleh semua insane, ketika semua teman meninggalkan kita di kuburan, ia dating membawa semerbak keharuman, ia datang memberikan hiburan dan gurauan yang menjadikan kita lupa ternyata kita di kuburan. Itulah amal shaleh yang selalu kita laksanakan, ia akan menjadi teman di kuburan yang tidak pernah bosan menemani kita hingga hari kiamat tiba. Maukah anda berteman dengannya? Maukah anda ditemani olehnya? Maukah anda bersahabat dengannya? Jika mau maka beramalah, lakukanlah amal kebajika niscaya teman di kuburan akan siap sedia menyambut anda….   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...