Selasa, 22 Januari 2013

Perokok Sosial VS Perokok Berat

NEWCASTLE, Jaringnews.com - Untuk urusan merokok, berbagai penelitian yang dilakukan menghasilkan kesimpulan yang sama, yakni kebiasaan ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Tak terkecuali dengan perokok sosial, sebutan bagi perokok yang merokok hanya untuk bersosialisasi, frekuensinya jarang serta tidak sampai kecanduan. Sebuah studi menemukan, perokok sosial (yang merokoknya jarang) memiliki penurunan otak seperti perokok berat.

Studi yang dilakukan Northumbria University di Newcastle, Inggris, mendefinisikan perokok sosial sebagai orang yang merokok sekitar 20 batang rokok dalam seminggu atau tiga batang sehari. Perilaku tersebut dapat menyebabkan gangguan memori dan kesehatan mental yang lebih rendah, sama seperti mereka yang merokok 15 batang rokok per hari.

Serangkaian tes memori dilakukan kepada 28 perokok sosial, 28 perokok setiap hari, dan 28 bukan perokok. Para peserta diminta untuk mengingat serangkaian tindakan yang telah ditentukan di beberapa titik sebuah video. Salah satu contoh, diingatkan untuk mengirim pesan SMS ke teman-teman ketika gambar toko muncul dalam video.

Hasil tes yang dipublikasikan dalam Journal Addiction Open, psikolog dari Collaboration for Drug and Alcohol Research Group at Northumbria's School of Life Sciences menyatakan, kelompok perokok memiliki hasil tes lebih buruk dibandingkan non-perokok, serta perokok sosial. Temuan ini memperkuat teori peneliti yang menyatakan, tidak ada cara aman untuk merokok.

"Ini merupakan penelitian baru yang menunjukkan risiko kesehatan dari merokok. Merokok jelas mengakibatkan kerusakan pada memori," kata peneliti Tom Heffernan, PhD, seperti dilansir dalam EverydayHealth.

Efek samping dari merokok tidak itu saja, peneliti menunjukkan dengan merokok sesekali juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, jantung koroner, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan merokok. Menurut sebuah studi dari American Journal of Public Health, perokok sosial tidak menganggap diri mereka sebagai pecandu rokok, sehingga mereka cenderung tidak berpikir memiliki masalah pada kesehatan dan kurang termotivasi untuk berhenti merokok.

"Perokok sosial mengkonsumsi nikotin karena efek psikoaktif, dan tidak berniat untuk berhenti merokok. Tapi itu tidak berarti mereka tidak memerlukan rokok," ucap Saul Shiffman, PhD, profesor psikolog dari Universitas of Pittsburgh.

(Aml / Nky)
Sumber : http://jaringnews.com/hidup-sehat/umum/11350/perokok-sosial-sama-berbahayanya-dengan-perokok-berat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...