Minggu, 17 Mei 2020

Mencintai Sang Pencipta Tercinta, Itulah yang Utama

Oleh: Abd Misno MDJ

 Mencintai adalah fitrah dari manusia, biasanya ia didasarkan atas apa yang nampak oleh mata, didengar oleh telinga dan dirasa oleh indra perasa. Terdapat perbedaan yang sangat tipis antara suka, cinta dan hawa (hawa nafsu), suka suka akan memunculkan cinta, sedangkan hawa menjadi dasar utama. Tentu saja hawa di sini tidak selamanya bersifat negatif, seseorang yang menyukai orang lain, kemudian rasa suka itu semakin dalam hingga memunculkan rasa cinta seringkali karena hawa yang mendasarinya. Kalaupun orang akan mengatakan bahwa ia cinta karena Allah semata, hakikatnya diawali dengan interaksi panca indra.
Tidak salah menyukai dan mencintai seseorang, walaupun diawali dengan dasar hawa. Kesalahannya adalah ketika cara mengungkapkan tidak sesuai dengan nilai-nilai dari agama. Menyukai seseorang itu boleh, mencintai seseorang itu tidak terlarang tetapi jika rasa suka dan cintanya cenderung kepada hawa nafsu yang kemudian direalisasikan dengan cara-cara yang tidak sesuai agama maka akan menjadi bencana.
Menyukai dan mencintai seseorang dan semua yang ada di dunia memang menjadi fitrah manusia yang telah Allah Ta’ala ciptakan. Sayangnya rasa cinta ini terkadang melampaui cintanya kepada Sang Pencipta dari Tercinta. Akibatnya ia menyukai dan mencintai seseorang atau sesuatu secara berlebihan hingga cintanya kepada Yang Maha Cinta terkorbankan. Tentu saja akhirnya adalah kekecewaan yang didapatkan, karena perlahan tapi pasti rasa cinta itu akan sirna dengan berjalannya masa.
Maka, mencintai seseorang atau sesuatu itu sewajarnya saja. Jangan melampaui cinta kita kepada Allah Ta’ala. Apabila suka dan cinta kita kepada seseorang atau sesuatu secara berlebihan maka bersiap-siaplah akan kecewa adanya. Menyukai sesuatu atau mencintai seseorang secara berlebihan akan membawa kepada kekecewaan, kenapa? Karena tak ada yang abadi di dunia ini. Menyukai dengan sangat sesuatu akan membuat kita kecewa, karena ia akan hilang adanya. Demikian pula mencintai seseorang secara berlebihan maka kekecewaan akan didapatkan. Karena orang tersebut akan berpisah dengan kita, entah karena perpisahan ketika di dunia atau ketika salah satu dari kita meninggal dunia.
Maka, sukailah sesuatu serta cintailah seseorang itu sewajarnya saja. Siapa saja yang berlebihan menyukai sesuatu akan kecewa, demikian pula seseorang yang mencintai orang lain dengan berlebihan akan kecewa nantinya. Menyukai benda-benda yang kita miliki secara berlebihan akan menjadikan kita kecewa ketika benda-benda tersebut sudah tidak ada. Mencintai seseornag secara berlebihan makan akan membuat kita kecewa ketika orang itu pergi meninggalkan kita atau salah satu dari kita meniggal dunia.
Cinta karena Allah itulah yang utama, menyukai dan mencintai karena Allah. Misalnya kita menyukai masjid karena Allah cinta dengan masjid sebagai tempat beribadah kepadaNya. Kita mencintai Rasulullah karena Allah cinta kepada beliau Shalallahu Alaihi Wassalam. Jangan kita menyukai sesuatu padahal Allah tidak suka dengan sesuatu itu, jangan kita mencintai seseorang padahal Allah murka dengan orang tersebut.
Sukailah sesuatu itu sewajarnya sahaja, cintailah seseorang itu sewajarnya sahaja. Mencintai Sang Pencipta Tercinta adalah hakikat cinta sebenarnya. Am15n0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...