Kamis, 14 Mei 2020

Menggenggam Nusantara Raya


MENGGENGGAM NUSANTARA RAYA
Pasca Covid-19: Resesi Ekonomi atau Kebangkitan?



PENDAHULUAN
============================================================
Nusantara Raya adalah satu wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah, jumlah masyarakat yang memberi bonus demografi hingga masa lalu yang penuh dengan gilang-gemilang. Berbagai kerajaan besar ada di wilayah ini, sebut saja Kerajaan Taungoo di Myanmar, Kerajaan Khmer di Vietnam, Kerajaan Thonburi di Thailand, Kesultanan Malaka di Malaysia, Sriwijaya di Sumatera, serta Singasari dan Majapahit di Jawa. Selain itu banyak sekali kerajaan-kerajaan kecil yang mewarnai sejarah cemerlang Nusantara Raya.
Penelitian-penelitian terbaru menunjukan bahwa wilayah Nusantara Raya merupakan awal dari peradaban manusia. Berbagai situs yang ditemukan di wilayah ini seperti Lembah Bujang di Malaysia dan Situs Gunung Padang di Jawa Barat adalah bukti bahwa wilayah ini merupakan tempat tinggal bagi peradaban masa lalu bahkan sebelum masehi. Bukti-bukti arekologi menunjukan kemajuan peradaban yang sangat tinggi bahkan sebelum masehi.
Arysio Nunes dos Santos (1937 – 2005 M), dalam bukunya Atlantis: The Lost Continent Finally Found bahkan berani berpendapat bahwa Atlantis, sebuah peradaban besar yang hilang sejatinya berada di wilayah Nusantara Raya, tepatnya di sekitar Samudera Hindia dan Laut China Selatan. Ia menjelaskan teorinya tentang Atlantis menggunakan argumen tak terbatas, yang berkisar dari ilmiah yang ketat (seperti geologi, linguistik, dan antropologi) sampai ke hal yang lebih misterius dan ghaib. Ia adalah orang pertama yang pernah menghubungkan peristiwa bencana akhir Zaman Es Terakhir (11.600 tahun yang lalu) dengan tradisi di seluruh dunia mengenai banjir universal dan kehancuran Atlantis, Santos berhasil menemukan lokasi yang dianggap sempurna sebagai lokasi peradaban yang hilang. Lokasi tersebut adalah yang paling tak tertandingi dan yang paling logis yang pernah diusulkan, semua karakternya sesuai dengan yang disebutkan oleh filusuf Yunani Plato, serta yang dikutip oleh sumber-sumber lainya.
Merujuk pada pendapat ini maka Nusantara adalah wilayah peradaban besar di masa lalu. Pendapat ini dikuatkan oleh Stephen Oppenheimer yang berpendapat bahwa kawasan Asia Tenggara sebagai tempat cikal bakal peradaban kuno berasal. Munculnya peradaban di Mesopotamia, Lembah Sungai Indus, dan Cina justru dipicu oleh kedatangan para migran dari Asia Tenggara. Oppenheimer. Didukung oleh data yang diramu dari hasil kajian arkeologi, etnografi, linguistik, geologi, maupun genetika. Oppenheimer yakin kisah Kejadian Dunia (Genesis) aslinya berasal dari Asia Tenggara, sehingga ia menganggap Asia Tenggara sebagai 'Taman Firdaus' (Eden in the East). Teori hiper-difusionisme pun disusun dari paralelisme data arkeologi, organisasi sosial, religi, dan ciri etnografi lain yang terdapat di berbagai penjuru dunia.
Terlepas dari kontroversi dua tokoh tersebut, maka Asia Tenggara atau Nusantara Raya terbukti memiliki peradaban kuno yang menjadi dasar bagi peradaban berikutnya. Perkembangan dari ilmu pengetahuan yang terus berkembang ke depan akan mengungkapkan bagaimana ternyata wilayah ini memiliki sejarah peradaban yang sangat panjang yang tidak kalah dengan peradaban di berbagai belahan dunia lainnya, baik dari sisi tekhnologi, budaya dan peradaban.
Nusantara Raya adalah wilayah yang mengalami kemakmuran dan kemajuan peradaban luar biasa hingga kemudian datanglah para penjajah Eropa dan Asia yang menguras kekayaannya. Sejatinya bukan hanya kekayaan yang mereka kuras namun pembodohan masyarakatnya dengan tujuan melanggengkan kolonialisme mereka. Hasilnya sungguh sangat luar biasa, kekayaan habis dikuras dan masyarakatnya menjadi bodoh dan terbelakang, hanya menjadi pecundang di negeri sendiri.
Perjuangan membebaskan Nusantara Raya dilakukan dengan bersimbah darah dan air mata, bangsa-bangsa di wilayah ini berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya hingga akhir abad ke-19 satu per satu wilayah ini memerdekakan diri dari penjajah dan sistem kolonialismenya. Indonesia memproklamirkan diri sebagai negara berdaulat pada 17 Agustus 1945, sementara Malaysia pada 31 Agustus 1957. Adapun Singapura menjadi negara berdaulat dan terpisah dari Malaysia pada 9 Agustus 1965. Adpun Brunai Daarusalam setelah sekian lama berada di bawah bayang-bayang Britania Raya pada 1 Januari 1984 menjadi negara beradaulat sendiri. Sementara Vietnam, Laos dan Cambodia terbebas dari kekuasaan Perancis setelah sekian lama berjuang untuk kemerdekaannya.

Cukilan Buku “Menggenggam Nusantara Raya
Oleh: Dr. Abdurrahman Misno BP, MEI dan Dr. Sabri Mohamad Sharif, M.Sc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...