Jumat, 15 Mei 2020

Mengatur Mood dalam Menulis


Oleh: Abd Misno MDj



Menulis itu semudah berbicara, itulah teorinya. Praktiknya tentu terkadang tidak semudah yang dibayangkan. Ketika sudah berad adi depan komputer dan siap menulis tiba-tiba semua ide hilang, tidak tahu apa yang harus dituliskan. Hanya tatapan kosong yang ada ke layar, hilang mood katanya.
Itulah tantangan terbesar dalam menulis, sebenarnya tidak hanya para penulis pemula. Bahkan para penulis senior juga mengalaminya. Jika para penulis pemula kehilangan mood dan tidak tahu bagaimana cara memulia tulisan, maka penulis senior lebih pada manajemen waktu dan juga “jam biologis” yang kadang naik turun.
Mood dalam menulis memang terkadang sangat mengganggu kita, ia datang dari dalam (internal) dan luar  (eksternal) diri penulis. Faktor internal biasanya berkaitan dengan diri penulis yang secara teknis belum siap dengan apa yang akan dituliskannya, baik karena belum ada ide atau keterbatasan pengetahuan. Sementara faktor eksternal berkaitan dengan suasana ruangan, suhu, hingga posisi nyaman dalam menulis.
Berdasarkan pengalaman menulis maka faktor internal sangat menentukan seseorang dalam menghadirkan mood menulis. Sehingga ianya harus betul-betul diperhatikan apabila kita akan mulai menulis.
Pertama, niat menulis, ini adalah energi terbesar dalam aktifitas menulis. Tanpa niat yang terus diperbaharui mustahil seorang penulis memiliki energi untuk terus menghasilkan tulisan. Banyak orang yang pada awal menulis sangat bersemangat, ia sangat terobsesi agar tulisannya dibaca orang, tulisannya ada di media cetak nasional, ada di website idaman hingga obsesi tulisannya ada dalam buku yang best seller. Namun ternyata harapan dan obsesinya itu tidak tercapai, ia kemudian futur dan tidak bersemangat lagi dalam menulis.
Kedua, menikmati proses menulis, banyak penulis pemula yang menganggap bahwa menulis adalah beban, sehingga ia sangat tersiksa dan terbebani dengan tulisannya. Ia tidak dapat menikmati aktifitas menulisnya, sehingga yang terjadi adalah menulis seolah-olah pekerjaan berat yang membosankan. Menulis adalah bagian dari dari ibadah, maka menikmatinya sebagai ibadah haruslah dilakukan secara terus-menerus. Seperti shalat yang kita laksanakan, mungkin kita akan terus belajar agar kita dapat menikmati shalat itu. Maka menikmati proses menulis adalah sebuah keniscyaan agar semangat menulis itu akan selalu ada.
Ketiga, tujuan utama menulis. Tidak salah seseorang yang menulis itu berkeinginan dan memiliki tujuan agar terkenal, untuk mendapatkan uang atau ingin mendapatkan keuntungan dunia lainnya. Namun jika ia menjadi tujuan utama maka ia hanya akan mendapat di dunia saja, sementara di akhirat tidak dapat apa-apa. Sehingga tujuan utama dalam menulis yaitu untuk mendapatkan ridha dari Allah Ta’ala adalah yang utama.
Kembali ke pembahasan mengenai mengatur mood dalam menulis, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar mood menulis itu bisa dan selalu hadir. Secara teknis mood itu akan terpancing ketika kita melakukannya dengan sepenuh hati, oleh karena itu setelah meluruskan niat, menikmati menulis dan fokus tujuan utama maka berikutnya adalah lakukan beberapa hal yang dapat membantu menghadirkan mood dalam menulis:
1.      Ilmu sebelum menulis
Maksudnya adalah bahwa kuasai ilmu tentang tema tulisan, menulis sesuatu yang tidak kita kuasai akan menjadikan mood hilang bahkan tidak tahu lagi apa yang harus dituliskan. Maka bagi para penulis pemula, tulislah sesuatu yang memang dekat dengan kita dan dikuasai dengan baik. Salah satu cara mengilmui tentu saja dengan membaca, baik membaca tulisan atau membaca semesta.
2.      Buat outline tulisan.
Sesederhana apapun tulisan, apabila terlebih dahulu kita buat kerangka tulisan atau outline akan memudahkan kita dalam menulis. Mood akan hadir ketika dalam aktifitas menulis kita mengikuti outline yang sudah dibuat. Bagi para penulis senior outline kadang tidak penting, karena ketika idea tulisan muncul maka otaknya akan terus bergerak dan berjalan secara otomatis.
3.      Tulis kata-kata pancingan
Menghadirkan mood menulis juga dapat dilakukan dengan menuliskan kata-kata pancingan yang akan merangsang otak untuk kembali kepada semangat menulis. Ketikan “saya tidak tahu apalagi yang akan ditulis, tapi saya ingat tadi akan menulis mengenai tema ini.... oh ya... berarti saya akan mulai dari sini...” akan memberikan rangsangan dan pancingan kepada otak untuk melanjutkan idea dan gagasan yang sudah ada sehingga mood menulis akan muncul. Memancing mood juga bisa dilakukan dengan membaca ulang bagian sebelumnya dari sebuah tulisan, ini jika tulisan tersebut sudah pernah ditulis pada bagian awalnya.
Mood dalam menulis memang terkadang sulit untuk dihadirkan, tapi dengan keyakinan mendalam dan usaha terus-menerus maka proses menulis akan menjadi mudah sehingga dengan berjalannya waktu kita akan mampu mengatasinya dan menghasilkan Maha Karya Besar. Selamat menulis...

Suatu Pagi di Kota Hujan, 15 Mei 2020




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...