Kamis, 27 Januari 2011

Siapa Sesat? Siapa Selamat? Galak Amat!

Siapa Sesat? Siapa Selamat? Galak Amat!
Oleh : Abdurrahman Misno 

Pendahuluan
إن الحمد لله نحمد ه و نستعنه و نستغفره و نعوذ بلله من شرور انفسنا  و من سيآت اعمآ لنا من يهده الله فلا مضل له و من يضلل فلاهادي أ شهد ان لا اله الا الله  وأ شهد ان محمد عبده و رسو له    أما بعد
Segala puji hanya milik Allah ta’ala yang tidak ada sekutu bagi-Nya, kami memuji-Nya, kami memohon pertolongan hanya kepada-Nya dan kami memohon ampunan kepada-Nya, kami berlindung dari kejelekan diri-diri kami serta kejelekan amal-amal kami, barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan oleh-Nya maka tidak ada satu orangpun yang dapat memberikan petunjuk.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada suri tauladan terbaik kita Nabi akhir zaman Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam, ahli baitnya, shahabatnya dan seluruh kaum mu’minin yang mengikuti sunnahnya sampai akhir zaman.
Amma ba’du.
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam, sejelek-jelek perkara adalah sesuatu yang diada-adakan di dalam agama, karena setiap yang diada-adakan adalah muhdats (baru) dan setiap yang muhdats adalah sesat, serta setiap kesesatan tempatnya di neraka.
Syukur kepada Allah ta'ala selalu terpanjatkan atas segala limpahan rahmat, anugerah dan hidayahNya hingga detik ini kita masih bisa menikmati hidup dengan segala kenikmatanNya. Di antara kenikmatan yang tidak semua orang mendapatkannya adalah nikmat iman dan Islam, dengan kedua nikmat tersebut kita akan memiliki bekal untuk menjalankan tugas kehidupan.
Anugerah Islam adalah kenikmatan yang tidak bisa dibandingkan dengan apa pun, ia telah memisahkan antara seorang muslim dan kafir, antara calon penduduk surga dan neraka. Nikmat Islam telah menjadikan kita mulia di atas syariahNya :
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. QS Al-An'am ayat 125. 
Namun anugerah Islam tersebut kini tengah diuji, kenapa? karena kondisi agama Islam saat ini telah terpecah belah dalam berbagai kelompok dan golongan, sebagian mereka bangga dengan kelompoknya masing-masing, selain itu mereka juga mengklaim bahwa kelompok merekalah yang paling benar. Hal ini tentu membuat kita bingung dengan banyaknya kelompok-kelompok Islam tersebut. 
Jika dahulu Islam hanya satu, yaitu Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam, kini ia telah terpecah menjadi berbagai firqah, kelompok, madzhab, sekte, jama'ah dan aliran-aliran kepercayaan. Walaupun dakwaan mereka mengikuti sunnah Nabi, namun kita harus berhati-hati. Bagaimana kita menyikapi hal ini? haruskah kita mengikuti salah satu dari kelompok tersebut, atau kita berlepas diri dari mereka semua?
Terpecah-belahnya umat Islam saat ini menjadikan kondisi umat labil dan terombang-ambing, ia ibarat buih di lautan yang terombang-ambing gelombang. Pada saat yang demikian umat Islam memerlukan adanya sebuah "kepastian" hukum dan penjelasan qath'i, sebenarnya kelompok mana yang sesat dan seperti apa kelompok yang selamat?
Pengakuan bahwa sebuah kelompok adalah benar dan tidak sesat memerlukan adanya bukti-bukti, demikian pula sebuah kelompok dikatakan sesat jika ada bukti-bukti yang mendukungnya. Dengan bukti inilah kita dapat membedakan siapa yang sesat dan siapa yang selamat.
Buku ini bukan untuk menjustifikasi suatu kelompok tertentu sesat atau selamat, terutama kelompok-kelompok (jama'ah) dakwah yang ada di masyarakat kita, ia hanya memberikan panduan bagaimana sebuah kelompok bisa dikatakan sesat dan sebuah kelompok bisa dikatakan selamat, baik secara keseluruhan atau bagian-bagiannya saja. 
Bisa jadi kelompok-kelompok Islam yang ada saat ini tidaklah sesat secara  keseluruhan, mungkin hanya hasil-hasil dari pemikiran mereka yang cenderung mengarah kepada satu paham tertentu. Atau bisa jadi subhat-subhat yang telah dihembuskan oleh musuh-musuh Islam sehingga suatu kelompok termakan oleh subhat tersebut. Selain itu adanya kepentingan duniawi juga seringkali mempengaruhi pola pikir dan keputusan-keputusan suatu kelompok.
Karena itu kita tidak bisa mengatakan bahwa suatu kelompok itu sesat atau selamat tanpa adanya penegakkan hujjah atas mereka.
Pada dasarnya semua kelompok dalam Islam bertujuan untuk sebuah kebaikan, hanya saja niat dan tujuan yang baik tidak bisa dibenarkan jika dilakukan dengan jalan yang tidak tepat. Seseorang yang terpaksa mencuri hanya untuk memberi makan keluarganya tetaplah seorang pencuri yang dianggap bersalah di depan hukum, demikian pula suatu kelompok dakwah yang meyakini atau menjalankan suatu amalan yang tidak disyariatkan oleh Islam maka tetaplah hal itu tidak benarkan oleh Allah ta'ala, dan dapat divonis bahwa amalan tersebut adalah sesat.
Pentingnya pemahaman mengenai kelompok mana yang sesat dan kelompok mana yang selamat didasarkan pada pemahaman bahwa pada bidang-bidang hukum, fiqh dan dalam menghadapi realita sosial bisa jadi mereka berbeda pendapat. Sebagai contoh ada dua orang yang shalat tarawih, yang satu shalat sebelas raka'at, sementara yang lainnya shalat dua puluh tiga rakaat, mana yang salah? jawabannya adalah keduanya benar dan tidak ada yang salah. Karena ini bukanlah perpecahan, ia hanya perbedaan pendapat yang dimaafkan oleh Islam. Intinya adalah pada masalah-masalah fiqh maka di sana diperbolehkan untuk berbeda pendapa.
Adapun dalam masalah aqidah (ushuluddin) maka tidak boleh adanya perbedaan pendapat padanya. Seseorang yang menyatakan bahwa Allah itu ada dua, atau Allah itu mempunyai anak, jelas orang dan kelompok yang menyatakan demikian itu telah sesat. Demikian juga jika ada seseorang yang mengaku sebagai nabi setelah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam atau Imam Mahdi, maka dapat dipastikan bahwa dia telah sesat. Dalam masalah aqidah atau tauhid inilah seseorang harus dikatakan sesat atau selamat, ia sebagai timbangan untuk memvonis setiap kelompok Islam yang menyimpang dari aqidah Islam.
Dari sini kita dapat simpulkan bahwa sesat atau selamatnya suatu kelompok sangat dipengaruhi oleh keyakinan dan aqidahnya, jika aqidahnya selamat maka mereka bukan orang sesat, namun jika aqidahnya sesat maka mereka adalah  kelompok sesat. 
Kemunculan berbagai kelompok Islam yang ada saat ini adalah fenomena yang telah diprediksi oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam sebagaimana sabdanya :
افْتَرَقَتْ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفَرَّقَتْ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً
Orang Yahudi telah berpecah belah menjadi tujuh puluh satu kelompok dan Nashrani telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua kelompok dan umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga kelompok. HR Abu Dawud.
Prediksi Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam bukan berarti beliau ridha dengan adanya kelompok-kelompok tersebut, justru dalam riwayat yang lain beliau memberikan solusinya :
إن بني إسرائيل افترقوا على إحدى وسبعين ملة ، وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلها في النار إلا ملة واحدة » فقيل له : ما الواحدة ؟ قال : « ما أنا عليه اليوم وأصحابي
Sesungguhnya Bani Israil telah terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di neraka kecuali satu kelompok. Maka ditanyakan pada beliau, "Siapakah yang satu itu?". Beliau menjawab "Kelompok yang aku dan para shahabatku berada di atasnya". HR Thirmidzi dan Al-Hakim. 
Maksud hadits ini adalah bahwa kelompok yang selamat tersebut adalah mereka yang berislam sesuai dengan yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam dan para shahabatnya. Ini adalah jalan keluar dari perpecahan yang ada.
Namun lagi-lagi setiap kelompok juga mendakwahkan diri bahwa mereka adalah pengikut Nabi dan para shahabatnya. Mereka mengatakan bahwa kami adalah pembela keluarga Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam, sebagian lagi mengatakan kami adalah orang-orang yang konsisten dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Inilah masalah rumit yang harus kita selesaikan bersama. Siapa yang sesat dan siapa yang selamat? Silahkan membaca buku ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...