Sabtu, 24 Maret 2012

Epistemologi Islam I



Oleh  : Abdurrahman MBP, MEI

A.       Pengertian
Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang tersusun dari dua kata yaitu kata "episteme" dan "logos". Kata "episteme" berarti pengetahuan, sedangkan "logos" berarti kata, pembicaraan dan ilmu, dalam khazanah Indonesia diterjemahkan menjadi Teori Pengetahuan. Dalam Kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hassan Shadily disebutkan bahwa kata Epistemology adalah bagian dari ilmu filsafah yang membahas tentang asal. (John M. Echols dan Hassan Shadily, 2000 : 217).
Epistemologi adalah cabang dari ilmu filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan. (wikipedia.com).
Ruang lingkup pembahasan epistemologi meliputi : asal-usul, asumsi Dasar, sifat-sifat dan cara memperoleh ilmu pengetahuan. (Nafis Irkhami, 2008 : 43). Juhaya S. Praja mencatat ada empat ruang lingkup pembahasan atau isu utama dalam epistemologi,  yaitu :
  1. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan?
  2. Apa sumber ilmu pengetahuan?
  3. Dari mana asal-usul ilmu pengetahuan dan bagaimana kita mengetahuinya?
  4. Apakah pengetahuan kita benar?
Epistemologi menurutnya harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sehingga sebuah dasar ilmu akan terbangun di atasnya.
Sementara Ahmad Tafsir berpendapat bahwa epistemologi membahas sumber pengetahuan dan bagaimana memperoleh pengetahuan. (Ahmad Tafsir, 2002 : 23). Definisi ini sangat sederhana dan kurang komprehensif dari definisi-definisi  sebelumnya, walaupun demikian ia hanya mengambil intisari dari epistemologi yaitu sumber ilmu pengetahuan dan metode mendapatkannya. Titik tekannya adalah bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh dan dengan metode apa.   
Dari sini terlihat bahwa epistemologi membahas berkaitan dengan ilmu pengetahuan secara mendasar. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan dilihat dari segi Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawab atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. (www.wikipedia.com)
Ilmu pengetahuan yang diakui / sah adalah yang diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis. Dalam khazanah keilmuan Islam ilmu pengetahuan juga dapat diperoleh dengan melalui hati (intuisi), wahyu dan akal. Dalam hal ini terdapat  perbedaan mendasar antara metode ilmu pengetahuan yang dikembangkan di barat dengan yang ada dalam Islam.
Epistemology barat menetapkan bahwa sesuatu yang dapat diketahui adalah segala sesuatu sejauh ia dapat diobservasi secara indrawi. Sedangkan dalam epistemology Islam kita bisa mengetahui tidak sebatas pada obyek-obyek fisik namun juga non fisik, semisal Malaikat, alam ghaib, hari kiamat, surga, neraka dan sebagainya.
Hal ini berimplikasi pada keberadaan sesuatu atau status ontologis sesuatu. Dunia barat hanya percaya pada benda-benda yang dapat dicerap oleh indra dan cenderung menolak status ontologis dari entitas-entitas nonfisik seperti ide-ide matematika, konsep-konsep mental dan entitas-entitas imajinal dan spiritual. Berbeda dengan Barat, Islam mengakui status ontologis tidak terbatas pada obyek-obyek indrawi melainkan juga obyek-obyek nonindrawi. (Mulyadi Kertanegara, 2003)
Jalaluddin meringkas metode yang digunakan oleh Islam dalam epistemologinya, diantaranya adalah :
1. Burhani ( logika )
2. Tajribi ( eksperimen)
3. Irfani ( intuisi )   
Metode-metode tersebut digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang membentuk sebuah ilmu pengetahuan yang bersifat universal dan pasti. Sifat ilmu yang universal menjadikannya bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
Kesimpulannya adalah bahwa epistemologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari hakikat ilmu pengetahuan, baik asal-usul, kebenaran dan sifat serta asumsi dasar ilmu pengetahuan. Ada dua model epistemologi yang berkembang di dunia, khazanah epistemologi barat dengan standard rasional dan khazanah epistemologi Islam dengan standar wahyu Tuhan.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...