Minggu, 01 Januari 2023

Aja Ngangsa: Filosofi Jawa Cilacap tentang Usaha di Dunia

Oleh: Misno bin Mohamad Djahri

 


Apa yang manusia cari di dunia? Harta, tahta, wanita dan sebuah kebahagiaan hidup di dalamnya. Tentu saja tidak sesimpel itu, karena setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda-beda sehingga permasalahan yang dihadapinya pun akan berbeda. Seseorang yang tidak beruntung memiliki harta tentu akan terus bekerja keras agar dapat memperoleh harta sehingga minimal mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagian manusia lainnya telah dapat mencukupi kebutuhan hidupnya hingga ia mencari sumber kebahagiaan lainnya, agama adalah salah satunya. Karena kebutuhan hidupnya telah terpenuhi, bahkan kekayaannya mampu untuk menghidupi anak-anaknya maka kata kata “Aja Ngangsa” yang bermakna jangan rakus atau berlebih-lebihan dalam mencari harta akan sangat cocok.

Sejatinya filosofi ini sesuai untuk seluruh umat manusia, karena istilah ngangsa adalah satu keadaan berupa sikap berlebih-lebihan dalam mencari harta. Tentu saja semua yang berlebih-lebihan itu tidak baik di mata agama dan juga budaya Nusantara. Sehingga aja ngangsa yang bermakna jangan rakus dan berlebih-lebihan dalam mencari harta adalah satu nasehat yang sangat baik bagi seluruh umat manusia. Indicator dari ngangsa itu sendiri adalah mencari harta dengan rakus tanpa memperhatikan halal dan haram dalam agama, tidak memperhatikan etika budaya hingga memaksakan diri dalam mencari harta.

Mencari harta baik dalam bentuk bekerja ataupun wirausaha mestilah memperhatikan apakah pekerjaan atau usaha itu halal atau haram. Sebagai muslim ini menjadi hal utama yang harus diperhatikan, karena harta yang diperoleh dari bekerja dan usaha yang halal akan memberikan kedamaian dalam kehidupannya. Sebaliknya harta yang haram, semisal dari hasil riba dan perjudian akan mengakibatkan kesusahan, keresahan dan ketidaknyamanan dalam kehidupan pribadi dan keluarga. Halal haram ini juga terkait dengan thayyib, dalam makna hasil kerja atau usaha haruslah pada hal yang thayyib (baik) di mata agama dan budaya. Ada bekerja dan usaha yang halal namun tidak thayyib (baik) di mata manusia, ini juga harus dihindari karena akan berpengaruh kepada kehidupan kita.

Ciri dari ngangsa berikutnya adalah memaksanakan diri dalam mencari harta, hal ini berupa bekerja dan berwirausaha secara berlebihan hingga meninggalkan kewajiban beribadah kepada Allah Ta’ala. Ia meninggalkan shalat, puasa yang wajib dan kewajiban agama lainnya hanya karena bekerja atau berwirausaha. Termasuk di dalamnya menyepelekan dan menunda-nunda ibadah yang seharusnya dilaksanakan pada waktunya. Berikutnya adalah bekerja atau berwirausaha dengan mengorbankan fisiknya sehingga memaksakan diri bekerja padahal fisik (jasad/jasad) nya perlu beristirahat. Maka ini adalah perbuatan dzalim kepada diri sendiri, karena tubuh juga memerlukan istirahat dan masukan gizi yang baik agar mampu untuk bekerja. Termasuk ke dalam istilah ngangsa adalah mengorbankan keluarga dan kerabat dekat dalam hal hak mereka atas diri kita.

Aja Ngangsa sejatinya adalah local wisdom yang merupakan kekayaan budaya Jawa khususnya di Cilacap agar selalu dijadikan pedoman dalam bekerja dan berwirausaha. Jangan rakus dan berlebih-lebihan dalam mencari harta, apalagi sampai mengorbankan agama dan budaya hingga justru kesengsaraan hidup akan menimpa dan kebahagiaan sejati tidak akan didapatkan di dunia. Karena kebahagiaan itu diperoleh salah satunya adalah dari sumber kekayaan yang halal dan sesuai dengan etika agama. Wallahu a’alam. 01012023.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...