Kamis, 19 Januari 2023

Hanya Orang Kerdil yang Tidak Mensyukuri Nikmat Bisa Buang Air Kecil

Oleh: Misno Mohamad Djahri


 

Hari ini saya berkunjung ke seorang kawan yang diberikan cobaan oleh Allah Ta’ala berupa sakit gagal ginjal. Bukan hanya satu tetapi dua ginjalnya sekaligus sudah tidak bisa berfungsi, sehingga tiga kali dalam sepekan harus cuci darah di rumah sakit. Syukurnya kawan ini adalah orang yang mengerti dan paham agama, lulusan dari univesitas al-Azhar Mesir yang saat juga menjadi pembina sebuah pesantren di Kawasan Bogor Barat. Sejatinya sudah hampir satu tahun beliau sakit dan harus melakukan cuci darah yang awalnya hanya dua kali dalam sepekan, kini harus menjalani tiga kali ditambah satu penyakit lagi yaitu Hepatitis C yang beliau derita.

Berbincang dengan beliau maka mengingatkan pada satu nikmat yang kelihatannya sepele yaitu buang air kecil atau pipis. Beliau sempat menjawab “Ya, saat ini sudah tidak bisa buang air kecil (pipis) secara normal lagi”, “Cairan air seni itu menyerap ke dalam tubuh apabila tidak segera dikeluarkan melalui bantuan dari tenaga medis” terang beliau Panjang lebar. Ya… nikmat dalam bentuk bisa buar air kecil adalah nikmat yang kelihatannya kecil, padahal itu adalah sebuah kenikmayan yang tidak bisa dinilai dengan uang. Cairan air seni yang berupa kotoran apabila tidak bisa dikeluarkan akan menjadi penyakit dan tentu saja kemudharatan yang akan terjadi pada orang tersebut.

Belajar dari kisah beliau ini maka kita diingatkan dengan nikmat masih bisa buang air kecil dengan normal sesuai dengan penciptaan manusia. Ia masuk ke dalam nikmat kesehatan yang memang kebanyakan manusia tidak lalai (sering lupa) darinya. Sebagaimana riwayat dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam di mana beliau bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. HR. Bukhari.

Ibnu Baththal menyatakan, ”Seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang memiliki dua nikmat ini (yaitu waktu senggang dan nikmat sehat), hendaklah ia bersemangat, jangan sampai ia tertipu dengan meninggalkan syukur pada Allah atas nikmat yang diberikan. Bersyukur adalah dengan melaksanakan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan Allah. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, maka dialah yang tertipu.”

Ibnul Jauzi menyatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat. Apabila terkumpul pada manusia waktu luang dan nikmat sehat, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya).”

Merujuk pada riwayat dan pendapat para ulama tersebut maka dapat dipahami bahwa sudah selayaknya kita bersyukur dengan segala kenikmatan yang telah Allah Ta’ala berikan kepada kita. Termasuk nikmat yang kelihatannya sangat kecil yaitu nikmat bisa buang air kecil (pipis) dengan normal. Karena banyak sekali orang di luar sana yang menderita sakit ginjal sehingga ginjalnya tidak bisa digunakan dan efeknya adalah tidak bisa buang air kecil (pipis) secara normal.

Cara untuk mensyukuri nikmat ini adalah dengan meyakini bahwa kenikmatan tersebut datang dari Allah Ta’ala yang telah menciptakan setiap bagian tubuh manusia yang berguna. Kemudian mengucapkan rasa syukur dengan hamdalah yaitu Alhamdulillah wa syukru lillah serta menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah Ta’ala.

Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur dalam seluruh kenikmatan, termasuk kenikmatan yang kelihatannya kecil seperti nikmat dapat buang air kecil (pipis). Wallahu a’alam. 19012023.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...