Kamis, 05 Januari 2023

Aku Terlahir Hanya untuk Difitnah, Benarkah?

Oleh: Ahmad Berhimin, SE

 


Menjadi bagian dari mahkluk ciptaan Allah yang harus menjalani perjalanan hidup sebagai kodrat manusia sebagai penghuni dunia yang fana dan harus melalui perjalanan yang telah diperintahkan oleh Sang Khalik, siap tidak siap inilah perjalanan hidup yang harus kita jalani.

Terlahirnya diriku ke dunia fana ini sudah menjadi takdir yang harus aku jalani dan ikuti dengan ikhlas dan tawakal. Karena sebelum kita terlahir ke dunia fana ini kita telah melakukan perjanjian dengan Sang Khalik sebelum roh kita ditiupkan ke jasad dalam bentuk janin di dalam kandungan ibu kita. Akan tetapi setiap mahluk di dunia ini tidak akan ada yang ingat apa yang telah kita buat perjanjian dengan Sang Khalik, karena kodrat kita tempat lupa dan tempat salah serta dosa.

Aku sebagai mahluk yang terlahir di dunia ini  merasa bahagia dan berusaha menjadi mahluk yang baik dan sesuai harapan orang tua,  ibu dan bapak. Sekuat tenaga orang tua memberikan bimbingan baik itu bekal jasmani atau bekal rohani, akan tetapi semua yang kita jalani terkadang tidak sesuai harapan dan cita cita.

Harapan dan cita-cita bagai hamparan savana yang hijau, yang indah bersih tanpa noda yang tidak mungkin digapai, putih bagaimana perumpamaan kapas yang bersih seputih awan. Aku dilahirkan di dunia ini tidak seindah yang harapkan. Aku terlahir penuh dengan fitnahan, kekuranganku baik dari fisik atau non fisik selalu menjadi ejekan dan hinaan dan berujung fitnahan. Banyak yang selalu memanfaatkan kebaikanku untuk mencapai tujuan mereka. Aku yang menjadi bahan jaminan sehingga menjadi fitnahan, terkadang sangat menyakitkan bagai helaan nafas yang terhenti, akan tetapi mau bagaimana lagi semua harus dijalani sampai helaan napas terakhir. Abe, 05012023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...