Kamis, 26 Januari 2023

Belajar Menjadi Dewasa

Oleh: Misno Mohamad Djahri

 


Salah satu dari fase kehidupan manusia adalah masa dewasa, baik dari usia atau cara berfikirnya. Kedewasaan menjadi hal yang selalu dinantikan oleh mereka yang masih muda, bahkan ketika kecil, kita selalu berfikir tentang bagaimana menjadi dewasa. Muncul juga dalam pikiran dahulu bahwa enak menjaadi orang dewasa dan ingin segera menjadi orang yang lebih dewasa. Faktanya bahwa ketika usia kita sudah dewasa seringkali cara berfikir kita juga belum dewasa, bahkan cenderung terbawa cara berfikir anak-anak yang hanya mementingkan diri sendiri.

Salah satu dari bentuk kedewasaan adalah berusaha untuk bersikap “tanpa dosa” ketika berjumpa dengan orang yang mungkin pernah bermasalahan dengan kata. Bisa juga sikap “ramah” dengan orang yang tidak kita sukai dan bahkan sangat kita benci. Termasuk hari ini saya berjumpa dengan seseorang yang pernah menjadi pimpinan dan saya dikeluarkan karena adanya “kesalahan” yang menurutnya fatal. Tentu saja bertahun-tahun saya berusaha untuk tidak berjumpa dengannya, walaupun sudah tiga kali berjumpa di kesempatan yang memang harus berjumpa karena bidang keilmuwan yang sama.

Mengucapkan salaam dan menyapa baik saya ataupun beliau terjadi seolah-olah dulu tidak pernah terjadi apa-apa. Mungkin sudah lupa, mencoba melupakan, atau memaksanakan diri untuk lupa sehingga berusaha untuk berinteraksi seperlunya minimal salam sebagai muslim. Bisa jadi ini adalah sebuah sikap kedewasaan di mana kita mencoba bersikap untuk melupakan masa lalu dan memulai sebuah lembaran baru. Mirip seperti suami istri yang bercerai, di mana mereka terkadang bertemu dan berusaha untuk bersikap seperti biasa sebagaimana berinteraksi dengan orang lain.

Sebuah riwayat dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam di mana beliau bersikap baik kepada orang-orang munafik yang ada di Madinah. Padahal beliau bisa saja bersikap keras dan menghukumnya, tapi ini sebagai suatu hikmah bahwa beliau adalah rahmat bagi seluruh alam. Banyak sekali sikap beliau yang menunjukan kedewasaan dalam bersikap kepada orang lain yang dapat dijadikan tauladan bagi umat manusia.

Semoga dengan bertambahnya usia, kedewasaan kita akan terus bertambah, tentu saja bukan hanya bertambahnya usia justru yang lebih penting adalah bertambahnya ilmu, keluasan wawasan dan kematangan pemikiran yang menjadikan kita lebih dewasa. Berfikir lebih dewasa yang dimaksud adalah yang bersifat positif, bukan dewasa yang berusaha menutupi hal-hal yang memang telah diatur oleh syariah. Wallahua’lam, 26012023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...