Senin, 02 Januari 2023

Cinta Selamanya Indah

Cinta Tak Selamanya Indah

Oleh: Misno bin Mohamad Djahri

 


Fajar Sadboy menjadi fenomena baru generasi muda saat ini, kesedihan mendalam karena diputus cinta menag sangat menyakitkan bagi generasi muda. Apalagi jika karakter awalnya adalah baper (bawa perasaan)-an, tidak percaya diri, minder dan sifat negative lainnya pada diri seseorang, maka semakin lengkap sudah penderitaannya hingga hidup serasa bagai neraka dan keinginannya hanya satu yaitu mengakhiri kehidupan di dunianya. Nama Fajar Sadboy semakin viral dengan lagu yang dinyanyikannya dengan judul “Cinta Tak Selamanya Indah”, sebuah lagu yang menggambarkan keadaan dirinya saat ini. Apakah ada yang salah dengan judul lagunya? Bagaimana Islam memberikan solusinya?

Cinta adalah anugerah dari Allah Ta’ala, ia berupa rasa suka, kagum, simpati, senang kepada orang lain. Rasa ini muncul bersamaan dengan tumbuh berkembangnya manusia, sejak masa kecil, anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang yang sudah tua akan selalu merasakan rasa ini. Jika masa anak-anak dan remaja rasa cinta itu berupa sayang dan memerlukan orang-orang terdekatnya, maka pada usia remaja dan pemuda rasa cinta ini mengarah kepada lawan jenis yang menurutnya sesuai dengan perasaannya. Pada kasus penyimpangan lainnya, ia juga muncul pada sesame jenis yang dianggap cocok dan sesuai dengan “perasaannya”. Semakin bertambah usia maka kematangan cinta mencapai puncaknya, hingga cinta orang dewasa akan lebih sempurna, logis dan selalu membawa kepada keindahan dan kebahagiaan walaupun mungkin tidak saling memiliki.

Permasalahan utama khususnya bagi remaja dan pemuda, sebenarnya termasuk orang dewasa juga adalah membedakan antara cinta dan hawa nafsu. Ya… menyukai seseorang seringkali diawali dengan tampilan fisik yang menawan, cantik dan tampan selalu menjadi awal rasa suka itu. Selanjutnya mungkin ditambah dengan perilaku yang sopan dan baik, ramah, suka menolong dan peduli dengan orang lain. Tapi intinya tetap pada sesuatu yang terlihat oleh pandangan, terdengar oleh telinga dan pada tingkatan yang lebih tinggi seharusnya sampai di rasa di hati. Rasa cinta yang muncul memang seringkali dihiasi dengan hawa nafsu, apakah hal ini salah? Tentu saja tidak serratus persen salah, karena itu adalah fitrah manusia yaitu mencintai orang lain yang menurutnya sesuai dengan perasaannya. Kesalahannya adalah ketika hawa nafsu itu lebih mendominasi sehingga cinta yang selalu indah menjadi rusak karena hawa nafsu yang menguasai.

Membahas tentang cinta sejatinya Islam telah mengajarkannya, bagaimana cinta yang merupakan anugerah dari Allah Ta’ala haruslah dijaga dan dipelihara agar selalu sesuai dengan syariahNya. Cinta kepada Allah Ta’ala menjadi dasar dan pondasi bagi cinta kepada seluruh makhlukNya, sehingga cinta akan selalu indah. Tidak mengapa ketika cinta diawali dengan rasa suka dengan fisik, penampilan dan perilakunya, tetapi kemudian dikuatkan dan didasari lagi dengan cinta karena Allah Ta’ala dan rasulNya. Sebagai contoh, seseorang yang mencintai orang lain kemudian keduanya menikah maka kecintaan keduanya akan semakin abadi dengan dasar cinta karena Allah Ta’ala. Jika ada istilah “Cinta Tak Harus Memiliki” juga berlaku pada cinta sejati, karena kecintaan kepada Allah Ta’ala yang terimplementasi dalam cinta kepada orang lain akan menjadikannya tetap mencintai seseorang tanpa harus memiliki dalam sebuah ikatan.

Cinta Selalu Indah jika cinta itu didasari oleh cinta karena Allah Ta’ala, cinta yang tidak indah adalah ketika cinta itu didominasi oleh hawa nafsu, semisal hanya ingin menikmati fisiknya. Cinta seperti ini bahkan akan segera tiada seiring dengan berlakunya masa. Cinta karena hawa nafsu atas kecantikan atau kegagahan seseorang akan hilang ketika orang yang dicintai semakin tua atau memiliki sifat yang tidak kita sukai. Bahkan cinta yang hanya didasari hawa nafsu akan menyiksa pemiliknya ketika tidak disambut oleh orang yang dicintainya, “Bertepuk Sebelah Tangan” adalah cinta yang tidak diterima oleh orang yang dicintainya.

Cinta yang tidak diterima oleh orang yang dicintai pecintanya adalah cinta yang menurutnya tidak selamanya indah. Padahal cinta itu masih bisa tetap ada tanpa harus mendapatkan sambutan, karena cinta karena Allah Ta’ala tetap akan ada yaitu cinta pada seseorang karena orang tersebut melaksanakan seluruh syariah Allah Ta’ala dan mengikuti sunnah nabiNya. Menyadari bahwa cinta yang tidak diterima lebih kepada cinta karena hawa manusia akan menjadikan jiwa lapang dada untuk menerimanya. Karena cinta haruslah saling memberi dan menerima antara dua pihak yang saling mencinta, dan agar cinta itu abadi maka cinta karena Allah Ta’ala adalah pengikatnya.

Akhirnya, Cinta Selalu Indah ketika rasa cinta itu didasari kecintaan kepada Allah Ta’ala. Walaupun tidak harus memiliki tetapi rasa cinta itu akan selalu ada, cinta pada seseorang karena orang tersebut melaksanakan syariah Allah dan RasulNya. Semoga kita selalu mendapatkan cintaNya, Cinta yang Selamanya Indah, hingga di akhir masa… Pagi Penuh Cinta di Bogor, 02012023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...