Kamis, 19 April 2012

Kala Bohong Jadi PIlihan


Oleh : Abu Aisyah
 
 
Dari beberapa buku yang saja baca berkenaan dengan penyebab terjadinya bohong ada beberapa hal yang menarik untuk kita telaah bersama. Jujur saja, tulisan ini terinspirasi ketika antara sengaja dan tidak perbuatan bohong itu kita lakukan. Kalau bicara masalah dosa bohong sepertinya kita juga sudah sering sekali membacanya dalam kalamullah yang mulia, namun sesering itu pula kadang kita terjebak dengan apa yang disebut dengan bohong. 
Dari beberapa bacaan mengenai penyebab bohong ternyata faktor utama seseorang berbuat bohong adalah karena rasa tidak mau disalahkan, merasa diri bisa atau karena suatu kepentingan tertentu. Misalnya seseorang yang diberikan amanah suatu pekerjaan namun karena suatu hal dan halangan ia tidak bisa melaksanakan amanah pekerjaan tersebut. Ketika ia ditanya oleh atasannya kenapa tidak melaksanakan amanah pekerjaan tersebut maka seseorang itu akan menjawab "Maaf pak, tadi saya masih ada pekerjaan yang lain" atau "maaf pak, tadi alat yang digunakan rusak" dan seribu satu alasan yang dikemukakan untuk memmbela diri agar tidak disalahkan. Kalau alasana itu masuk akal mungkin sah-sah saja, tapi sering kali alasan yang dibuat itu tidak sesuai dengan kenyataan (bohong). Nah... bohongnya seseorang itu biasanya memang dalam hal-hal seperti ini. Ia tidak mau kalau disalahkan atau ia ingin lari dari satu kenyataan yang terjadi karena kesalahannya. 
Kalau dari pengalaman sih bohong itu terjadi karena tidak enak, tidak mau direndahkan, "harga diri" atau karena kepentingan yang harus dilaksanakan. Biasanya ini terjadi karena adanya perasaan yang tidak enak sehingga bohong menjadi jalan keluar darurat. 
Bohong memang terkadang tidak bisa kita hindari, namun bukan berarti kita harus terjebak dengan segala bentuk kebohongan. Kebohongan hanya dibolehkan ketika kemasalahatan itu lebih besar, bukan karena untuk kepentingan pribadi apalagi membela diri yang tidak ada kebaikan sama sekali. 
Bagaimana ketika ternyata bohong itu jadi pilihan atau kita baru sadar kalau kita tadi berbohong? Tentu saja berbohong itu tidak diperkenankan namun jika itu terjadi karena "terpaksa" maka sudah selayaknya kita untuk segera melakukan hal-hal yang bisa mengurangi kesalahan dalam berbuat bohong tersebut. misalnya ketika kita sadar kita berbohong maka hendaknya hal pertama yang harus dilakukan adalah meminta maaf kepada seseorang yang kita bohongi tersebut. Biasanya kalau yang seperti ini sangat susah sekali, katanya sih untuk menjaga harga diri. kalau memang tidak mungkin meminta maaf kepada orang yang sudah kita bohongi secara langsung maka bisa saja dilakukan dengan meminta orang lain untuk memintakan maaf, intinya kita bisa minta maaf kepada orang yang telah kita bohongi bagaimanapun caranya. Berikutnya jika kita terpaksa berbohong dan kita baru sadar maka segeralah beristighfar dan memohon ampun kepada Allah ta'ala, ini sangat penting karena manusia memang tempat salah dan lupa sehingga sudah selayaknya kita untuk selalu beristighfar.... terakhir ketika kita sadar kita berbohong maka sebaiknya kita iringi perbuatan dosa tersebut dengan segala bentuk amal sholeh yang bisa kita lakukan, misalnya dengan bersedekah atau memberkan sesuatu yang terbaik untuk umat Islam. tentu saja yang paling penting dari semua itu adalah selalu waspada dan jangan sampai terjatuh lagi kepada perbuatan bohong...... Wallahu a'lam. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...