Minggu, 15 April 2012

Pengertian Agama...



Oleh : Ahmad Remi


Mencari pengertian agama, dari sudut kebahasaan (Etimologis) terasa akan lebih mudah jika dibandingkan dari sudut istilah (Terminologis), karena mendefinisikan agama dari sudut istilah sudah mengandung muatan subyektivitas dari orang yang mengartikannya. Kesulitan ini diakui oleh Prof. Mukti Ali (Bapak Ahli Perbandingan Agama) dan juga James H. Leuba (Orientalis) dalam mendefinisikan agama.
Pada umumnya kata agama dipahami “A” berarti tidak dan “Gama” berarti kacau, dengan maksud orang yang beragama maka hidupnya tidak akan kacau. Mengacu terjemahan dari bahasa Sanskerta, yang diartikan secara terpisah lalu secara terpadu didefinisikan seperti itu, menurut Prof. Sulaiman, Guru Besar UII dan Bahrum Rangkuti  adalah analisa ilmiah yang tidak benar. Menurut Bahrum, kata Agama, A-nya dibaca panjang (A-gama) berarti cara, jalan, karena kata itu berasal dari bahasa Indo-German, yaitu “Gam” yang berarti jalan, cara berjalan, cara-cara sampai keridhoan Tuhan. Mungkin mereka yang menerangkan seperti itu belum mengetahui bahasa Sanskerta.
Agama dalam bahasa Latin adalah Religi asal kata dari Relegere, yaitu “Re” berarti kembali dan “Ligere” berarti terkait/terikat, maknanya agama mempunyai sifat mengikat bagi pemeluknya. Lalu perkataan ini berkembang di seluruh penjuru benua Eropa dengan lafal yang bervariasi, sesuai dengan bahasa bangsa-bangsa yang hidup di benua tersebut, seperti Religie (Belanda), Religion/Religious (Inggris) dan sebagainya.
Sedangkan dalam bahasa Arab, agama disebut Dien, sempurnanya Ad-Dien (  الد ين  ) masdar dari دَانَ - يَدِيْنُ , menurut lughat mempunyai arti bermacam-macam diantaranya berarti :
Pengertian umum yang dapat dipahami, Ad-Dien artinya Undang-undang atau peraturan Allah I  yang mesti ditaati dan dipatuhi oleh manusia.
Dalam Qur’an, kata Dien dipergunakan, tidak hanya untuk Islam tapi juga untuk selain Islam, termasuk juga kepercayaan pada berhala, seperti yang terdapat pada QS. Al-Kafirun 1-6.
Ketiga pengertian Etimologis diatas baik Agama, Religi ataupun Ad-Dien, masing-masing mempunyai riwayat dan sejarah sendiri-sendiri. Sedangkan dari sudut Terminologis (istilah) adalah yang paling sulit, karena ada 3 alasan, ungkap Prof. Mukti Ali, sebagai berikut :
1.       Pengalaman agama adalah soal batin, subyektif dan sangat individualis sifatnya.
2.       Barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional daripada orang yang membicarakan agama. Karenanya emosi selalu melekat dalam pembahasan tentang agama.
3.       Konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang memberikan definisi    tersebut.

Walaupun demikian beliau tetap mencoba memberikan definisi sebagai berikut:” Agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum-hukum/aturan-aturan yang diwahyukan Tuhan kepada utusan-utusan-Nya untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat (Etika Agama dan Pembentukan Kepribadian Nasional, Mukti Ali-1962).
Sedangkan “Religi adalah kepercayaan dan hubungan manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakekat yang ghaib, dimana hubungannya diwujudkan dalam sistem dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu”. Demikian Sidi Gazalba dalam bukunya “ Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam-1962”.
Dan istilah Dien, karena berasal dari bahasa Arab dan terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an juga dalam hadits Nabi, maka lebih layaklah kita mengacu pada definisi yang dibuat oleh para ulama/ilmuwan muslim, diantaranya adalah pendapat Syaikh Mustafa Abdurraziq dalam “Din, Wahyu Wa Al-Islam”,menyatakan:
“Dien adalah wahyu Allah semata kepada Nabi-nabi yang dipilih-Nya diantara umat manusia dan mengutus mereka untuk menjadi imam-imam yang menunjukkan jalan (untuk kebahagiaan dunia dan akhirat) dengan bimbingan Allah I”.
Sedangkan Dr. Rauf Syalabi dalam bukunya “ Yaa Ahlal Kitab Ta’alau ila Kalimatin Sawa” setelah beliau berpanjang lebar mengartikan Dien secara rinci baik dari sudut etimologis  maupun terminologis yang komprehensif menyimpulkan bahwa “ Dinullah adalah ajaran yang menyeluruh (sempurna), yang tidak saja mencakup perorangan dan keluarga,tapi juga masyarakat umum dan negara (politik), jadi bukan hanya ritual ibadah, bukan hanya ajaran kerohanian, namun ajaran komprehensif yang mencakup fisik dan metafisik, serta duniawi dan ukhrowi (akhirat) secara serentak".   
Sekian penyusun menguraikan tentang agama, religi dan dien, walaupun amat disadari oleh penyusun bahwa teori-teori tentang masalah ini terlalu banyak dan kompleks karena perkembangan ilmu yang semakin maju, sehingga agama bisa didekati dengan berbagai metode. Tapi bukanlah tempatnya disini bagi penyusun untuk membahasnya, mungkin dalam bentuk yang lain, Insya Allah, penyusun akan menguraikan lebih lanjut. Uraian dimuka dimaksudkan agar pembaca secara umum mengenal dan memahami Agama, Religi atau Dien secara mendasar, tidak terlalu ngejelimet ataupun tidak terlalu dangkal.
Berbagai macam metode yang dipergunakan untuk memahami agama, dari nilai historis, arkeologis, psikologis, fisiologis, sosiologis, tipologis sampai dengan fenomenologis. Berangkat dari berbagai metode pendekatan inilah yang menimbulkan berbagai persepsi tentang agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...